17: Ksatria yang Menuai Kekaguman

989 201 24
                                    

Istvan bergegas membawa tungkainya beranjak keluar seketika merasakan kehadiran Elvard mendekat. Pemuda itu sudah siap menegur tindakan sembrono Tuan Muda-nya tetapi terhalang saat menemukan ada beberapa sosok asing yang mengikuti di punggung Elvard. Mau tak mau, Istvan menelan kembali keluhannya.

"Tolong kabari aku kalau kamu mau pergi," tukas Istvan berusaha kembali menyesuaikan diri dengan identitas samaran mereka.

Elvard melirik singkat pemuda itu. Tanpa kata dilewatinya Istvan setelah menepuk singkat bahu pelayan setianya. Istvan menerima tindakan itu sebagai tanda bahwa Elvard sudah mengerti.

Sepasang netra hijau Istvan lalu mengukur tiga orang asing yang dibawa Elvard. Instingnya sebagai beast menyatakan jika orang-orang ini semuanya tidak ada yang menjadi manusia normal terutama pria yang tampak paling biasa di antara mereka. Kewaspadaannya yang tinggi tidak kunjung mereda. Istvan menatap sengit ketiga orang itu sebelum berbalik memunggungi mereka dan menyusul Elvard.

Sieger yang mudah tersulut jadi sedikit tersinggung dengan sikap tidak bersahabat pemuda itu. Kalau bukan karena Kai yang tetap bungkam, Sieger pasti sudah akan melontarkan kalimat tajam.

Kai tidak menampilkan ekspresi apa-apa. Tidak sedetik pun dia menaruh atensi pada Istvan. Matanya justru menyisir area sekitar. Rumah sederhana yang ditempati para pengembara asing tersebut tampaknya baru dihuni belakangan. Tidak banyak perabot dan sebagian besar rumah itu masih berdebu seolah tak pernah ditinggali untuk waktu yang lama. Orang-orang ini juga tak memiliki niat membersihkannya secara menyeluruh seakan mereka punya rencana meninggalkannya kapan pun sesuai dengan kebutuhan.

Fyodor dan si Mutan sama-sama sedang duduk di sofa. Sepanjang waktu, Mutan itu tidak menurunkan tudung jubahnya jadi wajahnya tampak tersembunyi sedang Fyodor yang sudah terlihat membaik dari luar kini duduk meneguk ramuan pemulihan yang diracikkan oleh Istvan. Mata Fyodor memiliki kilatan yang menyala terang saat Elvard mendekatinya. Lelaki itu tidak berdiri karena tubuhnya masih terasa tak bertenaga tapi dia berusaha menampilkan senyuman terbaiknya.

"El!" Disambutnya Elvard penuh keceriaan.

Elvard tidak bodoh untuk tahu jika Fyodor sengaja menguatkan diri sebab takut Elvard berubah pikiran dan akhirnya mengirimnya pulang. Rasa iba Elvard mendorong tangan lelaki itu terulur ke depan, mengelus rambut halus ksatria kecilnya.

"Aku membawakanmu penyembuh," ujar Elvard menolehkan kepala menatap pada Sieger yang berdiri berdampingan Cassius.

Di saat itulah, Cassius yang bertubuh kekar bak ksatria terlatih kini melangkah maju. "Apa ini temanmu yang terluka?"

Elvard mengangguk.

Cassius lantas memperkenalkan diri. "Namaku Cassius, kemampuanku sebagai penyembuh mungkin bukan yang terunggul. Namun, aku akan berusaha yang terbaik untuk memberi lukamu sedikit keringanan."

Baru setelah itu, Elvard akhirnya menyadari kekeliruannya. Matanya sedikit membelalak, tak menyangka yang menjadi penyembuh rupanya Cassius bukanlah Sieger.

"Ah." Rupanya dia terlalu ceroboh menilai kemampuan seseorang dari fisiknya.

Astrapi yang baru kembali dan tahu apa yang tengah dipikirkan kontraktornya lekas mendengus geli. Roh yang mengambil bentuk kucing hitam kecil itu melangkah anggun memasuki ruangan, melewati kaki Kai serta dengan gesit berlari ke depan.

Kehadirannya menarik atensi Kai menunduk. Kedua alis pria itu refleks terangkat menemukan eksistensi yang menguarkan aura kuat yang unik. Sekali pandang, Kai segera tahu kucing itu bukan hewan biasa.

"Hm?" Selintas tebakan terpetik di benaknya dan senyuman Kai mengembang penuh ketertarikan. Diperhatikannya bagaimana remaja tampan yang meminta bantuan mereka lekas mengulurkan tangan mengambil kucing itu masuk ke dalam dekapannya.

[BL] The King's Nightmare (Original Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang