CHAPTER 2

11.6K 1K 32
                                    

Happy reading.
.

.

.

.

.

.
(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)



Langit mulai meredup dan matahari mulai berganti dengan bulan. Lampu jalanan mulai dinyalakan untuk menerangi jalanan yang tampak ramai oleh pengguna kendaraan bermotor maupun mobil.

Sebuah gumpalan daging yang masih tertidur di bawah pohon itu tak menyadari bahwa hari mulai gelap. Belum tau saja jika ada seekor kucing kecil yang ingin membangunkan si balita. Kucing tersebut menjilati wajah, kaki dan lengan si balita. Namun, si balita tak kunjung bangun.

Pria yang sedari tadi menunggu untuk melihat gerak gerik si balita pun merasa bosan karena si balita tak kunjung bangun. Pria itu pun memutuskan untuk mendekati si balita yang masih tidur, ia tak tahan melihat si balita yang tidur manis di bawa pohon yang beralaskan rumput. Apakah tak merasa dingin?.

Pria itu mendekat di ikuti oleh 2 bodyguard di belakangnya. Pria itu merasa gemas melihat Ata yang tertidur dengan mulut terbuka dan pipinya yang tergencet lengannya. Shhh, pria itu ingin sekali memakannya hidup hidup, seperti ia memakan anak kucing kecil yang baru lahir.

Di angkatnya Ata kedalam gendongan pria itu dan mengelus punggung sempit Ata. Walaupun perlahan, Ata masih tak terusik saat ia di angkat oleh pria itu. Pria itu sedikit bingung karena Ata merasa tak terganggu sedikit pun. Pria itu pun menjauhkan Ata dari gendongannya.

Pria berwajah tampan namun datar itu menelisik setiap lekuk wajah Ata yang menurutnya imut itu. Ia tersenyum tipis melihat Ata yang berada di tangannya yang bersarang itu dan Ata yang begitu kecil di tangan si pria itu. Kepala Ara miring kesamping kanan yang hampir menunduk dan jari jari tangan Ata yang terbuka dan tertutup. Hihi, lucunya.

Pria itu membawa Ata kedalam dekapannya dan berjalan pergi meninggalkan taman menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari taman. 2 bodyguard itu mengikuti tuannya dan setelah sampai mobil, salah satu bodyguard itu membukakan pintu untuk tuannya dan satunya masuk kedalam mobil untuk mengemudi.

Kita panggil dua bodyguard tersebut dengan nama Oscar dan Tristan. Oscar yang membukakan pintu untuk tuanya dan Tristan yang akan mengemudi mobil.

Setelah tuannya masuk, Oscar menutup kembali pintu mobil dan masuk ke dalam mobil, ia duduk di kursi penumpang tepat di sebelah Tristan. Sedangkan Tristan menunggu perintah tuannya.

Di sisi lain pria yang menggendong Ata malah asik memandangi wajah Ata yang damai dalam tidurnya itu. Ia pun tersadar dan menatap ke depan dengan wajah andalannya, yaitu datar.

"Kembali ke mansion."

Mendengar itu Tristan langsung menyala mobil dan menjalankan mobil tersebut. Di perjalanan hanya di temani oleh keheningan dan hanya terdengar suara dengkuran halus dari Ata. Pria itu tidak pernah bosan memandang wajah imut si balita. Hingga Ata mulai terbangun dari tidurnya.

"Eungh..."

Mendengar suara lenguhan, pria itu menepuk nepuk panta si balita mungil itu agar tidur kembali. Namun dengan polos nya, Ata malah memandangi wajah tampan pria itu. Lihat saja, mata bulatnya yang besar terus memandangi wajah pria yang memangkunya itu.

Merasa di perhatikan, si pria itu menatap mata si balita dengan mata elangnya lalu mengangkat sebelah alisnya seakan akan bertanya 'ada apa'.

"Aman capa?" tanya Ata dengan suara cadelnya yang imut dan suara yang mengalun merdu di telinga si pria.

Baby AtaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang