CHAPTER 7

7.9K 552 8
                                    

Sorry, kali ini gue bikin ceritanya pendek, kurang lebih 890 kata.















Happy Reading.

.

.

.

.



✩°。⋆⸜ 🎧✮












Kenzi membuang ponselnya sembarangan setelah membalas pesan dari grup teman temannya itu. Kenzo yang melihat itu pun hanya menggelengkan kepalanya, ia tau bahwa adiknya itu sedang badmood. Tapi badmood kenapa? Karena si bayi sedang tidur membuat Kenzi tak bersemangat.

Dengan perasaan yang campur aduk, Kenzi pergi dari ruang keluarga menuju kamar Liam, dimana si bayi tidur. Ia berjalan seperti orang mabuk dan wajahnya yang dibuat-buat seakan-akan ia lelah.

Sesampainya di depan pintu kamar Liam, Kenzi masuk dan melihat gumpalan daging yang tertidur dengan pacifer yang bertengger di mulutnya. Seakan akan tersihir, Kenzi kembali bersemangat dan membaringkan tubuhnya di sebelah Zata yang tertidur lelap dengan perlahan tanpa mengganggu si bayi.

Wajah damai Zata membuat Kenzi menjadi tenang, ia memeluk Zata dan memejamkan matanya menyusul Zata ke alam mimpi.




***





16.00

"Bang Ji, bangun ... kenapa malah tidur disini ...,"

"Bang, eh ... bangsat,"

"Bang, baby hilang,"

"APA?!"

Dengan panik, Kenzi langsung bangun dan mencari Zata. Ia melempar selimut, bantal, dan guling sembarangan. Kemudian Kenzi juga turun dari kasur dan melihat ke kolong ranjang.

Sang pelaku yang melihat Kenzi seperti itu hanya bisa menahan tawanya, dan sang pelaku tak lain tak bukan adalah Liam.

Liam? Yap, Liam.

Sebenarnya Liam itu akan berubah drastis saat berduaan dengan si kembar, yang tadinya dingin menjadi barbar seperti si kembar. Hihi

Kenzi yang duduk di lantai pun tersadar dan melihat Liam di pojokan menghadap tembok juga bahu Liam bergetar menahan tawanya. Kenzi pun menatap datar Liam.

Untuk Zata, ia sudah di ambil oleh sang Daddy, Damian yang baru pulang dengan kedua adiknya dan Aaric jam 3 sore tadi. Yah, apa boleh buat?



***



Di ruangan besar yang penuh dengan mainan terdapat 4 orang berbeda usia. Mereka yang lebih tua bermain dengan si bayi yang menggemaskan itu. Sikap mereka berbanding terbalik saat berada di luar mansion dan di dalam mansion.

"Baby, terbang~!"

"Iyeeeeeyyyyy hahahaha!"

"Papi, daddy! Ata terbang! Yeyyy!"

Suara cadel milik Zata memenuhi ruangan itu dan kedua pria lainnya hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Zata yang semakin menggemaskan.

Easter mengangkat tinggi tinggi tubuh mungil Zata dan membawanya kesana kemari di ruangan besar itu dengan Zata yang masih di tangannya.

"Hah hah, capek ... Baby sudah ya? Papa capek loh,"

"Ote nda apa apa, papa ...,"

Zata pun di turunkan oleh Easter dan berlari menuju mainan bongkar pasang, baru Easter membungkukan tubuhnya dan ...

Baby AtaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang