5. sulit dipercaya

710 73 5
                                    

Jeonghan memandang sengit kearah Seungcheol yang kini sudah bertransfrom menjadi manusia seperti sedia kala. Keduanya kini sedang berjalan disebuah jalan setapak yang saat pertama kali Jeonghan bertemu dengan Dino tadi.

Helaan nafas kasar terdengar dari Jeonghan, dan Seungcheol menyadari jika Pemuda Yoon itu saat ini sedang kesal terhadap dirinya.

"Maaf, aku hanya tidak mau jika nantinya akan membuat Chan terlalu betah denganmu."

"Ya itu bagus dong, gua siap kok bawa di pulang." Dengus Jeonghan.

Seungcheol menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Jeonghan yang berdiri tidak jauh dari posisinya.

"Apa kau lupa?, Chan tidak sama sepertimu."

Jeonghan mendekat, "bahkan gua belum percaya kalau gua sekarang bareng sama Siluman serigala. Dulu Wonwoo yang sering ngomongin kalau werewolf itu nyata. Dan gua orang pertama yang nyangkal kalau werewolf itu cuma mitos. Tapi? Kenapa gua malah diadepin sama situasi yang bahkan selalu gua anggep mitos?."

Pemuda itu menatap tepat pada kedua netra Seungcheol yang menyorot teduh.

"Ak-."

Perkataan Seungcheol terhenti saat mendengar suara geraman tidak jauh dari posisinya saat ini.

"S-suara apa?." Panik Jeonghan yang saat ini tanpa sadar mendekatkan rubuhnya pada Seungcheol. Dan mencengkram lengan kekar itu.

Salah satu lengan kekar milik Seungcheol melingkar pada pingang ramping itu lalu menarik Jeonghan agar bersembunyi pada satu pohon besar.

"C-cheol?, mereka siapa?."

Tanya Jeonghan saat melihat beberapa orang sedang berdiri membelakangi mereka. Tapi tak lama Jeonghan menjauhkan tubuhnya dan berlari mendekat kearah gerombolan itu.

"Jadi gitu."

Joshua mengangguk setelah mendengar keseluruhan cerita dari Jeonghan.

"Tapi Han, kalau mobil ama tenda ancur gimana kita pulangnya?. Mana lokasi ini jauh dari desa."

Jeonghan menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa, "gimana kalau kita tinggal disini aja?, seru anjir. Kapan lagi gua bisa buktiin kekalian kalau werewolf itu bukan cuma mitos."

Mereka semua menoleh kearah Wonwoo yang baru saja berucap.

"Tapi yang dibilang ama Wonwoo ada benernya juga si, sinyal disini lebih lancar dibanding waktu kita diarea camping."- minghao

"Jelas lah, orang daerah itu sengaja sinyalnya diilangin sama Seungcheol." Sahut Jeonghan.

"Seungcheol siapa?." Tanya Seungkwan.

"Ya it-."

"VERNON!."

Suara tegas itu berhasil mengalihkan perhatian keenam pemuda itu.

Tak lama seekor serigala besar dengan bulu berwarna abu masuk kedalam rumah, "kak, aku sungguh tidak bermaksud untuk membuat Chan terluka." Ujar Hansol saat sudah bertransfrom menjadi manusia.

Sedangkan diundakan tangga terdapat Seungcheol yang berdiri dengan kedua tangannya yang berada di pinggang.

"Apa yang kau lakukan sampai Chan seperti itu, Hansol?. Astaga." Pria itu tampak mengusap dahinya sedikit kasar.

Berbeda dengan Hansol yang kini menunduk. Entah dorongan darimana Jeonghan berjalan mendekat kearah Seungcheol dan mengusap lengan pria itu dengan pelan.

"Emangnya Chan kenapa?." Tanya Jeonghan.

"Terakhir Chan main sama Hansol, dan waktu aku memandikan Chan ditubuhnya ada lecet." Jelas Seungcheol seraya meraih tangan Jeonghan untuk digenggam, dan entah kenapa pria itu dapat merasakan kenyamanan dari pemuda itu. Pemuda itu berbalik dan menatap kearah Hansol.

"Terakhir kali lo ngajak Chan main dimana?.'

"Kak, ayolah aku hanya mengajaknya bermain di hutan." Balas Hansol.

Seungcheol membulatkan kedua netranya, "HANSOL GOBLOK LO BISA MIKIR NGGA SI?!, CHAN MASIH KECIL SIALAN!."

Hansol menunduk saat Jeonghan baru saja berteriak kearahnya. "Gua beneran ngga paham sama jalan pikiran lo, Sol. Waktu itu aja gua langsung mau diterkam ama Coups, gara-gara main doang ama Chan. Ini sampe anak gua lecet astaga."

"Jeonghan?."

Pemuda itu menoleh kearah Seungcheol dan menatap pria itu dengan tatapan bertanya. "Sejak kapan putraku menjadi putramu?."

Jeonghan mengerjapkan kedua matanya, "iya juga kenapa gua bilang anak gua ya?."

"Tololnya ngga ketinggalan." Sahut Joshua.

"Haish dahlah bodo amat, jadi gimana ceritanya Chan bisa lecet?."

Hansol menarik nafasnya dan mendudukan dirinya disofa. "Chan tadi cuma ngelundung dari tebing." Ujar Hansol dengan santai.

Ringisan terdengar dari Hansol setelah mendapat lemparan bantal dari Seungkwan yang mendarat mulus pada wajahnya.

"TEBING LO SEPELEIN ANJIR?!."

Hansol mendengus, "santai aja kenapa si?,, orang tebingnya pendek juga."

"Ver."

Hansol yang tadinya menggerutu sontak saja terdiam saat mendengar suara lembut namun dalam. Lalu menoleh kearah Jeonghan yang kini memandangnya dengan kedua matanya yang entah sejak kapan berubah menjadi dua warna. Disertai dengan menyebarnya feromon berbau stroberi hutan bercampur rumput. Juga rambutnya yang kini memanjang dan berwarna merah.

"Apa kau sudah dapat ijin dari Seungcheol untuk mengajak Chan bermain diluar rumah?, seharusnya kau tau, walaupun pack ini milik Seungcheol. Tidak ada yang bisa menjamin jika para werewolf disini aman, dan lagi aku tidak suka jika adikku berbohong." Setleah mengucapkan itu, Jeonghan segera berjalan naik dan memasuki kamar milik Chan. Meninggalkan ruang tengah dengan suasana tegang.

Seungcheol menghela nafasnya pelan, llau tanpa berucap pria itu berjalan menyusul Jeonghan.

Sedangkan Hansol menundukan kepala dengan helaan nafas pelan. Pria itu menoleh saat merasakan kepalanya diusap.

"Sorry, tadi gua reflek ngelempar lo make bantal." Ujar Seungkwan. Entah dorongan darimana Hansol menarik pemuda dnegan wajah bulat itu kedalam dekapannya dan menghirup aroma yang keluar dari leher Seungkwan dengan rakus.

"Steve." Gumam Hansol, ah ralat Vernon.


TBC / END?

SORRY BANGET KALAU UPNYA LAMA😭, APALAGI AKU SADAR KALAU BOOK TENTANG WEREWOLF ITU BAKALAN SUSAH DAPETIN FEEL SAMA ALUR YANG MASUK AKAL DAN GAMPANG DIPAHAMIN 😭.


λυκάνθρωπος Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang