22

904 99 31
                                    

Setelah memastikan Shona lebih tenang, Shem pun melepaskan dekapannya pada Shona untuk melihat wajah cantik itu lebih jelas. Ditatapnya Shona dengan helaan nafas yang membuat Shona mencebik kesal walaupun matanya masih berkaca-kaca.

"Sudah? Sekarang giliran aku yang berbicara" kata Shem.

"Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan" jawab Shona ketus sambil menghapus air mata yang membasahi pipinya.

"Dengarkan aku dulu, setelahnya kau bebas untuk bicara"

Shona pun menghela nafas lalu mengangguk malas tanpa melihat pria itu.

"Kau tau bukan jika aku belum ingin menikah? Sejak awal aku memintamu untuk mencegah hal ini terjadi juga karena aku tidak ingin menikah dalam waktu yang dekat" Shona bersiap untuk menjawab tapi Shem lebih dulu menutup mulutnya agar diam, hingga wanita itu menatap protes.

"Mengenal mu bukanlah hal yang pernah aku pikirkan sebelumnya tapi kehadiranmu benar-benar membuat aku merasa lebih baik. Kau berharga, aku hanya ingin menjagamu dan kau percaya kepadaku. Kejujuran itu penting Shona, apapun masalahnya harusnya kau jujur lebih awal. Aku marah karena kau berusaha lari dari masalah dan membuatku menjadi pria bajingan yang tidak tau apa-apa"

Shem kembali menghela nafasnya.
"Ini tidak mudah bagimu, tapi akan lebih membantu jika kau mau meminta pendapat dan saranku lebih dulu. Aku akan hilang akal jika kau pergi tanpa memberi tau alasan yang sebenarnya Shona. Kau akan membuatku sangat menyesal nantinya. Apa kau tidak memikirkan itu?"

Shona menggeleng lugu karena sungguh tidak berpikir jika Shem akan menyesal karena memang menurutnya pria itu tidak akan suka mendengar kabar kehamilannya.

"Aku tidak ragu sedikitpun tapi kau yang meragukan ku. Aku bertanya karena aku ingin kau mengingatnya, Jika aku ayahnya maka aku harus bertanggung jawab" kalimat itu mampu membuat Shona mengerutkan dahinya, apa dia tidak salah dengar?

Shem melepaskan tangannya dari mulut Shona agar wanita itu bisa bersuara sekarang.

"Maksudnya?" Tanya Shona memastikan, dia belum mengerti maksud Shem.

"Aku akan bertanggung jawab. Tidak perlu pergi kemanapun karena kita akan menikah besok" jawab Shem yang mampu membuat Shona melebarkan matanya terkejut.

"Apa?!" Tanya Shona tanpa sadar meninggikan suaranya.

"Hari ini kita harus bicara dengan Ayah dan ibumu. Semalam aku sudah bicara dengan orang tuaku dan mereka tidak masalah kita menikah besok" 

Shona ternganga, semakin tidak bisa memproses apapun rasanya seperti otaknya tidak bekerja.

"Tapi kau tidak ingin menikah bukan?" Tanya Shona yang masih tak percaya

"Itu sebelumnya. Bayi kecil kita perlu keluarga, dan lebih cepat akan lebih baik"

Shona merona malu. Mendengar Shem mengatakan itu membuatnya merasa sedikit geli. Nadanya berubah lembut tidak dingin seperti biasanya.

"Semalam aku menyakitimu, dokter akan datang untuk memeriksamu sebentar lagi"

"Dokter? Tapi aku baik-baik saja"

"Tetap harus diperiksa. Sekarang mandilah dulu" titah Shem

"Baiklah-baiklah, kau tidak akan kemana-mana bukan?" Tanya Shona. Dia takut Shem pergi menghilang lagi dan meruntuhkan harapannya tiba-tiba.

"Aku akan tetap disini. Berhati-hatilah dengan air karena lantai pasti akan licin. Panggil aku jika memerlukan sesuatu" kata Shem mengingatkan. Tangannya bergerak untuk mengusap pelan bibir Shona yang terluka.

"Bibirmu terluka. Maafkan aku untuk yang semalam" ucap Shem tanpa ragu, tatapannya melembut dan Shona tau jika dia merasa bersalah.

"Tidak masalah. Sangat wajar jika kau marah" jawab Shona dengan senyuman tulusnya.

jerk and diamonds🔞| sungsun/sunsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang