Manuel Peter Neuer. Kapten tim sepakbola sekolah internasional Munich, berposisi sebagai kiper. Sifatnya yang arogan, dan aura intimidasi yang dimilikinya membuat seluruh tim menyegani Manu. Ia selalu mendapatkan apa yang dirinya inginkan, selalu.
Manu berasal dari keluarga yang cukup kaya. Ibunya adalah pengacara terkenal di daerahnya, dan ayahnya adalah seorang politikus. Kesendirian menjadi teman sehari-hari Manu, selalu menjalani hidup tanpa ada gairah sama sekali. Hanya sepakbola tempat pelarian Manu disaat dirinya kembali merasa sepi.
Hingga suatu hari datang murid pindahan dari Spanyol, Marc. Marc datang pada Manu untuk mendaftar menjadi bagian tim sepakbola sekolah. Sifat Marc yang ceria dan mudah berbaur dengan orang baru membuat Manu terkesan. Senyuman Marc seakan menghipnotis Manu, matanya tak pernah lepas untuk selalu melihat senyuman lebar milik Marc.
Manu menyukai Marc, itulah faktanya. Tapi apakah rasa suka Manu bisa membuat Marc jatuh hati padanya? Atau akan membuat sebuah luka besar bagi Marc?
Marc André Ter Stegen. Dirinya hanya pemuda biasa, hidup dilingkungan yang menyenangkan. Memiliki keluarga yang cukup harmonis, walaupun ayahnya selalu mengekang Marc untuk menjadi kiper utama tim sepakbola sekolah. Marc selalu bersenang-senang dengan sepakbola, Marc menyukai menjadi penjaga gawang. Marc suka menjadi pahlawan, saat dirinya mampu menepis bola bola itu.
Namun, kehidupan Marc berubah ketika Manu datang dalam hidupnya. Luka, trauma, dan rasa sakit. Semua itu tak akan Marc rasakan andai malam itu Marc tak mengiyakan ajakan dari sahabatnya untuk datang ke pesta.
Rasa sakit, penyesalan, dan rindu. Cukup itu yang dapan menggambar perasaan Manu pada Marc. Dan apakah Manu bisa menebus semua kesalahannya pada Marc? Apakah Manu bisa menyembuhkan luka yang ia goreskan pada hati Marc?
tes ombak dulu~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry, Marc. [Manuel Neuer x Ter Stegen]
FanficMarc André Ter Stegen, pemuda yang menyukai sepakbola, pemuda yang sangat suka menjadi penjaga gawang. Bagi Marc sepakbola adalah segalanya, sepakbola adalah hidupnya. Tapi apakah sepakbola akan tetap menjadi hidup Marc, apakah sepakbola masih segal...