5

79 3 1
                                    

Pemuda itu terkejut setelah mendapat siraman air dingin saat dia tertidur, ia terlonjak dan langsung menegakkan tubuhnya tidak perduli jika nanti sakit kepala.

Pria itu terduduk di kasur dan mengelap wajahnya yang tersiram air, dia  mengeram dan sangat marah siapa yang berani membangunkannya tidur sepagi ini dengan menyiramkan air kepadanya.

"Ck, siapa yang berani bangunin gua tidur sepagi ini" Ucap pria itu.

"Saya" Ucap ayah zifa.

Pria itu mendengar jawaban dari sampingnya terkejut melihat orang yang tidak ia kenali berada di kamarnya.

"Siapa anda berani-beraninya masuk ke kamar saya tanpa izin" Ucap pria itu.

"Kamarmu kamu bilang? "

"Iya kamar saya, dan kenapa anda berada di rumah saya"

"Enak aja kamu bilang ini kamar kamu, Ini kamar putri saya dan ini rumah saya" Ucap ayah zifa sambil menekankan katakan katanya.

Pria itu segera mengedarkan pandang matanya ke ruang yang ia tiduri, ia kaget saat tau kamar ini bukan miliknya tapi dengan cepat ia mengubah raut wajahnya menjadi datar kembali.

Ia baru teringat tadi malam ia masuk ke kamar ini diam² seperti maling, tapi ya bagaimana lagi ia harus segera menyelamatkan diri dari kejaran polisi.

"Maaf" Ia berucap datar dengan menurunkan gengsinya karena sadar dia salah.

"Maaf maaf kamu bilang, enak aja kamu harus tanggung jawab kepada putri saya. "

"Sekarang pakai bajumu dan turun ke bawah jelaskan kepada keluarga saya. " Lanjut ayah Zifa.

Pria itu segera memakai pakaian yang ia lepas tadi malam, dan mengikuti langkah pria paru baya itu.

Ia tidak mau menjadi seorang pengecut karena tidak mau bertanggung jawab atas apa yang telah ia lakukan.

***

Mereka berjalan keluar dari kamar menuju ruang tamu menuruni anak tangga yang berjumlah sekitar 18 anak tangga.

Sampai di ruang tamu ia melihat dua orang wanita yang satu masih mudah dan satunya seumuran ibunya.

Saat melihat ke arah dua wanita itu ia tidak sengaja bertatapan dengan wanita mudah bergamis hitam dan hijab besar terlihat matanya sembab bisa ia tebak wanita itu habis menangis.

Saat kami bertatapan dengan durasi waktu beberapa detik wanita itu menundukkan kepalanya.

"Silahkan duduk" Ucapan wanita paru bayar yang seusia ibunya itu.

"Siapa namamu" Tanya ayah zifa kepada pria itu.

"Alfaiz Atmajaya" Ucap Al.

"Kamu harus tanggung jawab atas apa yang telah kamu lakukan kepada putri saya. "

"Saya tidak melakukan apapun kepadanya, kenapa saya harus tanggung jawab. " Balasnya dingin dengan wajah datar.

"Kamu sudah melihat aurat putri saya yang telah dia jaga dengan ketat dan dengan seenak jidat kamu tadi malam melihatnya dan tidur bersamanya dalam satu ranjang. " Ucap ayah Zifa dengan nada tinggi.

Ibu Zifa melihat suaminya sudah sangat tersulut emosi segera mengelus lengan suaminya untuk menenangkannya.

Al yang mendapat jawaban seperti itu, ia ikut tersulut emosi karena ia sangat tidak suka dengan orang yang berbicara kepadanya dengan membentak.

Al berusaha sekuat mungkin mengendalikan amarahnya agar tidak memukuli orang yang dengan berani membentaknya.

"Saya harus membanyar berapa tuan" Al berucap dengan tenang.

AccidentWhere stories live. Discover now