-chapter 15.5

238 22 5
                                    

⚠️Cerita ini mengandung konten yang bermuatan dewasa, seperti sex dan tags spesifik yang mungkin menjadi trigger seperti; physical abuse, perselingkuhan dan tindak kriminal terencana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Cerita ini mengandung konten yang bermuatan dewasa, seperti sex dan tags spesifik yang mungkin menjadi trigger seperti; physical abuse, perselingkuhan dan tindak kriminal terencana. Jika kamu tidak nyaman dengan tags di atas. Dimohon untuk tidak membaca.




•••

Begitu sesampainya mereka di rumah Maria dan Hajun sudah sampai duluan dan sibuk menata makanan yang sudah jadi karena di masak di restoran sebelumnya. Lebih praktis, lebih cepat dan efisiensi waktu karena ada banyak pekerja yang bantu. Seokjin disambut hangat sekaligus ucapan terima kasih yang berulang-ulang karena mau mengambil tanggungjawab atas pengamanan anak mereka selama diluar. Seokjin hanya iya-iya saja membalas dengan senyuman tipis dan menjawab dengan ramah jika memang itu dorongannya untuk mengayomi dan menjaga seperti seorang kakak lelaki pada adik kecilnya.

Hangat. Menyambut anak laki-laki pulang itu euphoria benar-benar menyenangkan hati. Maria banyak menebar senyum membayangkan barangkali beginilah jika Jean ada ditengah-tengah mereka. Kursi meja makan yang sengaja ia buat dalam formasi empat lengkap sempurna karena ada yang mengisi. Jam enam lebih sedikit Seokjin pulang ringkih dengan satu tas sedang berisi wadah-wadah plastik yang diisi berbagai macam lauk yang diminta langsung Hajun orang restoran bawa ke rumah sebagai buah tangan.




“Saatnya kita tidur mungil. Semoga papah tidak datang malam ini. Kita berhak untuk tidur nyenyak setelah seharian banyak menghabiskan waktu diluar bersama paman Jinnie.”

Jungkook yang sudah mandi dan berganti baju dengan gaun tidur malam itu menekan saklar hingga keadaan kamar menjadi gelap tanpa penerangan. Sejenak diam diam dengan pandang yang tertuju pada gorden kamar yang tertutup rapat. Semoga saja benar malam ini ia bisa diberi jeda untuk menikmati istirahat dalam damai tanpa intervensi ayahnya si mungil yang tiba-tiba saja datang tanpa undangan.

Baru saja tubuh dibaringkan sempurna didalam naungan selimut yang melembutkan, mata belum bulat terpejam dari sana jalaran tangan merambat lalu cepat membungkam mulutnya. Déjà vu Jungkook membuka kedua matanya dengan gebrakan tubuh yang tidak santai mencoba menurunkan tangan yang entah sudah berapa kali mengunci mulutnya seperti ini.

“Sudah selesai bermain-mainnya kan. Sekarang giliranku menghabiskan waktu bersama kalian.”

“Ibwu! Ibwuu- bwuuuu!”

“Jangan berteriak. Kita selesaikan berdua di sini seperti biasa tanpa melibatkan orang lain.” Jungkook menggeleng memukul-mukul lengan keras kepala menurunkan tangan yang kuat mencengkram mulutnya. "Kulepaskan asal janji kau tidak akan berteriak? Aku tidak ada niatan menyakitimu jadi tenanglah dulu."

Jungkook mengangguk dan Taehyung menarik mundur tangannya hingga mulut itu bisa kembali bebas. Tanpa tendeng aling langsung saja Jungkook menarik tubuhnya kepayahan duduk untuk memukul-mukul brutal lelaki yang dengan santai berbaring disebelahnya itu tidak berdosa. Entah kapan tepatnya dia bisa menyelinap masuk kedalam sepertinya saat ia masuk kembali ke kamar setelah menandaskan makan malam lalu melipir mandi ke belakang Taehyung sudah ada di sini menunggu hingga momen tepat dia memunculkan eksistensi diri.

[21+] The Mask of Angle 2; Right Person, Wrong Place Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang