Ballroom hotel yang besar dan mewah itu sudah ramai orang.
Banyak pria berdasi dan wanita-wanita bergaun cantik yang berkumpul. Mereka semua bertepuk tangan untuk merayakan ulang tahun seseorang.
Kedatangan Dante terlambat dan itu menarik perhatian beberapa orang. Seorang pria paruh baya yang baru saja meniup lilin ulang tahunnya langsung berseru, “Dante, cepat kemarilah!”
Dante memeluk pinggang Natalie dan membawa wanita itu ke pusat perhatian. Dia dengan malas-malasan mengulurkan tangannya pada Charles.
“Selamat ulang tahun.”
Charles tersenyum lebar. Dia tidak tersinggung meskipun nada bicara Dante tidak terdengar begitu antusias.
Pria paruh baya itu meminta para hadirin untuk menikmati pestanya, lalu dia kembali menghadap Dante. Perhatiannya langsung tertuju pada sosok wanita cantik bergaun maroon yang tak lain adalah Natalie.
“Siapa wanita cantik ini?” Charles bertanya penasaran.
Natalie pura-pura tersenyum malu. “Dia baru melamarku minggu lalu," katanya.
“Sungguh?” Charles terkejut. Tatapannya skeptis pada Dante. Kemudian dia menatap Natalie dengan kening berkerut. “Berapa harga yang dia tawarkan padamu?”
“Maksudmu ….” Natalie memasang ekspresi tidak mengerti.
“Jangan pedulikan dia.” Dante tiba-tiba mencium pipi Natalie. “Meskipun aku tidak mengundang siapa pun, bukan berarti pertunangan kita palsu, kan?”
Alis Natalie berkerut, menerka-nerka apa yang terjadi di antara kedua pria itu. Dante menatapnya dengan tajam, jadi dia mengangguk.
“Pertunangan kami memang dilakukan dengan sederhana, tapi Dante tidak pernah bermain-main denganku.”
Dia menunjukkan cincin berliannya pada Charles. “Aku akan membunuhnya jika dia hanya mempermainkanku,” lanjut Natalie dengan ringan. Kata-katanya antara jujur dan bercanda.
Dante menunduk dan diam-diam tersenyum miring. Tangannya meremas pinggang Natalie. “Calon istriku memang sangat posesif,” komentarnya.
Charles menghela napas. “Baiklah. Jadi, siapa namanya?”
“Cavendish Smith,” jawab Dante. “Dia membawakan hadiah untukmu.”
Bukan hanya Charles yang terkejut, Natalie juga sama. Pada saat itu, Alex datang sambil membawa kotak hadiah yang entah apa isinya, dan memberikannya pada Charles. “Silakan.”
Charles menatap Natalie dengan senyum berseri-seri. “Terima kasih, Nona Smith.”
Natalie hanya mengangguk dan tersenyum tipis. Dia tidak tahu Dante telah menyiapkan hal seperti itu. Namun, itu bukan urusannya. Dia hanya akan mengikuti arus yang Dante bawa.
“Kau memang tidak mengecewakanku, Dante. Kalau begitu ikutlah denganku. Aku tidak akan mengingkari janjiku,” ucap Charles.
Dante menggenggam tangan Natalie dan meremasnya. Dia membungkuk lalu berbisik di telinga wanita itu, “Aku akan sangat senang jika kau mau menungguku di sini.”
“Aku akan. Jangan khawatir,” jawab Natalie. Bibirnya terangkat membentuk senyuman yang memikat.
Sudut mata Dante menyempit. Dia berbalik lalu menatap dua bodyguard yang setia mengikuti mereka. “Jaga dia baik-baik. Jangan biarkan sesuatu terjadi padanya.”
“Dimengerti.”
Akhirnya setelah mencium pipi Natalie, Dante bersama Alex pergi mengikuti Charles entah ke mana. Natalie mengawasi mereka sampai benar-benar tak terlihat. Dia menunduk lalu tersenyum dingin.
Selama pesta itu, Natalie hanya duduk di kursi sambil minum sampanye. Kakinya sakit, dia tidak mau berjalan-jalan dan melukai dirinya sendiri sebelum rencana pelariannya berjalan.
Dua bodyguard itu terus mengawasi Natalie. Mereka waspada jika wanita itu melarikan diri. Namun, hingga Dante kembali tidak ada sesuatu yang aneh darinya. Natalie hanya berbincang-bincang dengan orang-orang yang ingin berkenalan.
Tindakannya sedikit tidak terduga, tapi itu berhasil membuat kewaspadaan mereka turun. Dante diam-diam mengamati Natalie dari jauh. Matanya menyipit. “Dia begitu patuh.”
“Seseorang bernama Lucas Alexander itu mengirimnya kepadamu. Seharusnya dia tidak melarikan diri sebelum tujuannya tercapai,” komentar Alex.
“Kau sudah memastikan situasinya di Los Angeles?” tanya Dante.
Alex mengangguk. “Sudah dikonfirmasi. Memang tidak ada Natalie Hale di penjara mana pun. Tebakanmu tidak salah.”
“Sulit menyembunyikan wanita cantik,” komentar Dante dengan acuh tak acuh.
“Aku tidak mengerti. Wanita itu sepertinya membenci kita dan tidak senang berada di antara kita. Mungkinkah orang bernama Lucas itu membebaskannya dari penjara hanya untuk mendapatkan uang $50 juta dollar?”
Dante memutar gelas wine di tangannya. Tatapannya tiba-tiba bertemu dengan tatapan Natalie. Dia mengangkat sudut bibirnya lalu berkata pada Alex tanpa mengalihkan pandangannya dari wanita itu, "Jangan berpikir terlalu sederhana jika kau tidak ingin mati begitu cepat."
Alex hanya mengerutkan kening. Sementara itu, Natalie berdiri dari kursinya lalu melangkah mendekati mereka.
“Baguslah kau sudah kembali. Aku perlu ke toilet,” Natalie berkata dengan santai.
Dante mempersilakan tangannya ke depan, mengizinkan wanita itu pergi. Dua bodyguard yang sejak tadi mengawasi Natalie segera bertanya, “Apakah kita perlu mengikutinya?”
“Bryan, kau ikuti dia. Sementara Jayde, tetaplah di sini.” Dante memberi instruksi dan mereka mengangguk patuh.
Natalie tidak peduli lagi dengan apa pun di belakang. Dia berjalan pergi dengan langkah tenang dan anggun.
Bryan mengikutinya dari belakang, tapi dia tidak takut atau panik. Satu orang bodyguard bukan masalah besar untuknya. Dia pasti bisa melarikan diri!
*
*Yuk, jangan lupa vote dan komennya ya 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Keinginan Liar Tuan Mafia [21+]
Romance[DARK ROMANCE 🔞] "Siapa yang mengirimmu padaku?" tanya pria itu dengan lirih. Jari-jarinya menulusuri wajah cantik wanita di depannya. "Aku tidak dikirim siapa pun." Natalie tetap tanpa ekspresi. "Pembohong!" Pria itu menjambak rambut panjang Natal...