7. Hidup baru

589 64 7
                                    

Mingyu menatap kearah Junhui yang saat ini sedang duduk memandang kosong kearah sebrang tebing. Ya, keduanya saat ini sedang duduk diatas tebing yang berada diwilayah pack milik Seungcheol.

"Mingyu,."

Pria Kim itu menoleh, "apa kau sepemikiran dengan ku?, Yoon Jeonghan dan Kak Hanna adalah satu orang."
Ujar Junhui tanpa mengalihkan pandangannya dari depan.

Mingyu tersenyum tipis, "maksudmu rengkarnasi?."

Junhui mengangguk, "jika benar, maka ratu pack ini sudah kembali, Mingyu."

Junhui menoleh kearah Mingyu, "aku berharap itu terjadi Kak, Ku rasa sudah cukup selama 20 tahun ini Kak Seungcheol menunggu istrinya pulang." Ujar Mingyu dengan senyum tipisnya.

Saat akan berucap, Junhui memejamkan matanya. Sebelum kembali terbuka dengan senyum tipis, "Mingyu ayo pulang."

Tanpa mendengar balasan Mingyu, pria itu segera melesat dengan kencang meninggalkan pria yang lebih muda dibanding dirinya itu memandang cengo kearah sekelebat angin yang menandakan jika Junhui sudah tidak ada disekitar sini.

"Kenapa mereka senang sekali meninggalkan ku huh?." Gerutu Mingyu, kemudian mengikuti Junhui.

Sedangkan dirumah,

Minghao menatap aneh kearah Pria yang kini sedang duduk disofa dengan beberapa sangkutan ranting disurai abunya.

"Lo, gembel dari mana?." Tanya Minghao dengan tampang lempengnya. Tak lama terdengar suara tawa yang meledak dari Wonwoo yang berjalan sembari membawa keripik kentang yang entah dirinya dapat darimana.

"Tapi emang bener mirip ama gembe- AKHH."

Perkataan pemuda Jeon itu terhenti saat merasakan tubuhnya tertubruk sesuatu dan berakhir dengan dirinya yang kini tergeletak menggenaskan dengan keripiknya yang berserakan.

"GAPURA SIALAN BANGUN ANJING!!! BERATTT!!." Pekiknya,

Minghao yang melihat itu bukannya membantu Wonwoo malah berjalan mendekat kearah Junhui yang sibuk menertawakan dua manusia yang sedang saling pukul itu.

Ralat, cuma Wonwoo yang mukul soalnya Mingyu ngelindungin diri.

Tawa Junhui terhenti saat merasakan sebuah tangan yang kini menyentuh surainya dan mengambil ranting yang tersangkut dari hutan tadi.

"Apa?, gua cuma ngga tahan liat gembel macam lo ini." Ujar Minghao seraya menyugar surai Junhui menggunakan jarinya. Pria Wen itu hanya menurut dan kembali menatap kearah Mingyu yang kini sedang mengusap pungung milik Wonwoo yang saat ini sedang meringis sesekali akan menyupah serapahi Mingyu.

"Ngga sadar diri anjing!." Sarkas Wonwoo dan menatap naas kearah keripik kentang yang sudah berceceran di lantai. Lalu menatap kearah Mingyu dengan kedua netranya yang berkaca-kaca.

"Apa?." Tanya Mingyu seraya mengangkat salah satu alisnya.

Pria itu menoleh mengikuti arah tunjuk Wonwoo, setelah paham Pria itu bangkit menuju dapur dan tak lama kembali dengan dua bungkus keripik yang sama seperti dibawa Wonwoo tadi.

"Hihi makasihhh." Ujarnya seraya memeluk dua bungkus keripik itu.

"WONWOOO!."

Pemuda Jeon itu menoleh kearah pintu utama, disana berdiri Jihoon yang sedang membawa gitar yang sudah bisa dikatakan hancur.

Wonwoo menelan ludahnya kasar, sebelum melemparkan cengiran bodohnya pada Jihoon yang menatap horor kearahnya.

"LO APAIN GITAR GUA?!."

"Anu, Ji hehe. Tadi ngga sengaja ada serangga yang terbang didepan gua jadi ya, gua pukul pake gitar lo. Lagian salah sendiri naruh gitar dibalkon." Ujar Wonwoo.

Dapat dilihat jika dada Jihoon saat ini naik turun menandakan pemuda itu sedang marah.

"JEON WONWOO SIALAN!." Umpat Jihoon seraya berlari mendekat kearah Wonwoo setelah melempar gitarnya begitu saja.

Mari tinggalkan keributan yang terjadi diruang tengah itu. Dan bergeser sedikit ke halaman belakang mansion mewah milik Seungcheol.

Joshua memandang kearah Seokmin yang saat ini sedang sibuk merangkai beberapa bunga hingga berbentuk sebuah mahkota.

"Cha, sudah selesai. Ku rasa ini cocok untukmu." Ujar Seokmin seraya menyodorkan mahkota bunga itu kepada Joshua.

Pemuda Hong itu menerima dengan senang hati, "keren juga." Ujar Joshua dengan menatap kearah ponsel yang menampakan wajahnya.

Seokmin terkekeh, "apa kau mau ikut sebentar denganku?."

Joshua menoleh, "lo mau nyulik gua?."

"Apa ini termasuk menculik jika tadi aku sudah bilang padamu?." Tanya Seokmin seraya membereskan alat-alat yang dirinya gunakan tadi.

Joshua menggeleng, "emangnya mau kemana?."

"Ikut saja ayo."

Setelahnya, Joshua hanya berjalan mengikuti pria kekar didepannya itu.

Pemuda itu membulatkan matanya dengan mulutnya yang terus mengucapkan kata 'Wah'.

Bagaimana tidak, pemandangan didepannya benar-benar gila. Hamparan padang bunga dengan banyak jenis.

"Ayo lihat jenis bunga itu satu-satu." Ujar Seokmin seraya menarik tangan Joshua untuk mengikuti jalannya.

"Peony." Ujar Joshua saat mereka berhenti disebuah petakan bunga berwarna pink itu.

Seokmin mengangguk, "kau benar, tapi kau tau arti bunga peony?."

Joshua menatap kearah Seokmin dengan kerutan yang terlihat jelas didahinya. Menandakan jika pemuda itu sedang berpikir.

"Bunga emang ada artinya?."

Pria yang lebih tinggi itu terkekeh seraya memetik satu tangkai bunga Peony itu.

"Tentu saja, semua bunya mempunyai arti masing-masing. Sama halnya dengan bunga peony ini, peony memiliki karakter berkelas dan natural. Kau tau, bunga ini juga melambangkan keberuntungan dan dikenal sebagai bunga kemakmuran dan kehormatan. Peony juga sering dikaitkan dengan pengundang jodoh dan pernikahan yang abadi." Ujar Seokmin dengan memberikan bunga peony yang dirinya petik tadi.

Joshua menatap lekat kearah bunga itu lalu berganti kearah Seokmin yang masih menatap kearahnya.

"Bentar, jangan bilang kalau lo tau arti semua bunga yang ada disini?."

Seokmin mengangguk, "wilayah ini milikku, tentu saja aku hafal semuanya. Ayo."

"Mau kemana lagii?." Tanya Joshua saat pungung Seokmin sudah mulai menjauh.

"Kekerajaan ku."

Joshua membulatkan matanya, sebelum berlari menyusul pria itu.

Kembali pada mansion milik Choi Seungcheol yang saat ini sedang menatap datar kearah dua pemuda yang masih saja cekcok sedaritadi.

Sampai pintu besar mansion terbuka dan menampilkan dua serigala besar berjalan mendekati lima orang yang sedang berada diruang keluarga itu.

Mingyu menatap malas kearah dua tamu yang baru saja masuk itu. "Bisakah kalian jika masuk kesini itu berbuah menjadi manusia dulu?."

Sedangkan dua tamu itu sama sekali tidak peduli dan memilih untuk segera naik kelantai 2 mengikuti langkah seungcheol.
















HIII IM BACKKKKKK

SORRY FOR TYPO YA GUYSSS 😘😘

HEHE UPDATENYA SETAHUN SEKALI 😭😭

λυκάνθρωπος Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang