11. WAR

431 48 2
                                    

⚠️maaf kalau ngga nge feel just fanfiction. Maaf kalau ada yang kesingung. Semua tokoh yang ada disini cuma buat seru-seruan aja ya😉


Teriakan itu berhasil membuat smeua kepala yang ada disana menoleh pada pemuda yang kini berdiri dengan spatula ditangannya.

"Gue kira cuma di cerita doang kalau Rongue itu sampah, ternyata emang bener." Ujar Wonwoo santai seraya berjalan mendekat kearah arena itu dan berdiri disamping Mingyu yang kini menatap kearahnya heran.

"Lu ngga cape akting begitu Hao?." Tanya Jihoon dengan memandang jengah kearah Minghao yang kini menunduk.

"Akting?." Gumam Junhui

"Ah anjing ngga seru bat si." Ujar Minghao yang kini berjalan santai.

"Kal-."

"Anjing, kita ngga telat kan?." Ujar Joshua yang baru saja turun dari pungung Dokyeom.

Seungcheol mengernyit, "kenapa kalian semua ada disini?." Tanyanya.

Jeonghan berjalan mendekat kearah Seungcheol kemudian berdiri didepan pria itu.

"Minghao ngga selemah yang mereka pikir."

Pemuda itu berbalik dan menatap kearah para Rongue,

"Ohooooo sayang, sudah lama kita bertemu." Ujar Hyungwon seraya mendekat kearah Jeonghan. Sayangnya reflek Seungcheol lebih gesit dibanding pergerakan Hyungwon.

Pria itu menarik Jeonghan untuk berdiri dibelakangnya. Jujur saja Seungcheol sudah muak jika harus berhadapan dengan pemimpin Rongue itu.

"Dia kekasihku, kenapa kau menjauhkannya dariku?."

Jeonghan mendengus, "ini bisa langsung perang aja ngga si? Lu bau anjir."

Hyungwon yang mendengar apa yang dikatakan Jeonghan itu mulai mengendus badannya. "Aku tidak bau sayang, mungkin pria yang ada dihadapanmu itu yang bau." Ujarnya seraya menatap remeh kearah Seungcheol.

Tentu saja oknum yang bernama Jeonghan itu tidak terima dan mengarahkan tangannya pada Hyungwon, pemimpin Rongue itu tersenyum miring. Saat akan menggapai tangan pemuda manis itu, badan Hyungwon terhantam sebuah pohon besar hingga pohon itu tumbang.

Badan besar itu di lilit oleh sulur-sulur tanaman yang bersinar terang. Juga kedua netra Jeonghan yang menatap tajam kearah Hyungwon.

"Apa kau pikir kau sudah lebih keren dari Seungcheol? Kau hanya sampah Hyungwon. Ah tidak, bahkan kata 'sampah' pun terlalu bagus untuk disandingkan dengan mu."

Seungcheol tersenyum tipis. saat akan membuka mulutnya, perkataannya sudah dipotong oleh Seungkwan yang mengacungkan spatula kearahnya pasukannya juga pasukan lawan.

"Sampe lo semua ngobrol lagi gue gorok lo semua pake ini." Ujarnya.

Junhui yang mendengar itu segera maju dengan sebuah pedang ditangannya. Pedang dengan emas yang menyelimuti disertai dengan sebuah permata berwarna biru. Pedang itu diarahkan keatas juga kedua matanya yang mulai terpejam.

Tak lama, sebuah kubah bening terlihat menutupi semua orang yang ada disana. Kubah itu digunakan agar tidak menyebabkan kerusakan berlebih akibat perang ini.

Sring

Tanah lapang itu berubah menjadi sangat menyeremkan. Ditambah dengan banyak Rongue yang seolah lepas kendali.

"Hii cantik." Ujar Hyungwon pada Jeonghan yang entah bagaimana bisa lepas.

Pemuda manis itu memutar bola matanya malas, tanpa berucap apapun, Jeonghan berjalan meninggalkan Hyungwon lalu menyerang Rongue disekitarnya.

λυκάνθρωπος Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang