7

58 4 0
                                    

'Assalamu'alaikum guys.....

Bagaimana kabarnya???? Sehat selalu ya..., jangan lupa jaga pola makan apalagi yang punya sakit lambung jangan sampai telat makan...✨

Semoga part kali ini bisa memberi sedikit manfaat...

Mau tanya boleh ngak???

Menurut kalian cerita ini menyenangkan atau tidak??

Aku tunggu jawaban kalian di kolom komentar ya...

Let's enjoy for reading.... 🤓





***

"Jangan pernah mengambil sebuah keputusan dalam keadaan marah, dan jangan buat janji dalam keadaan gembira."
-Ali bin Abi Thalib-

Setelah kedua pihak menyetujui meskipun salah satu pemeran utama tak setuju dengan keputusan itu.

Kini ayahnya Zifa sedang ke luar rumah untuk menemui pak ustadz yang biasanya menikahkan orang sekitar, rumah ustadz itu  tidak terlalu jauh dari rumahnya hanya berjarak 10 rumah,bisa di bilang masih tetangga.

Jangan lupa satu hadits yang menerangkan 40 rumah dari rumah kita adalah tetangga.

Hadits nya :

Diriwayatkan dari Aisyah bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: “Tetangga ialah 40 rumah ke kanan, 40 rumah ke kiri, 40 rumah ke depan, dan 40 rumah ke belakang.”

Setelah 20 menit lamanya pak ustadz dan ayahnya Zifa sudah sampai di rumah.

" 'Assalamu'alaikum.." Ucap ayah Zifa yang di belakangnya ada seorang ustadz.

Ustadz itu bernama ustadz Alif Hidayat orang sekitar biasanya memanggilnya ustadz Alif.

Mereka yang di dalam rumah menjawab secara bersamaan " Wa'laikumussalam warahmatullahi wabarakatuh "

" Silahkan duduk ustadz " Ucap bunda Zifa.

Ayahnya Zifa, papahnya Al, dan pak ustadz berbincang dengan serius membicarakan soal pernikahan yang akan di laksanakan.

Setelah berbincang papahnya Al menghampiri Al untuk membicarakan hal yang penting.

" Al " Ucap papa Al dengan menepuk pundak anaknya yang fokus mengotak atik HP bobanya.

"Berapa mahar yang akan kamu berikan kepada Zifa" Ucap papa Al.

"Ngak tau" Ucap Al cuek.

Papah Al rasanya ingin menendang putranya ke pelanet mars mendengar jawaban putranya yang terkesan dingin dan bodo amat itu, ia hanya bisa menghela nafas dan mencoba untuk bersabar seluas samudera mengahadapi Al saat ini.

"Kamu bawa dompet ? " Tanya papah Al.

"Bawa" Ucap Al

"Berapa jumlah uang cash yang kamu bawa."

Al mengecek dompet di dalam tas kecilnya

" Sekitar 5 juta 500 ribu " Ucap Al setelah mengecek uang cash yang ada di dompetnya.

"Beneran kamu cuma ada segitu? "

"Iya pah, Al ngak ada lagi belum gesek."

Al tipe orang yang dompetnya ngak banyak ada uang cash, tapi jangan salah di dompet ada 5 kartu ATM, dari 4 kartu yang ia punya ada 1 kartu berwarna hitam yang terbuat dari bahan metal, betul sekali ia punya black card maklumlah orang kaya...

"Yaudah kalau cuma ada cash segitu jadikan mahar, papah mau keluar dulu. " Ucap papah Al keluar untuk menelfon seseorang.

Tidak menunggu waktu lama kini Al sudah rapi setelah di suruh mandi ayahnya Zifa dan kini ia siap untuk akad nikah, ia memakai baju kokoh berwarna putih, sarung hitam dan tidak lupa peci yang ia dapat dari orang suruhan  papahnya yang baru saja  datang setelah papahnya keluar untuk menelfon orang suruhannya.

Kalau kalian bertanya kenapa Al memakai setelan itu dan tidak yang lain?? tanyakan pada papahnya Al.

Saat ini Zifa memakai baju putih milik bundanya dulu saat menikah masih bagus karena dijaga dan di rawat sepenuh hati oleh pemiliknya.

Sebenarnya Ayahnya Zifa yang akan menikahkan sendiri putrinya dengan Al tapi beliau membutuhkan pak ustadz agar bisa menuntunnya atau membimbingnya.

"Sudah siap? " Tanya pak ustadz kepada Al.

Al menganggukkan kepada pertanda ia sudah siap untuk melakukan akad nikah.

"Silakan pak Angga jabatan tangan mempelai pria dan ucapkan seperti tadi " Ucap pak ustadz kepada Ayahnya Zifa.

Ayahnya Zifa menjabat tangan Al, dengan suara yang tegas beliau menikahkan putrinya dengan Al yang akan menggantikannya untuk bertanggung jawab sepenuhnya kepada Zifa.

"Saudara Alfaiz Atmajaya, saya nikahkan dan kawinkan engkau, dengan putri saya bernama Azifa Nur Aini binti Angga Abdullah dengan mas kawin 5 juta 500 ribu rupiah dan satu unit mobil BMW di bayar tunai!. "

"Saya Terima nikah dan kawainnya Azifah Nur Aini binti Angga Abdullah dengan mas kawin 5 juta 500 ribu rupiah dan satu unit mobil BMW di bayar tunai!. " Al mengucapkan ijab qabul dengan satu tarikan nafas dengan begitu lancar.

"Bagaimana para saksi ? "

"SAH"

Setelah mengucapkan ijab qabul dan para saksi berkata "SAH" hati Al tiba-tiba berdetak lebih kencang, darah berdesir padahal sebelum akad nikah dia biasa aja tidak seperti ini ia menundukkan kepalanya helaan nafas berat keluar dari mulutnya.

Bagi Al ini adalah mimpi buruk ia menikah wanita yang tidak cintai dan ia tidak kenal sama sekali sebelumnya.

Sama halnya dengan Zifa setelah Al mengucap ijab qabul hatinya berdetak lebih kencang dari sebelumnya darahnya berdesir dan air matanya seketika turun, ia tidak menyangka hari ini resmi menjadi istri orang secara agama.

"Untuk mempelai wanita, silahkan menghampiri mempelai pria," Ucap pak ustadz.

Dengan ditemani sang bunda Zifa menghampiri Al dan duduk di sampingnya, sebenarnya ia sangat tremor karena sebelumnya ia tidak pernah berdekatan dengan laki-laki yang bukan mahramnya dengan jarak sedekat ini tapi ia dengan sekuat mungkin berusaha agar dirinya lebih tenang karena Al sudah menjadi mahramnya.

"Silakan salim dan cium tangan suamimu" Ucap bundanya.

***

Yei... Samapai sini dulu ya..

Mau di spill ndak bab selanjutnya???

Ha..?

Gimana???


Ndak mau? Mau???



Yaudah kalau gitu...




Nih othor spilll untuk kalian..

Zifa mengulurkan tangan dan mencoba untuk menyalimi tangan Al tapi ia menariknya lagi seperti itu terus sampai dua kali sungguh ia benar-benar agak takut karena saat Al melihat kearahnya ia selalu mendapat tatapan tajam dan tidak suka dari pria yang berstatus suaminya itu.

AccidentWhere stories live. Discover now