Wajah Natalie berubah pucat. Harapan yang telah muncul di hatinya terhempas begitu saja. Kedua kakinya melangkah mundur dengan lemah.
Dia menggeleng tidak percaya. "Bagaimana kau bisa ...."
"Bagaimana aku bisa tahu?" Dante bertanya sambil melangkah mendekat. Kedua tangannya berada di dalam saku celananya. Dia terlihat santai, tapi sorot matanya sedingin es.
"Kau bisa bermain trik dengan orang lain tapi tidak denganku. Kau bisa menipu mereka, tapi tidak bisa menipuku," bisik pria itu.
Natalie segera berbalik dan berlari hendak menaiki tangga. Namun, Dante dengan cepat meraih dan mencengkeram tangannya dengan kuat.
"Cavey, kau bukan wanita bodoh. Kenapa kau harus melakukan hal yang sia-sia?"
"Karena aku tidak mau berdiam diri dan menunggumu menyiksaku sampai mati!" teriak Natalie dengan marah. Dia menatap tajam pada pria itu. "Kepura-puraan ini sudah berakhir. Kau tidak membutuhkanku lagi. Jadi, lepaskan aku!"
"Kau dikirim seseorang kepadaku," ucap Dante dengan dingin.
"Lucas hanya menginginkan uang! Dia menjualku untuk uang!" Natalie menjadi geram. Matanya memerah. Dia benar-benar tidak mengerti kenapa Dante selalu menuduhnya seperti itu.
Bagaimana cara agar pria itu percaya bahwa dia tidak terlibat urusan apa pun dengan Lucas?
"Kau begitu paranoid. Apa kau sangat takut aku akan mencelakaimu?"
Sorot mata Dante semakin dingin. Natalie tertawa mengejek. "Tubuhmu besar dan berotot. Tapi kau takut pada seorang wanita lemah seperti aku? Aku baru tahu, seorang Vittorio ternyata sangat pengecut."
"Apa?" Dante mengerutkan kening.
"Kau pe-nge-cut!" ejek Natalie dengan tatapan tajam. Tiba-tiba Dante meraih dagunya dan mencengkeramnya dengan kuat. Kepalanya mendongak. Wanita itu meringis kesakitan.
"Kau begitu berani," desis Dante dengan dingin.
"Natalie Hale, jika aku membongkar identitas dan keberadaanmu, apa kau pikir kau masih bisa hidup dengan bebas? Polisi akan menangkapmu, dan hukumanmu pasti akan bertambah."
Wajah Natalie semakin memucat. Dia menatap pria itu dengan penuh kebencian. "Jadi benar, kau sudah tahu identitasku."
Pria itu menyeringai dingin. "Aku sudah mengatakan sebelumnya. Jika kau bersikap baik, maka aku akan memberimu hadiah. Tapi jika kau membuat masalah, aku juga tidak akan membebaskanmu dari hukuman."
Dia tiba-tiba menarik tangan Natalie dan menyeretnya ke salah satu kamar hotel. Wanita itu mencoba memberontak, tapi dia sudah kehilangan banyak energi setelah lelah melarikan diri. Dia tidak mampu melawan Dante sama sekali.
"Benar-benar jelmaan iblis!" desis Natalie.
Dante tersenyum dingin. Dia menutup pintu kamar hotel dengan keras dan mendorong Natalie hingga jatuh berbaring ke ranjang. Wanita itu segera bangkit tapi pria itu kembali mendorongnya.
"Cavey, aku tidak takut kau akan membunuhku. Karena kau tidak akan pernah berhasil." Pria itu menatap Natalie dari tempatnya berdiri. "Aku hanya ingin tahu siapa yang sedang mengincarku."
Natalie hanya menatap ke samping dengan dingin. Dia bungkam.
"Jika kau berbalik memihakku, aku akan sangat menghargai keputusanmu," lanjut Dante.
Dan wanita itu tetap bungkam.
"Bagaimana cara agar kau mau mengatakan sesuatu?" Dante tiba-tiba menindih tubuh Natalie. Dia mengurungnya dengan kedua tangannya. "Apa aku perlu memaksamu?"
Natalie akhirnya menoleh, menatap pria di atasnya dengan berani. "Bahkan jika kau memukul atau mencambukku, tidak ada yang bisa kukatakan! Kau hanya akan menyia-nyiakan emosi dan usahamu!"
"Benar." Dante menatapnya dengan dalam. "Jadi, aku tidak akan kejam."
Pria itu menatap bibir seksi Natalie yang merah dan menggoda. Sudut bibirnya sedikit terangkat. "Mungkin aku harus memaksamu dengan sesuatu yang nikmat."
Tiba-tiba Dante mencium bibir Natalie dengan kasar. Tangannya mencengkeram dan menahan kedua tangan wanita itu di atas ranjang.
*
Jangan lupa tinggalkan vote & komentar yaa.
Follow juga akun ig saya @juliarain_author
Thank you 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Keinginan Liar Tuan Mafia [21+]
Romance[DARK ROMANCE 🔞] "Siapa yang mengirimmu padaku?" tanya pria itu dengan lirih. Jari-jarinya menulusuri wajah cantik wanita di depannya. "Aku tidak dikirim siapa pun." Natalie tetap tanpa ekspresi. "Pembohong!" Pria itu menjambak rambut panjang Natal...