• Good In Me •
Hana mencium bibirnya.
Sekali lagi, Hana mencium bibirnya!
Tak henti-henti nya Manda terus memikirkan kecupan lembut yang Hana berikan di kedua bibirnya di bawah langit yang dihiasi kembang api. Suasana kala itu seolah ikut merayakan perasaan yang Manda torehkan teruntuk perempuan yang berprofesi sebagai seorang pengajar itu.
Manda terus memegangi bibirnya yang tadi dikecup Hana. Jujur saja, dirinya masih dibayangi oleh rasa manis dan lembut yang berasal dari bibir sang pujaan hatinya. Manda senang, ia merasa sangat bahagia.
Bahkan jika bisa, Manda ingin sekali kembali menautkan bibir mereka seperti beberapa saat yang lalu.
Namun, kebahagiaan nya itu hanya sementara. Sebab, sehabis mencuri kecupan di bibirnya, Hana malah berlagak seperti tak melakukan apapun lengkap dengan wajah polosnya itu.
Katakanlah jika Manda terlalu berharap kepada Hana untuk membalas perasaannya, karena memang begitu lah kenyataan nya. Lagipula, siapa yang tidak berharap jika perasaannya terbalaskan, disaat sang pelipur lara seolah memberikan kode jika ia pun juga menaruh rasa untuknya melalui kecupan itu?
Disepanjang perjalanan pulang mereka menuju rumah Hana, tak henti-henti nya Manda mencuri pandang kearah dara yang menempati bangku penumpang di sebelahnya itu.
Satu tangannya yang memegang persneling mobil terus bergerak tak sabar untuk menggenggam tangan mungil Hana yang tak begitu jauh dari jangkauan nya. Akan tetapi, Manda sadar akan posisinya. Ia tidak mau membuat Hana merasa tak nyaman dengan cara menautkan kedua tangan mereka secera sepihak.
Sesampainya di depan halaman rumah Hana, Manda pun dengan sigap membantu Hana untuk melepaskan sabuk pengaman, membuka pintu mobil, bahkan menyiapkan kursi roda teruntuk Hana. Tak ada satu patah katapun yang terucap dari bibir kedua anak hawa itu sedari keduanya berpulang dari festival.
Hana masih dengan wajah sok polosnya itu, dan Manda masih dengan rona kemerahan yang sedaritadi tak menghilang dari kedua pipi hingga ujung telinganya.
"Eum, saya pulang dulu ya, Hana?" Pamitnya sehabis mengantarkan Hana tepat di depan pintu rumah sang pujaan hati.
Hana hanya mengangguk, dengan kedua maniknya yang terus menghindari sepasang manik segelap langit malam milik Manda.
Sebenarnya, Hana sengaja berlaku demikian. Ia merasa malu dan tak punya muka lagi untuk menghadapi Manda kedepannya, dikarenakan ia telah mencium bibir perempuan jangkung itu tanpa meminta izin terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good In Me | Bbangsaz
Random[Newjeans lokal AU, Bbangsaz; Kim Minji & Pham Hanni] . Ketika dunia memandang rendah kepada mereka yang tak berdaya, Manda dan Hana hadir untuk saling menyempurnakan kekurangan mereka miliki. ©hyewonjoo, 2024