A family

1.6K 88 35
                                    

"Papi mau ngapain?!"

Sion yang hendak masuk kamar tiba-tiba di cegat oleh seorang anak laki-laki yang sedang membawa pisau mainan, yakni Sky, anaknya sendiri. "Ya mau masuk kedalam kamar, Papi capek banget Sayang, mau mandi." Jawabnya.

"Mana mainan aku? katanya kemarin mau ngasih mainan baru. Kalau gak ada, Papi gak boleh masuk, gak boleh ketemu Mami!"

Ya Tuhan, apakah Sion boleh memukul mulut anaknya yang super menyebalkan ini? Sion sudah sangat lelah setiap hari diancam oleh anaknya sendiri. Selalu saja mainan baru, dan jika tidak ada Sion tidak diperbolehkan masuk kedalam kamar dan bertemu dengan istrinya tercinta. Apakah Sion harus membeli pabrik mainan agar dia bisa bebas dari ancaman Sky? setidaknya dia ingin bebas satu hari saja.

"Papi lupa, besok aja ya, manis?" Bujuk Sion dengan suara selembut mungkin agar Sky luluh, walaupun itu sangatlah mustahil.

Ya, seusai dugaan Sion, Sky menggeleng dan langsung menodongkan pisau mainan itu, "Bohong! sana jauh-jauh, gak boleh masuk."

"Biarin Papi masuk atau Papi gak bakal beliin kamu mainan lagi selama-lamanya?" Ancam Sion balik, kali ini dia tidak mau kalah.

"Yaudah kalau gitu Papi gak boleh ketemu Mami lagi selama-lamanya. Nanti aku bilang sama Mami buat cari Papi baru lagi."

Sial, kenapa anak ini sangat berani padanya?

"Sky, anak Papi paling baik, paling ganteng sedunia, biarin Papi masuk ya? Janji besok bakal Papi beliin mainan baru. Kamu mau apalagi? Roti? permen? es krim? besok Papi beliin asal sekarang biarin Papi masuk."

Sky yang mendengar tawaran menggiurkan tersebut seketika menurunkan pisau mainan
yang sebelumnya ia gunakan untuk mengolok Sion. Beberapa saat kemudian ia mengangguk, untuk menyetujui ucapan Sion. "Awas kalau bohong, aku tusuk perut Papi." ancamannya.

"Iya-iya, sekarang minggir, Papi mau masuk."

"Aku ikut." Sky mendorong pintu tersebut lalu masuk kedalam. Berlari menghampiri Yushi; pria manis yang biasanya ia panggil dengan sebutan Mami. "Mami lagi ngapain?" Tanya bocah itu sambil naik keatas kasur, kemudian duduk diatas perut Yushi yang sedang tidur.

"Turun, kamu tuh udah gede." Tegur Sion, "Kalau adek bayinya kenapa-napa gimana?"

"Adek bayi? Mami punya adek bayi?" Sky langsung turun dari perut Yushi saat itu juga, sekarang anak manis berusia 6 tahun itu sedang menatap perut Yushi dengan tatapan bersalah, "Adek bayinya sakit gak ya?"

"Sakitlah, siapa yang gak sakit ketindihan monster kayak kamu?" Sion melepas dasinya kemudian naik keatas kasur dan berbaring disebelah Yushi. "Sky, sebenernya Papi beli mainan kok, tadi Papi taro di ruang tengah."

"Papi bohong, Papi mau ngusir aku, kan? aku mau nemenin adek bayi. Pasti kalau aku pergi Papi bakal nyuruh adeknya buat gak usah temenan sama aku, iyakan? ngaku gak?!"

"Sky......, Mami gak punya adek bayi. Papi tuh cuma becanda, jangan percaya." Jelas Yushi.

"Yah....." Sky terlihat sangat kecewa setelah mendengar ucapan sang Mami, karena dia sangat antusias kalau seandainya memang bener-bener ada. Sky ingin adik kecil agar punya teman bermain, bermain sendirian setiap terlalu membosankan menurutnya.

"Gak usah sedih gitu dong, Mami sama Papi bikini dulu ya nanti? tapi syaratnya kamu gak boleh tidur sama kita dulu malam ini." Ujar Sion, yang beberapa saat setelah itu langsung mendapat cubitan diperutnya dari Yushi.

"Sky, kamu keluar sebentar, ya? Mami mau ngomong sesuatu sama Papi." Kali ini Yushi yang bicara, seperti biasanya Sky langsung menurut, karena dia hanya patuh pada Yushi.

Still with You - YUSION (oneshot!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang