Semakin benci.

787 63 2
                                    

Yeonjun telah membersihkan tubuhnya. Sangat segar pikirnya. Setelah seharian berada di suasana yang begitu canggung.

"Hahh, seger banget. Lo beneran idup dalem perut gue?" yeonjun berbicara pada perutnya.

"Jangan rewel ya, semoga aja bapak lo bisa nerima kehadiran lo ya." sambung yeonjun lalu duduk di tempat tidur menghubungi hyuka untuk berterimakasih. Karena nya lah ia tidak perlu pusing memikirkan cara untuk memberitahu orang tua soobin.

Yeonjun sudah memikirkan yang tidak-tidak. Diluar dugaan, ternyata orang tua soobin sangatlah baik hati.

Setelah menelepon hyuka, yeonjun berencana turun ke bawah karena mama soobin memang menyuruhnya turun untuk makan malam.

Saat yeonjun ingin membuka pintu, pintu terlebih dahulu dibuka oleh soobin.

Yeonjun tersentak kaget, soobin masuk tanpa mengatakan sepatah apa pun kepadanya.

Saat yeonjun ingin keluar dari kamar "Ngapain lo seenaknya pake baju gue?" tanya soobin sinis.

"Mama yang nyuruh." jawab yeonjun singkat, laku bergegas pergi meninggalkan soobin.

"Bangsat!"

Di dapur, yeonjun dapat melihat mama soobin yang sedang menyiapkan makanan dan papa soobin yang duduk di kursi meja makan sedang membaca koran.

Yeonjun merindukan pemandangan ini. Dulu, ia selalu bercanda dan tertawa di meja makan dengan ibu dan ayah nya.

Pemandangan dan suasana ini membuat yeonjun bernostalgia.

"Eh yeonjun! sini turun, kenapa melamun?" panggil mama soobin memecahkan lamunan yeonjun.

"Eh iya ma.. aku turun." jawab yeonjun lalu segera turun dan menghampiri sang mama.

"Sini ma, biar aku bantu." tawar yeonjun.

"Gausah sayang.. mama aja. Sana, kamu duduk aja temenin papa." tolak mama dengan halus.

"Gapapa ma, aku juga ga enak. Udah numpang, malah ngerepotin." jawab yeonjun.

"Heh!" sang mama mencubit pinggang ramping yeonjun pelan.

"Aduhh ma!" rengek yeonjun.

"Kamu ini! ga boleh ngomong gitu yeonjun! ini rumah kamu, ga ada istilah numpang numpang! kamu juga ga ngerepotin kok, malahan mama seneng sama kehadiran cowo cantik kaya kamu. Kamu juga lagi mengandung cucu mama" jelas sang mama.

"Hehe, maaf ma. Yaudah, aku duduk dulu ya." setelah itu yeonjun pun duduk di kuris di depan sang papa.

"Kamu gapapa? ga ada yang sakit? perut nya ga sakit? perlu obat? kamu udah periksa kandungan? kamu ada ngidam sesuatu?" tanya papa bertubi-tubi.

"A-aku gapapa pa.. aku ga sakit, perut ku juga baik-baik aja. Untuk sekarang mungkin aku perlu vitamin untuk kandungan pa. Aku tadi udah periksa sama temen aku. Aku baru jalan 2 minggu pa, masih ga ada tanda-tanda ngidam kok." jawab yeonjun halus.

"Oh gitu ya.. papa lupa, terakhir ngerawat orang hamil sekitar 21 tahun lalu. Pas mama kamu lagi ngandung soobin." jawab papa sambil melirik sang empu yang sedang dibicarakan.

"Ih papa ini! jangan di tanya-tanya terus yeonjun nya!" ucap mama soobin lalu memukul pelan pundak sang suami.

"Gapapa ma, papa cuma nanya kok." jawab yeonjun membela sang papa.

"Tuh, yeonjun nya bilang gapapa kok." jawab papa sambil tersenyum menatap sang istri.

Sang istri pun hanya menatap si empu sinis. Lalu mereka melanjutkan pembicaraan, kadang tertawa bersama.

"Nah udah, sekarang kita makan. Oh iya, soobin nya mana ini? SOOBIN!! AYO TURUN! MAKAN MALAM DULU!" teriak sang mama dari bawah.

Tak lama, terlihat soobin yang mulai menuruni tangga. Tak berucap apa-apa, soobin langsung duduk di samping papa nya.

Mereka pun makan bersama, hanya dentingan pring dan sendok yang terdengar. Setelah semua menyelesaikan makannya, sang kepala keluarga membuka suara.

"Jadi, pernikahan kalian berdua akan dilaksanakan dalam 3 hari lagi. Besok kalian akan mulai fitting baju, dan kita akan mempersiapkan acaranya. Lalu besoknya lagi, kalian akan foto prewedding." jelas papa.

Yeonjun terkejut, 3 hari? sangat gila. Bagaimana bisa secepat itu?

"3 hari? kecepetan pa! ga bisa gitu dong! kenapa ga minta pendapat dan persetujuan dari soobin dulu?!" jawab soobin tak terima.

"Ga ada tapi-tapi! Lebih cepat lebih baik! Kamu harus ingat, sekarang yeonjun sedang mengandung anak kalian berdua! 3 hari sudah paling lambat! jika kamu menolak semua fasilitas, dan kedudukan kamu di perusahaan akan papa cabut!" ancam sang papa.

Soobin tak bisa bisa berbuat apa-apa. Kedudukan di perusahaan sangat lah penting. Ia akan menjadi penerus papa nya nanti.

Yeonjun hanya menyimak percakapan mereka. Yeonjun tak berhak menolak. Semua ini sudah diatur oleh orang tua soobin. Setidak tahu diri apa dia jika menolak.

"Udah, kamu jangan ngebantah lagi soobin! besok kita akan pergi fitting baju. Tidak ada alasan. Kamu harus pergi soobin!" titah dari sang mama.

Soobin hanya mengangguk mengiyakan perkataan sang mama.

Setelah selesai makan, yeonjun berniat kembali ke kamar dan beristirahat. Namun dipikirannya terlintas wajah soobin. Apakah ia akan tidur seranjang dengan soobin?

Tapi yeonjun langsung menepis pikirannya, mungkin soobin lebih memilih tidur di kamar tamu dibandingkan tidur dengannya.

Dan benar saja, saat yeonjun masuk ke kamar soobin tidak ada tanda-tanda kehadiran soobin. Yeonjun sudah menduga itu.

Yeonjun langsung merebahkan tubuhnya dan segera beristirahat.

Disisi lain, dikamar tamu. Soobin sedang berbaring menatap langit-langit kamarnya. Lagu lagi ia sedang memikirkan beomgyu. Sedang apa dia sekarang, apa dia sudah makan, apa dia baik? semua itu terlintas dipikirannya.

Soobin memberanikan diri untuk menghubungi beomgyu. Soobin pun mengambil ponsel lalu segera menelpon beomgyu.

Panggilan pertama ditolak.
Panggilan kedua kembali ditolak.

Namun tak menyerah, soobin menelpon kembali ke 3x nya. Dan beomgyu pun akhirnya mengangkat panggilannya.

"Beom——" tak sempat soobin berkata, beomgyu terlebih dahulu menyela.

"gausah hubungin aku lagi soobin. kamu udah punya yeonjun. aku mohon jangan sakitin yeonjun lebih dari ini, bin. yeonjun itu baik, jauh lebih baik dari aku. jadi, jangan sia sia in yeonjun ya soobin. jaga dia."

Tak sempat soobin menjawabnya, beomgyu lalu mematikan panggilan sepihak.

"Maksud kamu apa beom.. ga ada yang lebih baik dari kamu. Yeonjun ga ada apa-apanya dibanding kamu. Kenapa kamu malah dukung yeonjun juga, beom? secepat itu kamu ngelupain aku?" soobin berbicara kepada dirinya sendiri.

Bahkan mantan pacarnya itu bukannya membenci yeonjun, beomgyu malah mendukung yeonjun.

Soobin sangat kesal, lagi-lagi perasaan bencinya kepada yeonjun bertambah. Mengapa yeonjun harus mengandung anaknya? harusnya itu beomgyu. Pikir soobin, namun semua sudah terjadi, apa lagi yang perlu disesali?

Gimana? udah mulai ngebosenin? jangan lupa kasih saran dan votenya ya!! dan makasih juga buat yang udah kasih saran! See you next chapter‼️

A mistake || Soobjun [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang