-chapter 01

306 24 4
                                    

⚠️Cerita ini mengandung konten yang bermuatan dewasa, seperti sex dan tags spesifik yang mungkin menjadi trigger seperti; physical abuse, perselingkuhan dan tindak kriminal terencana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Cerita ini mengandung konten yang bermuatan dewasa, seperti sex dan tags spesifik yang mungkin menjadi trigger seperti; physical abuse, perselingkuhan dan tindak kriminal terencana. Jika kamu tidak nyaman dengan tags di atas. Dimohon untuk tidak membaca.

•••


"Tch!" dengusnya untuk hitungan lima atau tujuh siang ini. Bersama ponsel dalam satu genggaman tangan, sedang satu tangan memegang mouse komputer yang bergulir sebentar lalu kembali didiamkan karena perhatiannya tak fokus antara pekerjaan didepan dan layar pipih yang menunjukkan room chat berisi pesan tanpa balasan. "Tch! Dia pergi ke mana sih."

Tangan saling meremas-remas gelisah. Pikiran buyar tak bisa berkonsentrasi. Dilihatnya angka panah jam sudah menunjukkan angka setengah 12 siang tapi sejak pagi di mana bokongnya ditaruh di atas kursi tak banyak pekerjaan yang ia selesaikan selain menggerutu dan berpuluh-puluh kali mendapati bagaimana pesannya tetap teranggurkan saat terakhir ia kirimkan. Ada sesal yang terasa, seharusnya di jam ini paling tidak laporan keuangan sudah berhasil di jamah dan selesai kemudian ia beralih pada analisis anggaran yang lain. Namun apa yang ia dapati sekarang, pekerjaan tetap diam di tempat, kabar pun juga tak kunjung didapat.

Ponsel yang kini terlihat seperti racun dimatikan lalu ditaruh dibawah kolong meja, ada waktu setengah jam untuk ia bergelut dengan komputer sebelum jam makan siang dimulai. Waktu tenggang itu juga bisa ia pakai untuk menunggu dan berharap-harap mungkin saja apa yang ia nantikan akan datang. Ya, hanya menunggu setengah lagi dan mengisinya dengan bekerja bukan sulit dilakukan.

"Jungkook, ayo makan."

"Iya, sebentar." Jungkook jawab tanpa mengalihkan pandangnya dari depan. "Kalian duluan saja tidak apa nanti aku menyusul. Carikan satu kursi untukku ya."

"Masih banyak?" lontar perempuan dengan rambut pendek sebahu, kacamata bulat, lanyard yang menggantung didepan dada menunjukkan sebuah nama Yoona Lee dari divisi yang sama dengan Jungkook.

"Sedikit lagi. Aku akan cepat. Kalian duluan saja cari meja dan pesankan aku dulu makanan. Sepuluh menit lagi aku menyusul. Janji."

Yoona mengangguk-angguk tak mau memaksa. "Ya sudah, aku dan Cheche pergi duluan ya. Aku kabari di mana kami duduk. Che, ayo kita pergi cari meja."

"Jungkook tidak ikut?" lontar perempuan yang dipanggil Cheche  masih tengah mengaplikasikan lipstik dibibirnya yang plum dan merona.

"Masih ada yang perlu dikerjakan katanya. Nanti dia menyusul."

"Oh," jawabnya. Dia berdiri menyusul Yoona lalu pergi setelah mengatakan sepenggal kalimat terakhir pada Jungkook yang tertinggal, 'kami duluan'.

Satu jam dan terhitung setengah satu Jungkook baru menyusul dan duduk di salah satu meja di mana kedua temannya sudah duduk bersampingan dan makan. Menu makan siang hari ini disamakan dengan menu bibimbap untuk ketiganya. Orang-orang kantor bisa membeli apa saja yang mereka ingin makan tapi Yoona memang memilih bibimbap untuk ia dan dua temannya.

[21+] The Mask of Angle 2; Right Person, Wrong Place Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang