Seminggu berlalu, Shona dan Shem tentu menjalani hari-harinya seperti biasa. Shem mulai sangat sibuk sejak pulang dari rumah sakit beberapa waktu lalu. Banyak yang pria itu urus mulai dari pekerjaan, kejahatan yang dia dapat, belum lagi mengurus kebutuhan istrinya yang tengah mengandung. Shem bersyukur karena Shona sepertinya mengerti dengan situasi, wanita itu jarang mengeluh ataupun marah seperti biasanya. Dan hal itu juga yang membuat Shem merasa tidak enak hati. Bagaimana tidak, dia jarang menemani Shona dirumah bahkan Shem tau jika Shona terkadang memenuhi ngidamnya seorang diri tanpa berniat merepotkan dirinya.
Shem mengumpat kesal saat lagi-lagi dia harus mengingkari janjinya untuk pulang lebih cepat dari biasanya. Semakin merasa bersalah saat mendengar suara lembut Shona mengatakan jika dia tidak apa-apa lewat sambungan telepon beberapa saat lalu.
"Maafkan aku, sedikit lagi semuanya akan selesai" gumamnya disertai helaan nafas berat diakhir.
Pria itu kembali mengambil ponselnya lalu mulai sibuk lagi dengan benda pipih itu, ntah apa yang dikerjakan.
Berbeda dengan Shem yang tengah sibuk dan serius, kini Shona tengah bersantai dengan semangkuk buah strawberry yang dipeluknya diatas kedua kaki yang ditekuk diatas sofa. Wanita itu terlihat nyaman dengan posisinya dan tampak fokus pada drama yang sedang ditayangkan pada layar tv di depannya.
Jika jujur, sebenarnya wanita itu tidak senang saat Shem mengingkari janjinya lagi, tapi apa boleh buat? Shona tidak mau semakin membuat Shem terbebani jika dia mengikuti emosinya untuk merajuk seperti anak kecil. Bukan saatnya mengharapkan bujukan dari Shem karena memang suaminya itu benar-benar sedang dibebani banyak hal.
Shona melakukan peregangan saat drama yang ditontonnya sudah usai. Semangkuk strawberry pun habis tak tersisa. Kini wanita itu bangkit dan mulai melangkah menuju kamarnya.
"Aku harus mandi sekarang" gumamnya sambil melihat wajahnya pada cermin. Wanita itu tersenyum sendiri pada pantulan dirinya dicermin.
"Aku tidak menyangka jika cerita hidupku sudah sejauh ini..
Kehidupanku banyak berubah bukan?,, aku bukan anak manja ayah dan ibu lagi dan sebentar lagi aku yang akan menjadi seorang ibu..
Tuhan jika boleh aku meminta, tolong biarkan aku dan suamiku hidup dengan baik. Kami sudah sejauh ini, tidak boleh ada hal buruk lagi yang terjadi, aku mohon"
Wanita itu mengucapkan doanya dengan begitu tulus. Terlepas dari semuanya, Shona hanya ingin hidupnya normal kembali tanpa kecemasan dan ketakutan lainnya.
Usai dengan kegiatan mandinya yang berlangsung hampir 30menit lamanya. Shona mulai bersiap karena dia berencana untuk mengunjungi Shem dikantor. Wanita itu berfikir, jika Shem tidak bisa datang berarti dialah yang harus mengalah untuk pergi menghampiri suaminya itu.
"Aku tau Shem pasti akan cerewet saat aku sampai disana huff.."
×××
Shona melangkah santai memasuki area kantor Shem. Menyempatkan diri untuk tersenyum ramah pada setiap kariawan yang dilewatinya.
"Apakah Shem-.. ah maksudku suamiku ada di ruangannya?" Tanyanya pada sekretaris yang kurang disukainya.
"Ada nyonya, mau saya cek terlebih dahulu?" Tanyanya ramah.
"Tidak. Terimakasih.. saya akan langsung masuk" tolaknya dengan senyuman. Shona pun langsung melangkah menuju ruangan Shem meninggalkan sang sekretaris yang tengah menggerutu kesal lantaran merasa Shona begitu sombong.
Sebelum sampai pada ruangan Shem tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat orang yang dikenalnya juga melangkah dari lawan arah.
Shona menarik sudut bibirnya tersenyum ramah.
"Hi Jaevan" sapanya. Rasanya sudah begitu lama tidak bertemu dengan orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
jerk and diamonds🔞| sungsun/sunsun
Fanfictionbagaimana jika wanita kalangan atas berwajah cantik nan anggun terjebak dalam permainannya sendiri hingga harus mengalah dan menurunkan harga dirinya hanya karena jatuh dalam pesona seorang gangster berwatak dingin, berhati keras Dan Kasar? "Jadi ba...