-chapter 08

197 21 12
                                    

⚠️Cerita ini mengandung konten yang bermuatan dewasa, seperti sex dan tags spesifik yang mungkin menjadi trigger seperti; physical abuse, perselingkuhan dan tindak kriminal terencana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Cerita ini mengandung konten yang bermuatan dewasa, seperti sex dan tags spesifik yang mungkin menjadi trigger seperti; physical abuse, perselingkuhan dan tindak kriminal terencana. Jika kamu tidak nyaman dengan tags di atas. Dimohon untuk tidak membaca.

•••


Lebih dari seminggu full dokter didatangkan setiap hari sebagai salah satu bentuk tanggung jawabnya mengobati dia yang sengaja dilukai. Perawatan paling bagus bagaimana cara mengobati luka tamparan dipipi, bagian paha, punggung tak terkecuali dengan luka yang tentunya ada dibagian celahnya. Malu sih— karena terang-terangan menampakkan pada orang lain selain kekasih sendiri, tapi mau bagaimana lagi jika tidak begitu lukanya juga tidak akan cepat pulih atau kemungkinan akan menjadi buruk karena didiamkan tanpa diberi sentuhan pengobatan.

Komunikasi masih tetap intens dilakukan terutama pada orang rumah. Pernah ada sisipan tuntutan kenapa Jungkook selalu beralasan jika diminta untuk pulang meluangkan waktu liburnya di Sabtu Minggu menjenguk orang tua di rumah. Ujung-ujungnya calon menantu yang belum diketahui rupa dan namanya jadi sasaran sindiran. Sudah begitu mau bagaimana lagi— diterima kan saja. Toh dipikir-pikir juga benar alasan utama ia tak bisa pulang karena kondisinya tidak memungkinkan untuk dilihat khalayak luar siapapun itu tak terkecuali orang tua sendiri dan dua temannya yang belum diperbolehkan untuk menjenguk langsung ke sini. Masih sangat buruk, masih belum kondusif. Untuk waktu ini yang diperbolehkan masuk hanyalah dokter Christine dan juga sang kekasih. Tapi Taehyung tidak pernah lama menetap, sekitar satu dua jam berbincang dia akan izin kembali pulang. Pulang ke rumahnya atau pulang menemui istrinya. Jungkook tak ada minat untuk banyak bertanya.

Bekal memakai masker, skirt abu di atas paha, kaos dan knit dengan baby pink yang pudar warnanya itu, Jungkook diajak pergi pukul sembilan pagi tanpa tahu menahu ia akan dibawa ke mana karena Taehyung bilang dia akan menjelaskannya setelah mereka sampai ditujuan. Ada rasa takut yang sudah meradang didalam dada begitu langkah kaki menuruni tangga kosan, masuk ke mobil dengan lelaki ini dalam gandengan tangan. Ini resiko. Penuh resiko. Ashley atau paparazi barangkali sudah setia mengintai dari jauh untuk memotret bahwa ia dan sang kekasih seperti tak menaruh peduli barang sedikit pada pusara masalah yang masih tetap panas diperbincangkan.

Pertanyaan-pertanyaan yang mudah ditebak jika gambar diri mereka sore ini tertangkap dan disebar dengan murah. Tidakkah ada rasa kasihan dari suami pada istrinya yang bungkam? Tidakkah tertinggal setitik saja rasa malu dalam diri simpanan ini memposisikan diri di antara dua orang yang masih terikat sah pernikahan? Sudah rendah kastanya beriringan dengan perilakunya yang juga tak kalah rendah.

Semacam itu. Semacam itu.

Kalimat-kalimat berisi ujaran kebencian, cemoohan, dan penghakiman di mana orang yang membacanya sudah terdesak mentalnya. Ketikan jemari netizen bisa lebih tajam dari asahan pedang. Sialnya— hujan cercaan dan gunjingan itu akhirnya bisa sampai padanya juga. Setiap hari ponsel tidak pernah berhenti memunculkan notifikasi pesan masuk dari nomor-nomor yang tidak dikenal. Taehyung tak bisa bantu hentikan jadi solusinya SIM-card berakhir Jungkook buang.

[21+] The Mask of Angle 2; Right Person, Wrong Place Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang