🍓 Strawberry Cake 09🍓

984 117 42
                                    


>> 𝙎𝙩𝙧𝙖𝙬𝙗𝙚𝙧𝙧𝙮 𝘾𝙖𝙠𝙚 <<

~ Ice said, "Sejak kapan Gemgem jadi besar?" ~

>>🍓<<

"Di wajibkan dengarkan musiknya saat membaca chapter ini, bisa buka youtube atau aplikasi musik lainnya"

>>🍓<<

Blaze memincingkan kedua matanya, menatap tajam kearah Raja yang sedang menodongkan pistol kearahnya.

Ia hampir tersedak napasnya sendiri, ketika mendengar perkataan Raja yang ingin mengambil Gempa dari mereka berdua.

"Sepertinya, ada yang harus dibawa ke psikiater." Desis Blaze kuat.

Ia mengarahkan ujung pistolnya kearah Raja, tidak mau kalah bersaing dengan om - om yang dengan seenaknya menganggu waktu bermain mereka bertiga.

Keduanya saling menatap satu sama lain, manik jingga milik Blaze menenung manik heterochromia milik Raja.

Mengabaikan keduanya yang sedang beradu senjata mainan, Gempa dan Ice tetap melanjutkan permainan mereka.

Mereka berdua larut dalam euforia kemenangan, karena telah berhasil menumpas habis para zombie di permainan shooting zombies.

Terbukti dari wajah Gempa yang berseri, tawa dan senyumnya terlihat bebas dan menawan.

Ice tersipu, ia merasa bangga dengan dirinya sendiri. Karena, ia telah berhasil membuat Gempa tertawa seriang ini.

'Kau keren Ce.' Batin Ice bangga.

Senyuman tipisnya mengembang, ketika melihat Gempa yang masih menjelaskan kebahagiaannya dengan bahasa isyaratnya.

"Cece lihat sendiri kan, semua zombienya habis karena kita berdua!"

Kedua manik emas Gempa menatap temannya dengan semangat, kedua tangannya terus bergerak memberitahukan permainannya tadi.

Walau ia tidak berperan banyak selama permainan tadi, tapi perasaan senang dalam dirinya meluap - luap seperti letusan gunung.

Memang benar adanya, jika tadi ia hanya memegang senjatanya saja. Untuk akurasi penembakannya, strategi, serta amunisi, semuanya diatur oleh Ice.

Ice mengusak surai temannya dengan Gemas, ia sudah tidak tahan dengan keimutan yang diberikan Gempa padanya.

'Ini kalau dibawa pulang pasti Bunda seneng banget, sekalian jadiin boneka dikamar..., kayaknya ide bagus' Ucap Ice dalam hatinya.

Gempa memiringkan kepalanya, ketika melihat Ice menggeleng kepalanya dengan kencang.

Tak bisa berbicara untuk menegurnya, Gempa menangkup wajah Ice dengan kedua tangannya.

Ice terpaku seketika, telapak tangan yang hangat menyelimuti wajahnya. Kedua kelopak matanya mengerjap dengan cepat.

Kedua manik birunya melirik kebawah, melihat ekspresi wajah Gempa yang kebingungan dan seakan menanyakan tentang dirinya.

Ice terkekeh pelan, ia mengambil kedua tangan Gempa dari wajahnya. Menangkupnya lalu menciumnya satu persatu.

"Cece cuma lagi mikir, habis ini kita mau main yang mana lagi." Ujar Ice.

Raut kebingungan Gempa berangsur - angsur menghilang, tergantikan dengan tawa serta anggukan kecil.

Gempa lalu menarik salah satu tangannya yang digenggam oleh Ice, ia melihat - lihat seluruh permainan arcade disekitarnya.

Strawberry CakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang