013

48.4K 2.5K 21
                                    

”Kenapa tiap liat senyum tuh cowok gue suka deg-degan?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

”Kenapa tiap liat senyum tuh cowok gue suka deg-degan?”

Pasha meraba dada, menatap dirinya dalam pantulan cermin. Di meja rias, ada banyak sekali make up dari berbagai brand yang Pasha tau harganya sangat mahal. Di pakai kalangan selebritis Indonesia maupun luar negeri. Entah siapa yang menyiapkan, tapi Pasha cukup bingung bagaimana mengaplikasikannya selain pemerah bibir dan pelembab untuk wajah. Ia sudah siap, memakai seragam sekolah putih abu-abu dan sepatu sneaker yang membungkus apik kakinya.

”Kalo gue jatuh cinta sama dia bisa bahaya sih.”

Pasha meraba rambutnya yang terkepang dua, Bi Susi yang melakukan. Kemarin, Pasha sempat melihat Nadine dengan gaya rambut yang sama dan bagus dan cantik, ia jadi ingin.

Menyambar tas, kemudian ia keluar dari kamar.

Jujur saja, beberapa Minggu setelah tinggal disini, Pasha masih ragu melakukan sesuatu hal, seolah tak pantas karena ia bukan siapa-siapa yang berhak. Berjalan sedikit, ia menemukan pintu kamar Guntur terbuka lebar, pria itu sedang menyemprotkan parfum pada sekujur tubuh.

Kaos polo shirt warna coklat, celana dasar hitam, jam tangan, ikat pinggang LV berbahan kulit, juga kacamata hitam yang menggantung di kerah. Pasha sempat menahan nafas ketika melihat pemandangan itu, tak sadar jika pria yang belum ia ketahui umurnya berjalan ke arahnya seraya menggeret koper dan kunci mobil.

Good morning,” ucapnya ketika berada di hadapan Pasha.

Mendongak menatap wajah Guntur, Pasha terdiam, ia terpaku dengan keindahan di depannya, wangi segar yang tak bisa ia deskripsikan merangsak masuk tanpa permisi. Guntur sempat menelengkan kepala, menaikkan sebelah alis karena Pasha tak menjawab sapaannya.

”Hei?”

”Hah! Apa, iya, kenapa?”

Cup.

Pasha mengusap dahinya yang sedikit basah, Guntur yang masih sedikit membungkuk tersenyum sampai matanya menyipit.

”Udah sarapan?” tanyanya.

”Hah, belom.”

”Lucu banget deh anak SMA ini.”

Mengusap kepala Pasha pelan, Guntur berlalu lebih dulu. Memukul kepala pelan, Pasha membuntuti pria itu yang hendak berjalan menuju lift yang sedang di bersihkan Nadine.

”Jadi berangkat ke bandara sama om botak, om gondrong?”

Pintu besi tertutup, Pasha sempat bersitatap dengan Nadine yang tiba-tiba menggulingkan mata ke atas. Apalagi ini?

”Jadi, mereka di depan.”

Manja banget koper satu doang tapi bodyguard sampe dua.

”Terus aku?” Pasha menunjuk dirinya sendiri.

”Anter kamu dulu baru ke Bandara.”

”Oh,” membulatkan bibir, setelahnya Pasha diam.

Keduanya berjalan bersisian menuju meja makan, Pasha melihat Danis masuk ke rumah dan mengambil alih koper milik Guntur. Pasha tak banyak tanya dan memakan lahap nasi goreng kecap dan nugget goreng yang ada di meja.

[#2] GUNTUR ASKA BUMI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang