Natalie tersentak kaget. Seorang wanita yang memakai seragam kepala pelayan berdiri di belakangnya, tampak waspada dan menyelidik. Usianya sekitar 40 tahunan.
“Aku …” Natalie takut dan kebingungan. Dia melirik lantai bawah lalu segera menggeleng. “Bisakah kamu-”
“Tentu!” Kepala pembantu itu menyela dengan keras dan menatap Natalie dengan tajam. Tangannya meraih tangan Natalie lalu menyeretnya turun ke lantai bawah.
“Tuan, seseorang mencarimu!” teriaknya.
Dante duduk di armchair klasik berukuran besar yang terbuat dari bahan beludru. Alex berdiri di sampingnya, sementara di depannya seorang bawahan sedang memukuli Tomas tanpa hati. Pria bernama belakang Vittorio itu terlihat seperti raja yang mengawasi itu dengan hati dingin.
“Nona Smith, tolong aku!” teriak Tomas yang tubuhnya sudah babak belur.
Melihat Natalie seperti melihat malaikat bagi Tomas. Dia mencoba merangkak mendekati wanita itu, tapi bawahan Brent segera menendangnya hingga tersungkur.
“Kenapa kau melakukan ini?” tanya Natalie pada Dante dengan hati-hati. Dia masih sedikit terkejut dengan tindakan kepala pembantu yang menariknya menghadap Dante. Wanita paruh baya itu benar-benar menyebalkan.
“Dan kenapa kau datang mencariku?” Dante balas bertanya. Dia melepas topi homburgnya, memperlihatkan rambut hitamnya yang begitu gelap.
Wajah Dante akhirnya terpampang sepenuhnya. Untuk sesaat Natalie tidak bisa berkata-kata.
Don Vittorio terlihat asing, tapi ketampanannya tidak kalah dari model-model dan selebriti kelas dunia. Pria yang berusia sekitar tiga puluhan tahun itu memiliki mata abu-abu yang setajam elang dan bibir seksi yang menjadi fitur terbaik.
Mantan-mantan Natalie kalah jauh jika dibandingkan dengan pria ini.
“Sepertinya kita perlu bicara,” kata Natalie. Dante memicingkan mata.
“Apa kau ingin menyelamatkan pria ini?” Dante menyelidik.
Natalie mendengkus. Tomas sama sekali tidak memiliki hubungan apa pun dengannya. Keselamatannya bukan urusannya. Dia hanya ingin mencari topik agar Vittorio tidak curiga dia telah tertangkap basah menguping mereka.
“Kau bisa melakukan apa pun padanya, sesukamu,” kata Natalie tanpa ekspresi.
“Nona Smith, kau!” Tomas menjadi semakin marah. “Siapa Lucas? Kau harus mengatakannya pada Tuan Vittorio!”
“Aku tidak mengenalnya,” jawab Natalie, wajahnya tetap datar.
“Mustahil!” Tomas menggeram tidak percaya. “Dialah yang membawamu ke pelelangan! Kau pasti tahu identitasnya!”
Natalie menatap Tomas dengan tidak senang. Dia menoleh pada Dante dan mendapati pria itu sedang memiringkan kepala sambil menatapnya. Salah satu sudut alisnya terangkat, menunggunya untuk mengatakan sesuatu.
“Aku hanya tahu dia bernama Lucas Alexander,” ungkap Natalie.
“Sungguh?”
Dante tersenyum. Senyum yang berbahaya. Tangan kanannya memutar sebuah benda berwarna hitam yang membuat tubuh Natalie menegang. Itu pistol.
“Jadi bagaimana kau bisa bertemu dengannya?” Dante bertanya.
“Dia menipuku.”
“Oh?”
Natalie menggertakkan giginya. Pria itu tidak percaya padanya dan dia harus memikirkan jawaban yang tepat.
“Lucas memungutku dari tempat kumuh. Jika aku tahu dia akan menjualku, aku tidak akan pernah mau pergi bersamanya.”
“Omong kosong! Kau tidak terlihat seperti berasal dari tempat yang kumuh!” Tomas tidak percaya. “Katakan saja dengan jujur. Kenapa kau harus berbohong? Mungkinkah kau memiliki maksud tertentu?”
“Tomas, jangan lupa kaulah yang sudah membiarkan Lucas menjualku di pelelangan!” teriak Natalie. “Kau menerima suap darinya!”
“Cavendish, kau benar-benar-”
Klik!
Whoosshh!
Sebuah peluru meluncur cepat di udara melewati sisi wajah Natalie. Kedua matanya terbelalak.
Tepat setelah itu, suara jeritan Tomas menggema di seluruh ruangan. Darah merah memercik dan menetes ke lantai.
Tomas membungkuk sambil memegangi lengannya yang berlumuran darah. Dia hampir jatuh, tapi bawahan Dante langsung menariknya berdiri. Wajahnya sudah pucat pasi dan dia hanya bisa menatap Dante dengan bibir gemetar.
“Aku tidak membutuhkan seseorang yang tidak setia. Bawa dia pergi!” perintah Dante dengan dingin. Bawahan-bawahannya langsung menarik Tomas pergi.
Natalie gemetar di tempat setelah melihat apa yang terjadi. Dia tidak menyangka ternyata Dante benar-benar berani menembakkan peluru. Pistol dengan peredam suara itu membantunya melakukan kejahatan dengan bebas. Natalie menjadi semakin takut.
Tiba-tiba Dante berdiri dari kursinya. Dia tersenyum lalu berjalan perlahan mendekati Natalie. Setiap langkahnya seperti malaikat maut yang siap mencabut nyawa targetnya.
Tanpa sadar Natalie melangkah mundur. “Apa yang akan kau lakukan?” tanyanya dengan waspada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keinginan Liar Tuan Mafia [21+]
Romance[DARK ROMANCE 🔞] "Siapa yang mengirimmu padaku?" tanya pria itu dengan lirih. Jari-jarinya menulusuri wajah cantik wanita di depannya. "Aku tidak dikirim siapa pun." Natalie tetap tanpa ekspresi. "Pembohong!" Pria itu menjambak rambut panjang Natal...