25: Hati yang Tak Goyah

906 161 12
                                    

Terikat ratusan tahun dalam pohon tanpa bisa melangkah keluar pasti bukan kehidupan yang menarik. Belum lagi, satu-satunya yang bisa melihatmu hanyalah kepala keluarga yang terpilih. Dari sana Elvard bisa menebak alasan mengapa roh dendam yang bertebaran di mansion hanya mengincar orang paling kesepian.

Pendiri keluarga Gillian pasti menolak kenyataan di hatinya. Namun, mayoritas roh dendam yang menggali memori pria itu dapat menemukan jika hal tergelap di lubuk hati mangsanya bukanlah rasa dengki melainkan kesepian yang dalam. Itulah mengapa semua roh dendam yang terbiasa memakan kesepian di hati Roh Pohon akhirnya mengincar tamu paling kesepian untuk dilenyapkan pertama kali.

Elvard memahami roh miliknya semakin baik dan pemahaman itu disimpannya untuk diri sendiri. Dengan demikian, di sinilah Elvard sekarang, berkelana melanjutkan perjalanannya sambil mamanifestasikan Zaphyr. Dia membiarkan rohnya melihat dunia dengan bebas. Tak pernah menegur atau pun menahan jika Zaphyr ingin pergi ke mana saja yang dia suka.

Elvard juga membiarkan Astrapi berbaring di atas rerumputan bersama Nyree yang duduk manis di atas kepala roh jaguar tersebut.

"El, kudengar kamu suka bunga."

Zaphyr kembali dengan segenggam buket bunga yang dia pilih hati-hati. Kekuatan roh alam Zaphyr membuat bunga yang dipegangnya memekar indah dan segar serta menguarkan aroma wangi yang lembut.

Elvard melirik buket yang ditempelkan ke samping pipinya. Dia tahu Zaphyr sedang bercanda. Mustahil rohnya sendiri tidak paham jika kontraktornya tak akan berminat pada bunga seperti Elvard asli.

Sebagai roh yang terikat dengannya, Elvard mengizinkan Zaphyr membaca kenangannya seutuhnya. Dengan demikian, Zaphyr sudah tahu realitas bahwa Elvard yang sekarang adalah jiwa yang berbeda dari dunia lain, bukan Elvard asli si penggila bunga.

"Pelayanmu bilang waktu kecil kamu sering bermain di taman merangkai mahkota bunga atau menghamburkan kelopak di sepanjang koridor." Zaphyr tersenyum tipis.

"Tolong jangan bercanda, Tuan."

Zaphyr tertawa mendengar peringatan yang dikirim lewat telepati. "Aku tahu kamu tidak suka bunga karena cepat layu, bukan? Aromanya juga menyengat." Zaphyr menarik tangan pemuda itu, menyerahkan buket yang berada dalam genggamannya ke tangan Elvard. "Namun, ini adalah bunga yang aromanya lembut serta aku membuatnya agar tidak bisa layu kecuali jika kamu menginginkannya."

Elvard menerima buket bunga berukuran cukup besar tersebut. Wajahnya menampilkan ketidakberdayaan.

Tak lupa Zaphyr menambahkan, "Dengan begini, kamu pasti bisa menyukainya, kan?"

Elvard tidak punya alasan lagi menolaknya. "Akan kusimpan. Terima kasih."

"Fyodor yang membantuku memetiknya, dia juga yang merangkainya, bakatnya merangkai bunga tidak buruk untuk ukuran ksatria muda."

Zaphyr adalah sosok yang hangat, dia juga suka anak-anak. Di antara semua orang di kelompok Elvard, Zaphyr paling dekat dengan Fyodor.

Di mata orang-orang, mereka seperti teman baik tapi di mata Elvard, Zaphyr seperti menikmati waktu bermain dengan putranya.

Elvard ingat salah satu masa lalu Zaphyr di mana putra sulungnya bermimpi menjadi ksatria. Putra sulung itu bukan anak yang berbakat tapi dia pekerja keras yang selalu berkata akan menjadi ksatria hebat dan membanggakan ayahnya.

Mungkin Zaphyr mengenang sosok putra sulungnya lewat presensi Fyodor.

Selain itu, Fyodor sedang berada di titik lemahnya. Sosok Fyodor tanpa pedang memang terlihat seperti remaja biasa yang memberi kesan ceria.

[BL] The King's Nightmare (Original Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang