Berubah?

789 78 5
                                    

Soobin terus menatap wajah sang suami yang saat ini sedang tak sadarkan diri, berbaring lemah dengan jarum infus yang menancap ditangannya.

Lamunan soobin pecah, saat suara ketukan pintu terdengar. Soobin pun mengizinkannya masuk, ternyata itu adalah dokter yang menangani yeonjun.

"Ada apa dok? apa resep obatnya sudah ada?" tanya soobin melihat dokter yang berdiri di sampingnya.

"Iya, resep obatnya sudah saya siapkan. Sebelum itu, saya boleh bertanya beberapa hal?" ucap sang dokter.

Soobin bingung, tampaknya dokter ingin menanyakan hal yang serius. Soobin pun mempersilahkan dokter untuk bertanya.

"Jadi, sudah berapa lama kalian menikah?"

"Sekitar hampir 8 bulan, dok."

"Baik.. em, maaf jika sedikit lancang. Kalian berhubungan badan sudah berapa kali?"

Soobin terdiam, jika diingat mereka hanya melakukannya sekali. Itupun sebelum mereka menikah, bahkan tak ada rasa cinta sama sekali saat mereka melakukan itu. Toh, mereka juga tak sadar.

"Hanya... sekali, dok." jawab soobin ragu.

"Hanya sekali? jadi, hanya saat membuat calon anak kalian saat ini?" jawab dokter terkejut.

"Iya dok. Saya tak pernah berhubungan badan dengan suami saya semenjak saat itu. Karena.. kami memang tidak saling cinta. Semua ini karena kesalahan kami berdua, tanpa sadar ngelakuin hal itu." jelas soobin.

Sang dokter pun terkejut, ternyata sepasang suami-suami ini menikah tak berdasarkan cinta. Pasti sulit, pikir sang dokter. Sang alpha memang sakit, tapi sang omega lebih sakit. Ia yang harus menanggung semuanya.

Dokter pun akhirnya mengerti keadaan mereka. Dokter memberikan resep-resep obat yang sudah disiapkan. Sebelum pergi, dokter berbicara satu hal lagi kepada soobin.

"Pak, saya mohon.. jaga suaminya dan calon anak bapak ya. Suami bapak sudah banyak menanggung beban. Dia mengalami stress dan depresi ringan. Salah satu penyebabnya seperti yang saya bilang tadi, pasien kekurangan asupan feromon dari anda. Jadi, tolong rutin memberi suami anda feromon. Demi kesehatan suami anda dan bayinya. Bisa dengan cara memeluknya atau sekedar berpegangan tangan. Saya mohon sekali.. kalo gitu saya pergi dulu. Pasien sudah boleh pulang besok. Terimakasih." jelas sang dokter.

Soobin hanya membungkuk dan tersenyum sebagai jawaban. Setelahnya, ia lanjut melamun. Lagi-lagi memperhatikan wajah sang suami. Soobin tersadar, selama ini ia sangat jahat pada yeonjun.

Ia berpikir, apakah yeonjun akan membencinya? Apakah terlambat jika ia meminta maaf sekarang? Apa sudah tak bisa ia memulai semuanya dari awal dan menebus kesalahannya? Apakah semua orang sudah membencinya? Apakah ia masih bisa disebut sebagai 'Ayah' dari anak yang dikandung yeonjun sekarang?

Soobin meneteskan air matanya. Ia mulai menyadari kesalahannya selama ini. Ia benar-benar seorang bajingan, bagaimana ia bisa menelantarkan suami dan anaknya sendiri? bahkan sekarang, karena dirinya, bisa saja mereka kehilangan sang bayi.

Soobin menggenggam tangan yeonjun, mengusap dan membelai tangan itu. Halus, lembut, itu yang soobin rasakan. Ia mencium tangan tersebut, harum. Feromon segar nan manis milik yeonjun menusuk indra penciumannya. Manis, sangat manis.

Bodoh. Soobin berpikir ia sangat bodoh. Bisa-bisanya dia menyiakan omega secantik yeonjun. Kenapa ia tak pernah melihat bahkan menyadari sisi yeonjun yang ini?

Bahkan, keindahan beomgyu jauh telak dibandingkan yeonjun saat ini. Rasanya mustahil bagi soobin melihat seseorang yang jauh lebih indah daripada beomgyu-nya.

Namun, yeonjun mengalahkannya. Bahkan sekarang soobin merasa, keindahan apa pun di alam semesta ini tak bisa menandinginya keindahan yeonjun-nya. Yeonjun-nya? memang yeonjun milik soobin? Memikirkan itu, soobin malu. Apakah bisa Yeonjun menerimanya disaat ia sudah berperilaku sangat jahat kepadanya.

Jika orang normal pasti sudah menaruh kebencian yang besar kepada soobin. Tapi entahlah, kita tidak tahu isi hati yeonjun bukan?

Soobin terus menatap yeonjun sambil merutuki dirinya sendiri. Betapa bajingan dirinya selama ini terhadap yeonjun. Soobin terus memikirkan tersebut, sampai pada akhirnya ia tertidur dengan posisi duduk, tangan yang dilipat di atas ranjang yeonjun.

.

.

.

Tak terasa, pagi hari pun tiba. Yeonjun merasa pusing dan sakit di sekujur tubuhnya. Ia mengerjapkan matanya, ia teringat bahwa kemarin ia pingsan dan beomgyu lah yang membawanya kerumah sakit.

Ia tersadar, apakah soobin mengetahui keadaan dirinya sekarang? karena seingatnya, kemarin soobin tak menjawab telpon nya. Dan jika soobin sudah pulang, tak mungkin juga soobin akan mencari keberadaan yeonjun.

Karena selama ini soobin tak pernah peduli padanya, kan? Ia pun berusaha duduk, namun saat ia ingin menggerakkan tangan kanannya, itu terasa berat. Yeonjun pun menoleh, alangkah terkejutnya yeonjun saat melihat soobin tertidur sambil menggenggam tangan miliknya.

Yeonjun terpaku, tak bisa mencerna hal yang sedang dilihatnya saat ini. Apakah ia bermimpi? Yeonjun menampar pipi kirinya, dan——sakit, tentu saja. 'Jadi, itu bukan mimpi?' pikir yeonjun. Matanya terbelalak, ia akhirnya tersadar jika itu bukan mimpi. Itu kenyataan, ya KENYATAAN.

Jantung yeonjun berdegup kencang, ia masih tak menyangka. Apakah soobin mengigau? Bagaimana jika saat soobin tersadar bahwa yang digenggamnya sekarang adalah yeonjun? Apakah ia akan menyumpah serapahi yeonjun lagi? Entahlah, yeonjun ingin melepaskan tangannya, namu tak bisa. Ini lah yang selalu di inginkan nya.

Hangat. Tangan soobin sangat nyaman dan hangat. Baru pertama kali ia mendapatkan afeksi selembut ini dari soobin. Yeonjun menatap wajah soobin yang terlihat sangat tenang saat tertidur.

Yeonjun ingin mengusap kepala soobin. Namun, ia segera menepis pikirannya tersebut. Ia takut soobin akan tersadar, dan malah akan memarahinya.

Namun, perut yeonjun seperti dipenuhi kupu-kupu. Geli, yang seakan-akan menyuruh nya untuk mengambil tindakan. Yeonjun berpikir 'Apa jangan-jangan bayi nya mau gue elus-elus papa nya ya?'

Namun, lagi-lagi yeonjun menepis pikirannya tersebut. Bagaimana ia bisa menyebut kata 'papi'? Yeonjun pun segera melepaskan genggaman soobin. Tapi, bukannya terlepas, tanpa sadar soobin malah makin mengencangkan genggamannya pada tangan milik yeonjun.

Lagi-lagi yeonjun dibuat gila. Bagaimana bisa seorang soobin tidak ingin melepaskan genggamannya dan malah makin mengeratkan genggamannya?

Yeonjun pun mengalah pada perasaannya sendiri. Dia perlahan mulai mengelus punggung tangan soobin yang sedang menggenggam tangannya yang satu.

Ya, hangat, dan lembut.

Namun tak lama, soobin mulai menunjukkan tanda-tanda ingin bangun karena terganggu. Dan ya, soobin pun terbangun. Yeonjun kelabakan, ia pun segera berhenti mengelus tangan sang suami.

Yeonjun sudah siap menerima konsekuensinya. Entah akan di marahi, dan hal-hal buruk lainnya.

Namun, reaksi soobin benar-benar diluar dugaannya. "Loh? Lo gapapa? ada yang sakit? bentar, lo jangan banyak gerak. Gue panggilin dokter." ucap soobin yang terlihat sangat khawatir pada yeonjun.

Yeonjun masih tak bisa memproses kejadian mengejutkan yang terjadi bertubi-tubi kepadanya. Ia hanya bisa diam, tak berkata apa pun sambil melihat soobin yang bergegas keluar untuk memanggil dokter.

Tak lama, sang dokter pun datang untuk memeriksa yeonjun. Yeonjun pun akhirnya diperiksa oleh dokter. Namun, fokus yeonjun teralihkan oleh soobin yang terus melihatnya dengan wajah yang penuh kekhawatiran.

'Apakah itu benar-benar soobin yang ia kenal?'

.

.

.

HAII! gimana? kangen ga nih sama soobjun nya? ga juga lah yaa, kan udah di kasih asupan dari sub unit soobjun, YUP! performance 'the killa'!! AHAHAHA. GILA GA SIH??!!!😭

Jangan lupa votenya yaa para moa🤡!! See you next chapter!!

A mistake || Soobjun [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang