Proses, katanya.

704 60 5
                                    

Soobin dan juga yeonjun pun tiba di kediaman mereka. Soobin turun terlebih dahulu lalu segera membukakan pintu untuk sang suami.

Yeonjun hanya memperhatikan dan mengamati pergerakan sang dominan.

Yeonjun turun dari mobil, hendak pergi masuk dahulu namun, suara soobin menghentikannya.

"Tunggu, yeonjun."

Yeonjun pun menoleh, menampilkan wajah bingungnya.

Soobin segera menghampiri yeonjun lalu menggenggam erat tangan yeonjun.

"Bareng."

Wajah yeonjun memanas, ingin rasanya ia berteriak.

"A-apaan dah, mau masuk rumah doang juga."

"Kan proses.." ucap soobin lembut.

'ALAH BANGSAT, KEMANA AJA LO DULU ANJING. BIKIN GUE SAMA ANAK GUE SEDIH BEGINI.' batin yeonjun.

'Tapi gapapa deh. Seumur-umur baru kali ini gue di treat bener-bener kayak suaminya. Yaa, semoga aja soobin beneran mau berubah.' batin yeonjun lagi.

Mereka pun masuk ke dalam rumah sambil bergandeng tangan. Saat sudah masuk, yeonjun berniat melepaskan genggaman tangan mereka berdua.

Namun, soobin mengehentikannya.

"Kenapa? gue mau bikin sarapan, lepasin dulu."

"Boleh bicara bentar?"

Yeonjun terdiam, mau bicara apa lagi kira-kira? apakah soobin ingin bilang bahwa ini hanya sebuah prank? Yeonjun mulai memikirkan yang tidak-tidak.

"B-boleh, mau... bicara apa?"

Soobin membawa yeonjun ke ruang tamu untuk berbicara. Entahlah, mungkin.. sedikit serius?

"Jadi, gue mau ngelurusin semua. Gue ga mau lo masih anggep gue bercanda atau gimana. Gue berani bilang kalo gue bener-bener serius. Gue ga tau lo mau maafin apa engga, tapi dengerin. Gue udah sadar sama kesalahan gue di masa lalu yang suka ngebentak lo, nyakitin perasaan lo-suami gue sendiri. Jadi, sekali lagi gue minta maaf. Gue bakalan berusaha jadi suami sekaligus ayah yang baik buat kalian. Kasih tau gue semua tentang lo, apa yang lo suka, maupun apa yang ga lo suka."

Mendengar tutur kata yang keluar dari mulut soobin, hati yeonjun seperti berbunga. Mata nya memanas, air mata berusaha ia bendung. 'Apakah ini saatnya ia menjemput kebahagiaan yang selama ini diimpikannya?'

Namun pada akhirnya, yeonjun tak mampu menahan air matanya lebih lama lagi. Tangis nya pecah, ia berusaha menahan suara tangisan nya, dan menutupi wajahnya yang sudah kacau. Namun, soobin lagi-lagi menarik yeonjun kedalam pelukannya. Mengelus-elus punggung dan kepala sang submissive.

"Gapapa, keluarin aja. Kalo lo mau, lo boleh pukul gue. Lampiasin semuanya ke gue."

Yeonjun tak menjawab, ia mengalungkan tangannya di leher soobin. Untuk mendapat posisi yang nyaman, soobin mengangkat yeonjun kepangkuannya.

Alhasil, yeonjun duduk dipangkuan soobin dengan kaki yang melingkar di pinggang, dan tangan yang dikalungkan pada soobin.

Tak lama, tangisan yeonjun reda.

"Lo.. janji kan? ga bakal nyakitin gue lagi? anak kita lagi?" yeonjun berbicara pada soobin masih dengan posisi yang sama, namun wajah yeonjun beralih menatap mata sang dominan.

"Janji, sayang. Udah ya, jangan nangis lagi. Mau makan? biar gue aja yang masak. Duduk aja disini ya. Ga pernah ngerasain masakan ayah soobin kan? hehe" soobin berbicara dengan nada sombong untuk menghibur yeonjun.

A mistake || Soobjun [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang