"ahhh Shemhh"
Shona membiarkan kedua tangannya berada diatas kepalanya dengan tangan kiri Shem yang menahannya. Sedangkan Shem sibuk melahap kedua payudara Shona dengan hisapan juga permainan lidah yang begitu lihai.
Malam hari dimana waktunya orang-orang beristirahat, Shona dan Shem memilih untuk menghabiskan malam dengan bergairah. Usai menyelesaikan perbincangan keduanya, Shem tampak kesal karena Shona tetap pada keras kepalanya dan memilih untuk pergi jauh. Amarahnya semakin meledak saat Shona dengan santainya memperlihatkan tiket yang sudah dipesannya untuk ke London dua hari lagi. Siapa yang ingin kekasihnya pergi jauh dengan waktu yang lama? Tentu tidak ada.
Gigitan kuat pada putingnya membuat Shona memekik terkejut, sepertinya Shem benar-benar dikuasai rasa kesalnya hingga tanpa sadar menyakiti Shona.
"Shem sakith, janganh ahh seperti ini!"
Sepertinya Shem menulikan pendengarannya. Jangan kan menjawab, berhenti pun tidak.
"Tanganku pegal!!" Kata Shona yang ikut kesal karena Shem tetap menahan kedua tangannya.
Shem melepaskan tangan Shona lalu beralih menangkup payudara kiri Shona. Meremasnya penuh dendam, seakan melampiaskan rasa kesalnya. Desahan Shona antara rasa sakit dan juga nikmat memenuhi ruangan yang sekarang panas karena kegiatan mereka.
Puas dengan kedua gundukan itu, kini Shem beralih semakin turun hingga perut Shona. Memberikan jilatan- jilatan kasar penuh deru nafsu. Tanpa Shona sadari kini Shem tengah mengamati sesuatu yang berbeda dari Shona. Pria itu berpikir keras dengan sendirinya dan mata yang kian menajam.
Shem membalik tubuh Shona dengan cepat membuat Shona kembali terkejut. Tidak ada perlakuan halus sedikit pun membuat Shona ingin menangis dan berteriak tapi dia sadar jika Shem begini juga karenanya. Sibuk dengan pikiran dan rasa bersalahnya, Shona tidak sadar jika kini pahanya sudah dibuka lebar oleh Shem.
"AKHH!" Pekiknya saat Shem menerobos masuk dengan paksa. Dengan satu hentakan kuat kini seluruh penis Shem sudah berada pada tempatnya. Masih belum bergerak karena menikmati hangatnya dibawah sana, terasa sempit, bahkan seperti terpijat lembut membuat kepalanya terasa pening seketika.
Shona memejam kuat masih merasakan sakit karena tindakan Shem tadi. Bagian bawahnya terasa penuh. Dia ingin Shem bergerak segera agar rasa sakitnya berkurang tapi tampaknya Shem sengaja mengulur waktu.
"Shem b-bergerakh!" Titahnya tersendat dengan sedikit marah.
Pria itu tersenyum miring lalu berdecih pelan. Wanita dibawahnya ini terlalu bersikap seenaknya. Hubungan ini dimulai karenanya, dia yang meminta dan meyakinkan hingga akhirnya dia berani mencoba walaupun sejak awal dia sangat ragu. Setelah Shem terbiasa dengan kehadirannya dan jatuh lebih dalam, Shona malah memilih pergi. Apakah itu adil? Tentu tidak bagi Shem. Memilih untuk menjalin hubungan bukanlah keputusan yang mudah bagi Shem karena dia harus melawan ketakutannya sendiri juga egonya yang tinggi. Takut akan kehilangan sejak awal sudah ia rasakan dan sekarang akhirnya Shona membuktikan itu. Ketakutannya terjadi dan setelah ini dia akan menderita dengan kesendiriannya.
Akhirnya Shona bisa mendesah nikmat karena Shem mulai bergerak. Gerakan nya pelan tapi cengkraman pada pahanya begitu kuat. Pria itu memang bergerak tapi sesungguhnya dia masih sibuk bergelut dengan pikirannya. Memikirkan perkataan Shona lagi membuatnya semakin tidak bisa mengontrol emosinya hingga benar-benar melampiaskannya pada Shona.
Semakin lama gerakan itu semakin cepat bahkan tidak beraturan. Shona beberapa kali memohon padanya tapi Shem tetap tuli. Cengkraman kuat pada bantal digunakan sebagai lampiasan apa yang Shona rasakan. Tanpa sadar dia menggigit bibir bawahnya begitu kuat hingga rasa amis sampai pada lidahnya yang berarti bibir itu terluka dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
jerk and diamonds🔞| sungsun/sunsun
Fanficbagaimana jika wanita kalangan atas berwajah cantik nan anggun terjebak dalam permainannya sendiri hingga harus mengalah dan menurunkan harga dirinya hanya karena jatuh dalam pesona seorang gangster berwatak dingin, berhati keras Dan Kasar? "Jadi ba...