9. Before

584 73 8
                                    

Joshua menatap heran kearah beberapa orang yang kini memandangnya remeh dengan terang-terangan. Pemuda itu menatap dirinya sendiri mencoba mencari apa yang salah dari pakaian yang dirinya pakai. Tidak ada yang salah.

Masih dengan kernyitannya, Joshua berjalan meninggalkan orang-orang itu dengan sedikit menggerutu. Menyumpah serapahi pria yang membawamya kesini tapi tidak bertanggung jawab dan malah meninggalkannya sendiri seperti anak hilang.

"Kalau sampe ketemu gua bejek-bejek anj mukanya yang sok ganteng itu."gumam Joshua seraya menghentakan kakinya. Beberapa pengawal yang melihat itu hanya memandang heran, siapa pemuda itu.

Wajah pemuda itu berubah menjadi sangat merah saat diujung sana melihat Seokmin yang malah asik bercengkrama dengan seekor kucing.

Tanpa berlama-lama lagi, Joshua mempercepat langkahnya hingga

PLAK

Bersamaan dengan suara pukulan yang Joshua layangkan pada belakang kepala Seokmin, bersama juga dengan para pengawal yang dengan sigap menaikan senjata mereka.

"PENYUSUP!." Teriak salah satu pengawal itu. Bahkan sebelum Joshua sadar dari terkejutnya, pemuda itu ditarik dengan paksa dan dilempar begitu saja hingga punggungnya menabrak tembok kokoh itu.

"Akh." Lirih Joshua seraya menunduk, sedangkan Seokmin yang melihat itu hanya menatap datar kearah Joshua. Pria itu tidak suka jika ada yang berlaku tidak sopan kepadanya.

Kepala pemuda Hong itu terangkat saat helai rambutnya ditarik oleh salah satu pengawal hingga mendongak dan tepat bertatapan dengan Seokmin yang kini menatapnya dingin.

"Tolong." Ujar Joshua tanpa suara. Leher serta pungungnya sakit sekarang.

"Kau fikir kau siapa hingga berani bersikap tidak sopan terhadap yang mulia Raja Seokmin?!." Gertak pengawal yang kini semakin menarik rambutnya kebelakang.

Satu isakan lolos dari pemuda itu. Seokmin yang melihat itu sontak mengerjapkan kedua netranya.

"Lepaskan." Titah Seokmin,

"Tapi yang mulia, dia sudah tidak sopan terhadap anda."

Seokmin mengangguk, "lepaskan saja, biar aku yang mengurusnya."

Tanpa diberi perintah duakali, para pengawal itu pergi meninggalkan lorong hingga menyisakan Seokmin dan Joshua yang kini sedang menunduk.

Dapat dengan jelas Seokmin lihat, bahu pemuda itu bergetat hebat.
Pria itu berjalan mendekat dan mengapai tubuh Joshua untuk digendongnya.

"Maaf." Bisik Seokmin saat merasakan Joshua yang kini mencengkram bahunya.

Jeonghan melangkahkan kakinya menuju ruang kerja milik Seungcheol. Disana pria itu juga sedang menatap kearah dimana rongue yang saat ini terikat dengan sulur-sulur tumbuhan tumbuhan yang dikeluarkan Jeonghan.

"Berhasil mengendalikannya?."

Pertanyaan itu sebagai penyambut kehadiran Jeonghan didalam ruangan itu.

"Aku hanya tidak suka ada yang mengaku sebagai kau ataupun Coups. Aku membenci itu."

Seungcheol tersenyum tipis, kemudian berbalik dan menarik tubuh pemuda iti kedalam dekapannya. Menelusupkan wajah cantik itu pada dada bidangnya.

Kecupan ringan mendarat pada pucuk kepala pemuda itu. "Terima kasih karna sudah menerima Cheonsaa didalam dirimu." Bisik Seungcheol.

Jeonghan tersenyum tipis seraya mendusalkan wajahnya pada dada bidang Seungcheol seraya mengeratkan lengannya yang melingkar pada tubuh prianya, Jeonghan boleh kan memanggil Seungcheol prianya?.

"Aku takut, jika nantinya akan terjadi perang. Berjanjilah padaku untuk tetap berada dikerjaan Soonyoung."

Mendengar hal itu Jeonghan mendongak dan menatap Seungcheol dengan tatapan tak terima.

"Aku akan ikut perang, aku sudah berjanji pada diriku sendiri dan Hanna akan membunuh para rongue itu dengan tanganku sendiri." Ujar Jeonghan dengan mendorong tubuh Seungcheol.

"Dengarkan aku, perang ini bisa saja lebih mengerikan dariapa yang kau pikirkan Seungcheol. Yang mereka cari itu aku, ringkarnasi Hanna. Manusia yang Hanna janjikan utnuk membunuh mereka." Saat mengatakan hal itu, kedua netra Jeonghan berubah warna juga helai rambutnya yang perlahan menyala terang.

"Aku, Yoon Jeonghan bersumpah akan membunuh mereka dengan tangan ku sendiri dan membawa kembali kehormatan Hanna yang mereka ambil." Setelah mengatakan hal itu, Terdengar suara retakan yang berasal dari tulang yang menandakan jika tubuh manusia itu akan bertranfrom* menjadi werewolf.

Seungcheol tersenyum tipis, kemudia mengusap bulu halus milik Cheonsaa yang kini terduduk lemas.

"Jeonghan belum sekuat itu Cheonsaa, tapi terimakasih. Aku akan mudah membawa Jeonghan dalam keadaan pingsan menuju kerajaan Soonyoung."

Seungcheol melesat sembari membawa Jeonghan kini masih tidak sadarkan diri.

Sedangkan dikerajaan Soonyoung. Terjadi sedikit kericuhan yang ditimbulkan oleh Jihoon saat ini.

Pemuda itu sedang menjerit dengan sesekali akan berlari bersembunyi dibalik tubuh teman-temannya.

Arghhhh

"GUE PUNYA DOSA APA SI?! GUA MASIH PENGEN HIDUP." Teriak Jihoon frustasi. Bagaimana tidak, sejak tadi dirinya diikuti bahkan ingin didusal oleh seekor harimau. HARIMAU!.

"Ji tenang ji." Ujar Wonwoo yang saat ini juga sedang menghindar dari Jihoon yang ingin bersembunyi dibelakangnya.

Jihoon menatap Wonwoo dengan matanya yang mulai sembab karena menahan tangis sejak pertama diincar oleh harimau itu.

Hingga tatapannya kini terarah pada 4 pria yang berjalan memasuki ruangan itu dengan santai.

Jihoon menatap kearah Harimau yang kini mulai berjalan pelan mendekat kearahnya. Pemuda mungil itu memundurkan langkahnya sebelum berlari yang sontak membuat harimau itu juga berlari.

Sebelum kaki-kaki besarnya itu berhenti mendadak saat melihat pemuda mungil yang sejak tadi dianggap mengajaknya bermain itu bersembunyi dibelakang tubuh sang Raja.

Soonyoung menoleh saat merasakan tubuh mungil dibelakangnya itu bergetar.

Kekehan ringan keluar begitu saja dari mukut Soonyoung. Pria itu berbalik dan mendorong tubuh Jihoon untuk mendekat pada harimau yang kini sedang duduk dengan patuh.

Jihoon menatap kearah Soonyoung dengan wajah sembabnya. Sedangkan yang ditatap kini tersenyum tipis dan mengusap surai Jihoon.

"Dia hanya mengajakmu bermain." Ujar Soonyoung seraya menarik pemuda itu untuk mendekati Rangi. Nama harimau itu.

Sontak Jihoon menggeleng saat Rangi menatapnya dengan antusias.

"Kalau gua dimakan gimana?." Ujar Jihoon dengan suara bergetar.

"Paling lo mati Ji." Seru Wonwoo yang kini berdiri dibelakang Mingyu. Sebelum pemuda itu meringis saat kepalanya dipukul oleh Mingyu.

"Sakit anjing, tolol." Ujar Wonwoo seraya mendorong tubuh Mingyu walaupun tidak menghasilkan apapun.

Kembali pada Jihoon yang kini menatap takut kearah Rangi. Tapi ada yang berbeda dari tatapan harimau itu. Tatapannya semakin sendu sebelum menelusupkan wajahnya pada tangan besarnya.

"Eh, kenapa?." Tanya Jihoon dengan reflek mendekat dan mengusap kepala Rangi.

"Maaf, aku tidak berniat membuat Ratu takut. Aku hanya senang bertemu dengan Ratu."

Jihoon mengehentikan usapannya, "R-ratu?."

Soonyoung mengernyitkan dahinya. Tentu pria itu mendengar apa yang dikatakan oleh hewan itu.

"Terimakasih karena sudah kembali Ratu."




hii guysss mwehehe

Gimana kabar kalian? Sehat dong pasti.

Makasih ya buat yang udah nungguin book ini update.

λυκάνθρωπος Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang