13. Story Of Hanna

447 41 6
                                    

Seorang gadis dengan piama tidurnya kini sudah siap untuk menyelami alam mimpi. Tapi terhenti akibat pintu kamar yang dibuka secara paksa.

Hanna mendengus, "apalagi ibu?! Apa kalian belum cukup membuatku merasa seperti dineraka padahal ini rumahku sendiri?! Beri aku waktu untuk istirahat!."

Wanita paruh baya itu mendengus, "dasar gadis tidak tau diuntung! Apa susahnya kau menerima perjodohan itu!?."

Hanna membolakan matanya, "kalian gila?! KALIAN MENJODOHKAN KU DENGAN PRIA BERUSIA 40 TAHUN SIALAN! Jika kalian ignin kaya jodohkan saja anak kesayangan kalian itu!."

"JIKA KAU TIDAK AKAN MENERIMA PERJODOHAN INI, PERGI DSRI RUMAHKU!." Gertak wanita itu, Hanna tersenyum miring,

"HEI KAU HANYA IBU TIRIKU! SADAR DIRI SIALAN!."

"Jaga bicaramu Hanna, walaupun dia ibu tirimu dia tetep ibu mu!." Suara itu berhasil mengalihkan perhatian Hanna pada Ayahnya yang kini memandang dirinya dengan amarah.

"Sampe kapan pun, ibu hanna cuna velina bukan dia!."

"HANNA!." Setelahnya wajah cantik itu menoleh kesamping akibat tamparan sang ayah. Dapan dirinya lihat diambang pintu terdapat dua ornag sangat dirinya benci. Ibu tiri dan putrinya.

"Karena mereka Ayah berani tampar Hanna? AYAH, HANNA ANAK AYAH BUKAN DIA! DIA HANYA ORANG ASING YANG TIBA TIBA SAJA DATANG DAN MENGHANCURKAN SEMUANYA! MEREKA REBUT AYAH DARI HANNA!."

"HANNA! DASAR ANAK TIDKA TAU DIUNTUNG! PERGI DARU RUMAH SAYA DAN JANGAN PERNAH KEMBALI! SAYA TIDAK PERNAH MEMILIKI ANAK SEPERTI KAMU! ANAK SAYA HANYA REILA!."

Dan dari saat itu, Hanna pergi dari kotanya. Gadis yang baru saja lulus SMA itu berlahan gontai dengan piama yang dirinya gunakan sejak kemarin. Langkah gadis itu membawanya pada hutan yang sudah terkenal akan banyaknya hewan buas.

Tapi langkah gadis itu tidak gentar, itulah tujuan Hanna. Memberikan hewan-hewan buas makanan dengan dirinya sendiri.

Hanna terdiam saat didepannya ada beberapa serigala yang tampaknya buas sedang menikmati makanan mereka.

Nafasnya seolah tertahan, dengan langkah lebar gadis itu berlari menghindari serigala yang mengejarnya. Dan terus berdoa agar dirinya selalu dilindungi oleh tuhan.

Sampai dimana langkahnya terhenti akibat dalamnya jurang didepan. Gadis itu berbalik menatap sekitar sepuluh serigala liar yang kini menatapnya lapar. Tanpa memikirkan nasibnya, Hanna memilih untuk menjatuhkan dirinya pada jurang dan yang terakhir dirinya lihat adalah seorang pria tanpa atasan yang dengan cepat membopongnya.

"Terimakasih." Lirih Hanna sebelum benar-benar kehilangan sadarnya.

Kelopak mata Hanna mengerjap, matanya terlalu terkejut dengan cahaya yang dirinya yakini adalah lampu. Hanna menolehkan kepalanya kekanan juga sebaliknya untuk melihat dirinya ada dimana.

"Shhh." Ringisnya saat berusaha untuk mendudukan diri. Kepalanya terasa sangat pusing,

Suara pintu yang terbuka membuat Hanna menoleh dan membolakan matanya, disana terdapat seorang pria yang membawa nampan. Pria itu menaruh nampan penuh makanan pada nakas disamping Hanna.

"K-kau siapa? Aku boleh tau namamu? Aku Hanna." Ujar Hanna seraya menyodorkan tangannya pada pria itu.

Pria itu mengangguk dengan senyum manis yang bertengger pada wajah tampannya. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

λυκάνθρωπος Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang