12. Dream

273 25 0
                                    

Junhui menghilangkan kubah yang menjadi perisai saat perang tadi. Pria itu berjalan mendekat kearah Minghao dan tanpa kata menarik tubuh pemuda manis itu kedalam dekapannya.

Minghao yang dipeluk hanya tersenyum tipis dan mengusap pungung lebar itu. "Maaf." Bisik Junhui. Setelahnya, kedua tubuh itu menghilang disertai dengan cahaya biru yang sedikit menyilaukan mata.

Seungcheol menahan tubuh Jeonghan yang hampir saja limbung, bisa dirinya pastikan jika hampir semua energi dikeluarkan oleh pemuda manis itu.

"Kita sudah menang, sekarang pulanglah kepada keluarga kalian masing-masing. Katakan agar tidak perlu khawatir jika akan pergi ke hutan untuk berburu, karna semua sampah itu sudah tiada." Ujar Seungcheol sebelum pergi bersama dengan semua saudaranya.

Mereka meninggalkan para Rongue yang terbakar akibat api milik Jihoon.

Seungcheol membaringkan tubuh lemah Jeonghan pada ranjang yang berada dikamar istananya. Ya, istana milik Klan Choi yang berada dipusat kota.

Pria itu terus menatap kearah Jeonghan yang masih enggan untuk membuka kedua matanya. Seolah pemuda manis itu sedang menikmati alam mimpinya.

"Ayahhh~." Suara bocah itu berhasil membuat Seungcheol yang sejak tadi menatap Jeonghan kini berbalik dan menatap Chan yang sedang berdiri dengan memeluk boneka kesayangannya. Bocah berusia lima tahun itu berjalan mendekat kearah sang ayah kemudian naik keatas ranjang dan ikut memperhatikan Jeonghan yang masih terlelap.

"Ayah, kapan Bunda bangun?." Tanya Chan, Seungcheol tersenyum sembari mengusap surai halus putra semata wayangnya.

"Bunda sedang istirahat sayang, sekarang kamu tidur juga ya? Ayo Ayah anter kekamar."

Saat Seungcheol akan bangkit, Chan menahan tangan Ayahnya itu. "Chan mau disini bersama Bunda boleh?."

Pria mengangguk, kemudian memposisikan Chan ditengah-tengah antara dirinya dan Jeonghan.

"Selamat malam kesayangan Ayah."

Jeonghan mengerjapkan matanya, cahaya silau seakan langsung menerpa wajahnya. Pemuda dengan kemeja putih kebesarannya itu berjalan menyusuri jalan setapak yang dikelilingi oleh kebun bunga, dibelakang pemuda itu terdapat seekor serigala putih bersih yang mengikuti setiap langkahnya.

"Sebenernya ini dimana?." Gumam Jeonghan. Matanya terus bergulir menatap hamparan padang bunga yang sangat indah.

"Ayo kerumah Hanna." Mendengar itu, Jeonghan berbalik dan menatap Cheonsaa yang kini menatap kearahnya.

"Cheonsaa?."

Serigala cantik itu mengangguk, Jeongnan tersenyum kemudia mengusal kepala serigala yang akan dengan rela menunduk agar memudahkan sang tuan mengusap kepalanya.

"Bagaimana aku baru sadar jika kau sangat cantik Cheonsaa? Pantas saja Coups tergila-gila padamu." Ujar Jeonghan dengan kekehan.

Dapat Jeonghan dengar jika serigala itu mendengus dan berjalan mendahului Jeonghan.

Jeonghan segera berjalan mengikuti Cheonsaa, sampai Jeonghan menghentikan langkahnya saat Cheonsaa juga berhenti. Disana terdapat seorang perempuan cantik dengan gaun yang sangat indah, kepalanya terhias dengan mahkota berwarna emas yang terlihat sangat cantik. Bahunya yang terekspos menampilkan sebuah tatto bergambar mawar putih yang sangat cocok dengan kulit bersihnya.

"Jeonghan? Kemarilah."

Pemuda itu berjalan mendekat dan berdiri didepan perempuan itu.

"Kau mengingatku? Jika lupa akan dengan senang hati aku mengingatkanmu. Aku Hanna, manusia yang dirubah oleh seorang ahli sihir Klan Choi. Dia adikku, Wen Junhui."

Jeonghan mengernyit, "Junhui?."

Perempuan itu mengangguk, "akan sangat tidak sopan jika aku tidak mengajak tamuku masuk bukan? Ayo masuk, didalam kau tidak akan sendirian."

Tanpa kata, Jeonghan berjalan mengikuti Hanna untuk masuk kedalam rumahnya. Pemuda itu membulatkan matanya saar melihat semua teman-temannya berada didalam sana.

"Kalian kok bisa disini?."

"Kita juga ngga tau Han, kita semua ngerasa awalnya tidur tapi ngga tau kenapa bisa sampai sini." Ujar Joshua

"Bener yang dibilang Kak Shua, mana pas dateng kita langsung disambut sama serigala yang bilang kalau mereka sebagian dari kita." Jelas Seungkwan yang saat ini sedang duduk disamping seekor serigala berwarna putih bercampur coklat.

"Kalian semua sudah datang?." Suara perempuan itu berhasil mengalihkan pandangan mereka semua, disana Hanna berdiri dengan seorang wanita cantik yang terlihat sangat anggun.

"Perkenalkan aku Jiwoo, permaisuri raja Kwon."

Jihoon menatap Jiwoo, "kau istir kwon soonyoung yang mati terbunuh?." Wanita itu mengangguk, "dan kau Jihoon, reinkarnasiku."

Ruangan itu sempat hening, sebelum Hanna kembali dengan sebuah nampan berisi beberapa gelas teh dan camilan.

"Mari luruskan semua ini sembari memakan camilan dan meminum teh."

Keenam pemuda manis itu mengangguk, "jadi kenapa kalian membawa kami kesini?." Tanya Jihoon setelah beberapa detik hening.

Jiwoo tersenyum tipis menatap kearah Jihoon, "Ratu Kwon, apa kau sudah diberitau oleh anak nakal itu jika kau adalah reinkarnasiku?." Tanya Jiwoo.

Jihoon mnegernyitkan dahinya, "anak? Apa maksud anda itu Soonyoung?."

Perempuan bergaun putih tulang itu menggeleng, "Rangi."

"OHHH HARIMAU ITU?! LO TAU NGGA SIH ANJIR GUE NGIRANYA MAU DIHAP SAMA DIA!." Pekik Jihoon tanpa sadar, pemuda mungil itu masih kesal karena kedatangan pertamanya malah disambut dengan hewan besar itu.

"Ya lu tinggal ngep aja Ji." Jihoon menoleh kearah Wonwoo yang kini sedang mengelus serigala berwarna cream yang tampak sangat cantik.

"Urusan kita soal gitar gue belum selesai ya Jeon Wonwoo!."

Wonwoo merotasikan matanya malas, "ikhlasin aja kenapa sih."

"MATA LO IKHLASIN!."

"Udah-udah, kenapa sih? Kita kesini bukan buat dengerin kalian ribut ya!." Tegur Joshua yang sudah mulai muak dengan kedua adiknya itu.

Hanna juga Jiwoo terkekeh, "jadi kalian ingin tau apa alasan kalian bisa kesini? Dan kenapa bisa sekarang kalian menjadi setengah wolf?."

Jeonghan mengangguk, "jelasin semuanya."

"Semua ini salah ku." Ujar Hanna dengan menunjukan senyum getirnya, semua orang yang ada disana kemudian menatap kearah wanita bergaun putih selutut.

"Semua berawal dari aku yang kabur dari rumah, dan sebelumnya aku ingin meminta maaf kepada kalian karna akulah penyebab kalian berada disini. Aku membuat perjanjian dengan moongoddes agar aku mendapat reinkarnasi dan bisa menghancurkan para rongue. Awalnya aku hanya seorang gadis yang memeiliki banyak tekanan dari keluarga."






















Tbc

λυκάνθρωπος Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang