7. GIM: "Penyesalan yang tak kunjung usai."

538 89 2
                                    

• Good In Me •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Good In Me •































































































"Muka kamu kenapa dah? Keliatannya kayak galau banget," tutur Jennifer— sepupu Hana yang kebetulan tinggal di satu atap yang sama dengan nya.

Hana yang baru saja selesai berpindah dari atas kursi roda menuju ranjang tidurnya itupun sedikit menolehkan kepalanya kearah Jennifer, atau yang lebih akrab disapa mbak Jen itu dengan ragu.

(Huh Yunjin as Jennifer)

Helaan nafas pelan pun lolos dari sela bibirnya, disusul dengan kedua matanya yang terpejam lelah.

Haruskah dirinya meminta pendapat Jennifer mengenai keresahan hati nya ini?

"Mbak Jen," panggil nya.

Jennifer tentu langsung menajamkan kedua indera pendengarannya begitu mendengar namanya terpanggil. Lantas, wanita jangkung dengan wajah yang tampak seperti seorang blasteran itupun ikut mengisi ranjang yang ditempati oleh Hana.

Tatapan penuh penasaran dan perhatian tampak begitu ketara sekali di wajah Jennifer, membuat Hana kembali menghela nafasnya sebelum akhirnya bersuara, "menurut mbak, aku boleh ngerasain jatuh cinta ga?"

Tentu Jennifer langsung melototkan kedua matanya tak percaya. "Ya boleh lah! Semua orang pantas untuk jatuh cinta, termasuk kamu."

Hana yang mendengar itupun langsung terdiam guna memikirkan kembali haruskah ia membahas Manda dan segala ketulusan wanita itu di hadapan Jennifer?

"Eum, sebenarnya..." Hana menggantung kalimatnya sejenak, berusaha merangkai kalimat yang pas agar Jennifer dapat memahami sudut pandangnya. "Akhir-akhir ini, aku ngerasa kalau aku jatuh cinta, mbak."

Jennifer tak langsung memberikan reaksi. Ia memutuskan untuk mendengarkan kata demi kata yang keluar dari bibir sepupu kecilnya terlebih dahulu.

"Namanya Manda— penjual bunga di seberang sekolah.  Dia tulus banget orangnya, bahkan sering nungguin aku di depan toko bunganya."

Pikiran Hana kembali membawa jiwanya untuk mengingat beberapa perlakuan lembut yang Manda berikan kepadanya, mulai dari tersenyum lebar guna menyambut kedatangan nya, dan mengajak Hana untuk  sekedar berbincang santai sembari menikmati secangkir teh ataupun kopi panas sebagai penutup dari jam kerja mereka.

"Aku suka sama semua perlakuan lembut yang Manda kasih ke aku, mbak. Tapi, setelah dipikir-pikir lagi, aku ngerasa kalau aku ga pantas untuk menerima kebaikan itu."

"Loh kata siapa kamu ga pantes?" Sela Jennifer. "Kamu pantes, Hana. Jangan jadiin keterbatasan fisik kamu ini sebagai alasan buat nolak kebaikan dari orang lain."

Good In Me | Bbangsaz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang