23: Roh Kayu

906 167 35
                                    

Jauh di bawah alam sadar Elvard, dia kembali berdiri di sekitar pemandangan yang tak asing. Ini adalah dasar kolam di kediaman Viscount Gillian. Pemuda itu menatap ke atas, bayangan warna kolam sudah menjadi jernih.

Elvard jelas tahu ini bukan kenyataan karena indranya tidak bisa merasakan basahnya air atau mencium aroma wangi bunga teratai kristal yang bertebaran di tanah.

Dia memandang ke depan, menatap pada sosok roh Percy yang berdiri di hadapannya. "Sekarang Anda bisa pergi melalui roda reinkarnasi, temuilah Priscilla dan keluarga Anda yang lain."

Percy sejenak mendongak ke atas, kolam yang gelap kini menjadi jernih. Dia sudah terkurung di dalam kolam ini cukup lama dan tak pernah bisa melihat cahaya matahari.

"Anak yang baik, terima kasih." Percy maju menekan tangannya di bahu pemuda itu yang menampilkan luka serupa luka fisiknya. "Aku akan pergi menemui keluargaku."

Elvard mengangguk pelan. "Anda harus melakukannya. Tolong jangan menyesali kejatuhan keluarga Gillian. Itu bukanlah kesalahan Anda."

Takdirlah yang begitu kejam.

"Anda sudah melakukan segala upaya terbaik yang Anda bisa."

Itulah yang seharusnya Percy ketahui.

Pria itu tertawa lembut. Sosoknya tampak seperti pria di awal usia empat puluh tahun dan masih terlihat sangat menawan, dia menepuk puncak kepala anak di hadapannya.

"Kamu mengingatkanku pada seorang teman lama."

Elvard menebak apakah itu leluhurnya? Sebab Percy walaupun sering berdebat dengan Elderich, tetapi mereka terhitung cukup akrab dengan cara mereka sendiri.

Percy menatap kembali ke atas pada permukaan kolam yang disinari lembut cahaya. Dia bisa membayangkan dering tawa putri kecilnya serta tiga mendiang putranya yang berdiri bersama istrinya.

Dia ingin segera mencapai mereka.

"Namun, tidak sekarang," gumam Percy kembali memandang remaja di depannya.

Pria itu lantas mengulurkan tangan mengusap poni remaja itu. "Biarkan orang tua ini membalas budi lebih dulu sebelum pergi jauh."

Elvard menatap tidak mengerti, pertanyaan di benaknya lekas terjawab sewaktu Percy mengulurkan tangan ke arah jantung Elvard.

"Izinkan aku membuat kontrak denganmu, Nak." Sekarang dirinya merupakan roh, dia mampu melakukan hal itu.

Namun, Elvard menolak. "Anda akan menyesalinya."

"Mengapa kamu berpikir begitu?"

"Saya orang yang egois dan haus kekuasaan, saya berniat untuk memanjat melampaui apa yang bisa Anda bayangkan. Kehidupan saya ke depannya tidak akan menjadi jalan yang mulus dan tangan saya tidak akan bersih. Anda akan menyesali keputusan Anda jika menyaksikan perjalanan saya."

Percy adalah pria yang jujur, dia seorang ayah baik hati dan merupakan spiritualist yang terkenal lembut serta welas asih. Pria itu menjalani hidupnya dengan sangat baik.

"Nak, aku sudah melihat masa lalumu."

Hal yang tidak Elvard perhitungkan adalah fakta bahwa wujud ilusi terbentuk dari galian memori Elvard. Percy mengambil kepingan kenangan yang melekat erat tentang sosok yang paling pemuda itu rindukan.

Dia bisa melihatnya.

Memori kedewasaan Elvard.

"Aku tahu apa yang sudah kamu jalani."

Mungkin inilah yang mereka sebut rangkaian takdir.

Siapa sangka penyelamatnya merupakan keturunan Castillon?

[BL] The King's Nightmare (Original Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang