8. war?

544 61 4
                                    

Seungcheol menatap kosong kearah meja kerjanya yang terdapat beberapa laporan yang baru saja dibawakan oleh Hansol dan Soonyoung.

Kesabarannya seolah diuji oleh kaum sampah dari werewolf itu. Entah sampai kapan para rongue itu akan terus menganggu kaumnya. Dan fakta terbaru yang baru saja dirinya dapatkan,

Pemimpin kaum rongue sudah tau jika ada manusia biasa ditempatnya.

Helaan nafas kasar terdengar dari Seungcheol yang kini mengusak wajah.

Soonyoung menatap prihatin kearah kaka tertuanya itu. "Kak, kita harus beri para rongue itu pelajaran. Kau tau? Aku sudah muak dengan sampah-sampah itu."

"Soonyoung, pergi dan bawa mereka semua ke kerajaan mu. Joshua sudah dibawa Seokmin ke kerajaanya. Dan kau Hansol, tetap pastikan jika mereka aman terutama Chan dan Jeonghan. Setelahnya, temui aku lagi disini." Ujar Seungcheol sebelum memasuki sebuah ruangan rahasia yang berada didalam ruangan itu.

Hansol melirik kearah Soonyoung yang ternyata juga melirik kearahnya, "kau paham Hansol?."

Kedua mata Hansol berputar sata sadar jika sinyal yang berada dikepala kakaknya itu sedang sedikit.

"Intinya bawa saja mereka ayo."

Keduanya beranjak meninggalkan ruang kerja milik Seungcheol itu menuju lantai satu menemui beberapa manusia itu.

"LO BERDUA BISA DIEM NGGA SI ANJING?! DARITADI KAGA SELESE-SELESE DEBATNYA. SAKIT KUPING GUA SIALAN!."

Suasana ruang tengah itu seketika hening saat mendengar teriakan dari Seungkwan yang baru saja datang dari arah dapur. Pemuda yang lengkap dengan apron itu berdiri dengan memegang spatula yang siap kapan saja melayang pada kepala siapapun.

Entah dorongan darimana, Hansol berjalan mendekat kearah Seungkwan kemudian mengusap surai pemuda bermarga Boo itu.

"Ni orang satu ngapa lagi si?!." Ujar Seungkwan seraya menghempaskan tangan Hansol.

"Emosi mulu lo Kwan, pms lo?." Ujar Wonwoo,

Pemuda itu mengalihkan pandangannya pada Wonwoo yang masih sibuk dengan keripiknya. "Sini lo anjing! Gua cowo ya!."

Hansol menahan pinggang Seungkwan yang bersiap untuk menghajar Wonwoo dengan spatula ditanggannya.

"Kau sedang memasak bukan? Teruskan saja kebetulan aku juga lapar. Ayo." Ujar Hansol seraya mendorong tubuh Seungkwan menuju dapur.

Jihoon menggeleng saat melihat interaksi keduanya.

"Kalau sampe mereka pacaran gua ngga bakalan kaget si." Ujarnya seraya menaruh gitar yang sejak tadi berada digenggamannya.

Soonyoung menatap sekitar dengan kernyitan didahinya.

"Apa yang terjadi?."

Sontak mereka semua menoleh kearah Soonyoung yang duduk tidak jauh dari Jihoon.

"Dia siapa si?." Ujar Wonwoo.

"Oh iya, kita belum pernah kenalan ya?." Ujar Minghao yang baru selesai membersihkan kotoran yang menyangkut pada tubuh Junhui.

"Oke, kenalin nama gua Xu Minghao. Biasa dipanggil Hao atau Eisa."

"Gua Jeon Wonwoo, Wonwoo."

"Lee Jihoon, Jihoon. Kalau yang tadi itu Boo Seungkwan. Panggil aja boolet."

"GUE DENGER YA ANJING!."

Jihoon terkekeh pelan,

"Oh ya, aku Kim Mingyu, ini Kwon Soonyoung. Itu Wen Junhui, dan Hansol ada di dapur bersama teman kalian."

λυκάνθρωπος Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang