28: Jejak Anomali

759 141 13
                                    

Osvarin menggeram. Dari empat pemimpin monster, dia berhasil memenggal kepala Serigala Taring, membuat pemimpin Ular Darah dan Beruang Besi mundur. Sisanya adalah seekor Laba-Laba Es yang menetap sambil mempermainkan mangsanya.

Berbeda dengan Serigala Taring, menghadapi Laba-Laba Es merupakan beban tersendiri untuk Osvarin sebab monster tersebut sangat berhati-hati tidak mendekati mangsanya dan membungkus dirinya jauh di antara benang-benang tebal yang dilapisi es. Pergerakan Osvarin juga terhambat karena tiap dia menginjak benang maka kakinya akan dibekukan.

Energi pria itu sudah nyaris habis. Dia sudah bertarung mati-matian melawan empat pemimpin monster sebelumnya.

"Bajingan." Osvarin tetap mempertahankan tekadnya. Dia berpikir harus segera melarikan dari situasi ini dan melaporkannya pada Tuan Muda Pertama. "Monster-monster ini punya kecerdasan."

Berbeda dengan semua monster sebelumnya, Osvarin menemukan pemimpin monster tampaknya dapat berkomunikasi satu sama lain, mereka mampu berbagi sinyal tertentu dan berkoordinasi untuk mengalahkan musuh, yang mana hal itu semestinya mustahil dilakukan.

Tak jelas bagaimana itu bisa terjadi tetapi ini adalah fakta besar yang perlu diungkapkan sesegera mungkin. Binatang magis tidak lagi bergerak hanya dengan naluri, jika mereka sampai memiliki kecerdasan tersendiri maka ke depannya hal itu akan menjadi masalah baru.

Laba-Laba Es yang berwarna biru tampak menikmati keputusasaan Osvarin. Dia menutup semua jalur pelarian pria itu dan pelan-pelan melemahkan mangsanya. Dia menunggu sampai Osvarin tidak sanggup lagi berdiri atau kehabisan energi, dengan begitu dia akan segera mencabik-cabik tubuh pria itu lalu menyantapnya perlahan.

Sedikit lagi.

Laba-Laba Es merasa hal itu akan datang tidak lama lagi.

Osvarin semakin lambat bergerak, napasnya turut memberat. Ayunan pedangnya tidak lagi sedominan awal dan auranya pun sudah menipis. Pedangnya bersinar dengan warna merah yang meredup.

Tak sabar lagi, Laba-Laba Es mulai berinisiatif lebih jauh. Dia mengarahkan lebih banyak benang esnya yang tajam menuju Osvarin, menyerang dari segala arah. Osvarin berhasil menangkis sebagian besar tapi segelintir masih lolos menyayat pinggang dan bahunya serta menembus telapak kakinya.

Laba-Laba Es ingin memanfaatkan hal itu untuk maju membekukan mangsanya saat dia mendapati penghalang benang es yang dia pasang di sekitar mulai retak lalu hancur berantakan disusul lesatan petir emas yang menyerang ke arahnya.

Monster itu menjerit berusaha melindungi dirinya tetapi dia masih meremehkan kekuatan petir. Saat satu petir hilang, lebih banyak petir yang datang menghujaninya.

Elvard berpindah ke atas laba-laba itu, di tangannya terdapat sebuah tombak petir yang dipadatkan dengan energi rohnya. Dia melemparnya sekuat tenaga menembus punggung laba-laba itu. Satu tombak petirnya menyimpan seperempat energi rohnya. Elvard tahu tidak ada gunanya menyia-nyiakan waktu ketika melawan binatang magis yang memiliki kecerdasan.

Menyusul di sekitar Elvard, api berwarna oranye yang gelap membakar semua benang es. Seekor merpati putih dengan ujung sayap yang membara terbang di atas kepala Elvard. Valerian membakar semua benang es yang menghalangi jalan tuannya, dengan begitu Elvard bisa bergerak bebas tanpa perlu takut menginjak permukaan yang dilapisi benang es yang bisa menghambat langkahnya.

Tanpa membiarkan binatang magis itu terbiasa dengan pola serangannya, Elvard mulai menyerang membabi buta dari dua arah. Dia fokus mengincar mata laba-laba untuk membutakannya sedangkan Astrapi bergerak dari arah lain untuk mencabik-cabik punggung laba-laba yang terluka, menyerang lagi dan lagi di luka yang sama.

Astrapi adalah roh pertama Elvard sekaligus yang terikat jiwa dengannya, pemahaman mereka telah tiba di titik bahwa Elvard tak perlu berpikir apa-apa agar Astrapi paham apa yang selanjutnya kontraktornya ingin lakukan.

[BL] The King's Nightmare (Original Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang