8: Keputusan Elvard

1.5K 312 26
                                    

Karena ada insiden lalu, rencana mereka jadi terhambat. Kelompok kecil berjalan melalui pegunungan sekitar dua jam sebelum malam mulai menyerang mereka dengan angin yang kian mendingin. Tepat di pukul delapan, Elvard memesan Fyodor untuk menyalakan api unggun juga memerintah Istvan agar menyiapkan makan malam.

Astrapi tidak mengembalikan tubuhnya ke ukuran kecil melainkan tetap seperti itu agar Elvard bisa menungganginya di sepanjang jalan. Elvard juga menjadikan tubuh besar Astrapi sandaran dan sumber mencari kehangatan saat terduduk di tanah.

Meski kekuatan jiwa Lee Yeoreum kuat, tetapi tubuh Elvard cenderung lemah. Dia sensitif pada cuaca terutama suhu dingin dan mudah lelah jika terlalu banyak beraktivitas.

Belakangan juga dia sudah banyak bergerak setelah sekian lama hanya menjalani terapi seusai bangun dari koma.

"El, apakah masih dingin?" tanya Fyodor memperhatikan bagaimana tubuh Elvard meringkuk di dekat Astrapi yang terbaring di atas rumput.

Istvan datang mengeluarkan selimut tebal dari tas penyimpanannya. Dia menyelimuti tubuh Elvard dengan selimut bulu serigala putih yang langka dan hangat. "Apa ada yang terasa sakit?" tanyanya perhatian.

Sebagai pelayan, Istvan yang paling memahami kondisi tubuh Elvard. Istvan menarik tangan Elvard lembut kemudian dia duduk sedekat mungkin untuk mulai memijat tangan serta lengan bangsawan itu.

Sebelumnya, mereka sudah singgah di sebuah sungai untuk membersihkan diri. Istvan yang bersusah payah mencari sungai sebab dia tidak suka tubuhnya beraroma darah. Saat ini, Istvan sudah kembali mengenakan pakaian katun hijau yang ringan di tubuhnya.

"Kamu terlalu memaksakan dirimu belakangan," gumam Istvan mengembuskan napas lemah saat dia juga tak luput membantu memijat kaki Elvard, dia bisa merasakannya otot-otot yang kaku serta permukaan kulit yang dingin.

Tubuh Elvard tentu tidak terbiasa beraktivitas berat. Terus berjalan-jalan di luar jadwal yang sudah ditetapkan pastinya membebani dirinya. Belum lagi, tuan mudanya harus berbaring di penginapan dengan ranjang yang keras dan ruangan berdebu tak terawat. Makanan yang disantapnya juga bukan makanan dengan jaminan kesehatan dan gizi terbaik.

Bagaimanapun Istvan melihatnya, kehidupan dunia luar memang terlalu keras untuk dijalani Elvard.

"Maafkan aku, kita jadi terhambat begini dan tidak bisa tiba di kota tujuanmu lebih cepat." Istvan menyesali bahwa tuan mudanya harus tidur di alam liar begini.

Elvard tidak bisa menyalahkan siapa pun selain tubuhnya sendiri. "Aku baik-baik saja, tak apa," gumamnya bahkan tak mampu membuka matanya sendiri karena merasa mulai pusing.

"Apa aku mengerahkan kekuatan roh terlalu banyak?" pikir Elvard dalam benaknya.

Astrapi bisa mendengar keluhannya jadi dia menjawab, "Tentu saja, ini bukan tubuhmu yang sudah menjalani pelatihan seperti kehidupan sebelumnya. Ini adalah tubuh yang baru tiga bulan terbangun dari koma bertahun-tahun dan mendadak menerima kekuatan roh yang eksplosif."

Terapi gerak motorik Elvard seusai terbangun dari koma bahkan baru selesai bulan lalu.

Dia ingat sekali.

Butuh dua minggu untuknya bisa turun dari ranjang perlahan, butuh sebulan lagi baginya agar bisa berjalan normal setelah seluruh fungsi tubuhnya menurun drastis, serta butuh sebulanan lagi agar dia benar-benar bisa menguasai diri dan mulai berlari kecil di sekitar kediaman.

Sebelum Lee Yeoreum memasuki tubuh ini, Elvard tak lebih dari manusia biasa yang tak bisa membentuk circle sehingga tak punya cara untuk menguasai sihir mau pun aura.

Tidak seperti Lee Yeoreum yang memiliki kekuatan jiwa yang kuat, Elvard asli sangat lemah di bidang apa pun. Seluruh aspek dalam dirinya tak ada yang bisa mendukung ambisinya. Otaknya mungkin jenius tapi fisiknya seperti porselen yang rapuh. Mudah sakit, mudah lelah, bahkan sensitif pada perubahan cuaca. Jika bukan karena dukungan statusnya, hidupnya sudah pasti akan jadi sangat sulit.

[BL] The King's Nightmare (Original Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang