8

57 3 0
                                    

بسم الله الرحمن الر حيم

'Assalamu'alaikum teman²...

Hehehe maaf ya uploadnya lama, malam-malam lagi (。ノω\。)

Semoga othor bisa lanjutkan ceritanya sampai end ya..

Jangan lupa baca Al-Qur'an ya....

***

Zifa mengulurkan tangan dan mencoba untuk menyalimi tangan Al tapi ia menariknya lagi seperti itu terus sampai tiga kali sungguh ia benar-benar agak takut karena saat Al melihat kearahnya, ia selalu mendapat tatapan tajam dan tidak suka dari pria yang berstatus suaminya itu.

Al yang melihat itu hanya bisa menghela nafas dalam hatinya berkata " Tinggal salim aja ribet amat".

Bunda Zifa melihat anaknya seperti itu gemas sendiri, ia memberikan tepukan halus di pundak Zifa agar segera mencium tangan suaminya.

Mendapat tepukan dari bunda dengan cepat Zifa langsung mengambil tangan suaminya dan menciumnya dengan hikmat.

Saat Zifa mencium tangan Al, Al  merasakan seperti ada setrum yang menyengat tubuhnya entah kenapa penyebabnya, ia kemudian reflek mencium pucuk kepala Zifa ia merasa ada debaran aneh padahal biasanya ia biasa aja kalau cipika-cipiki dengan pacarnya jangan salah faham hanya di pipi.

Tidak bisa Al pungkiri sebenarnya istrinya itu cantik tidak kalah dengan sang kekasih, tapi hanya ada rasa tidak suka  pada hatinya untuk zifa karena menurut Al dia sudah membuat masa depan yang dia impikan bersama sang kekasih berantakan.

Seakan tersadar telah memuji istrinya cantik dengan segera Al menepis pemikirannya bersamaan dengan itu suara deheman terdengar.

Ke dua pasutri itu masih mematung dengan posisi itu sekitar 1 menit, orang di sana hanya bisa menghela nafas dan memaklumi tingkah mereka yang sama-sama nyaman atau tertegun dalam posisi saat ini.

"Ekhem.. " Dehem papah Al menyadarkan pasutri itu.

"Udah dulu kali nanti di lanjut di kamar aja" Ucap mamah Al.

Mendapat teguran seperti itu Zifa hanya menunduk malu dengan pipinya yang mulai memerah dalam hati ia berkata "malu bangett.. ya Allah. "

Sedangkan Al hanya berekspresi biasa aja dan terkesan bodo amat, sebenarnya  ia seperti itu hanya cover aja padahal jantungnya juga dag dig dug ser sebenarnya.

Al merutuki dirinya kenapa bisa-bisanya ia terlena dan merasa nyaman dengan adegan itu dalam hati Al berkata "Akhh lo ngapain sih Al".

Bunda Zifa hanya tersenyum menanggapi sedangkan ayahnya hanya menggelengkan kepala kemudian mereka berbincang ringan.

Bunda minta izin untuk kebelakang saat di tengah perbincangan, tidak lama kemudian beliau datang kembali dan bergabung bersama mereka.

***

" Mari semuanya kita makan dulu " Ucap bunda menghampiri mereka setelah dari dapur.

Yang memasak makanan saat ini adalah bik Iyem yang biasanya membantu bunda beberes rumah karena tidak mungkin Bunda meninggalkan para tamu dengan waktu lama untuk memasak makanan, jadi beliau meminta tolong kepada bi Iyem yang kebetulan saat itu sudah selesai dari pekerjaannya untuk memasak makanan tapi bunda tetap membantu walau hanya sebentar.

Mereka semuanya menuju ke ruang makan disana terdapat beberapa hidangan yang sangat menggiurkan untuk di santap.

***

Setelah makan kini pak ustadz dan mamah papahnya Al pulang karena ada hal yang harus segera di urus.

Kini Al, Zifa, ayah, dan bunda masih belum beranjak dari ruang tamu setelah mengantar mereka pulang.

"Kalian berdua segera urus pernikahan kalian di pemerintahan agar sah secara negara, " Ucap bunda lembut.

"Meskipun pernikahan kalian di sembunyikan tetap harus di urus agar sah dimata agama dan negara" Lanjut bunda.

Mereka berdua hanya menganggukkan kepala sebagai tanda persetujuan.

"Yaudah kalau begitu bunda masuk ke kamar dulu ya" Ucap bunda.

Setelah bunda pergi kekamar ayah juga menyusul bunda.

Zifa memutuskan untuk masuk ke kamar juga karena suasana yang canggung dan ya sebenarnya ia menghindari suaminya itu.

"Lya masuk ke kamar dulu ya kak" Ucap Zifa kepada Al.

"Hem" Al menjawab dengan deheman.

AccidentWhere stories live. Discover now