Cinta, adalah sentimen paling broken. Kelemahan terbesar yang pernah dimiliki manusia..
Kata ayahku, Psikologi adalah ilmu iblis. Ia banyak berasumsi, melihat apa yang tidak di perhatikan orang lain. Sekecil apapun..
Mata, wajah, gestur tubuh, bahkan denyut nadi, Semuanya punya kesamaan. Tidak bisa kamu bohongi..
Singapura: 2023
Dalam diam, Oline hanya memandangi jendela dengan mata sendu. Menatap setiap apa yang mereka lewati di perjalanan. Sasha terlihat terus memperhatikan Oline, jelas tercetak diwajahnya rasa bersalah. Tapi itu hanya mampu dilihat oleh orang yang peka.
Sasha masih gelisah. Rencana ini sudah hampir mencapai klimaksnya. Hanya beberapa step lagi, dan mereka harus bersiap.
Ia terus melihat Oline. Dirinya merasa di diami oleh sahabatnya itu. Dalam hatinya ia merasa khawatir, bisa jadi Oline mengetahui rencana mereka.
Ya begitulah Sasha. Ia termasuk orang yang over thinking. Keadaan yang rumit membuatnya sulit berkonsentrasi. Sejak tadi ia ingin menghubungi Erine dan memberitahu kabar mereka, tapi ia tidak bisa melakukan itu sekarang.
Sementara itu Oline, ia tetap diam. Tampaknya ia tidak tertarik untuk berbincang dengan Sasha meski sudah beberapa minggu tidak berjumpa. Diamnya Oline membuat Sasha berfikiran kemana-mana.
"Line. Lo kenapa?" Tanya Sasha mencairkan suasana.
Oline hanya diam tidak menanggapi. Dirinya masih lekat melihat luar jendela...
"Gue minta maaf ya, baru bisa nyelamatin lo sekarang. But well yang penting lo udah selamat"
Sasha melihat Oline dari kaca atas. Sejak awal bangun, mereka berbicara baru sekali saja yaitu saat ia memberikan air minum untuknya. Dan setelah itu, Oline hanya menatap jendela dengan lemas dan pandangan lesu.
Rasa khawatir mendadak timbul dalam hatinya. Sasha lalu berbalik dan menengok Oline secara langsung...
"Line, lo itu sebenarnya kenap.. Anjiir!!!"
Sasha sangat terkejut sampai-sampai ia lupa bernafas sepersekian detik. Di hadapannya terlihat Oline dengan pisau ditangan kanannya dan ia sudah menyayat urat nadinya sendiri.
"GOBLOK!!... PAK SEGERA KE RUMAH SAKIT TERDEKAT!"
Sasha yang panik sontak segera menelpon Erine. Ia lalu menunggu panggilan nya masuk sembari memukul dashboard mobil.
"HALO ERINE!!"
"Halo, kenapa Sha?"
"OLINE RINE!!... OLINE.... "
"Lo tenang Sha, Oline kenapa?"
"Oline, dia... AAARRGH!"
Lalu terdengar suara tabrakan kencang membuat sambungan mereka terputus.
Erine P.O.V . . .
"Oline, dia... AAARRGH!"
Sambungan telepon terputus. Erine tertegun sejenak, dan instingnya mulai bereaksi.
Kebetulan Michie baru saja datang. Ia masuk kedalam kamar dan mendapati Erine yang tertegun.
"Kenapa Rine?"
Tanpa menjawab, ia segera mengambil jaketnya lalu pergi keluar...
"Eh Erine tunggu... "
Michie yang kebingungan dengan cepat mengejar Erine. Namun erine segera menoleh ke Michie dan berpesan.
"Gue ada urusan mendesak, kalau gue nggak kembali dalam waktu 12 jam. Telpon nomor ini"
Erine lalu memberikan catatan nomor HP ke Michie.
"Ini nomor siapa?" Tanya Michie yang masih bingung
"Nanti lo tahu sendiri, pokoknya sesuai instruksi dari gue. Telpon itu kalau dalam 12 jam gue belum balik"
"Eh Rine! Lo mau kemana sih??"
Sayangnya, yang dipanggil sudah masuk kedalam lift menuju kebawah. Meninggalkan Michie yang luar biasa kebingungan.
Ia lihat nomor yang diberikan Erine. Sekilas ada perasaan dejavu melihat nomor itu. Michie mencoba mengingat-ngingat nomor itu, dan setelah beberapa menit kemudian..
"Bjiir! Jangan-jangan... "
Michie membuka kontak nya dan mencari nomor itu di daftar nomornya. Akhirnya ketemu.
"Ini.. Nomor Om Sean!?"
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Mouse 2: Orineship
FanfictionPart 2 dari Cerita Mr. Mouse... Kisah perkapalan antara Oline & Erine. Penuh dengan gelombang masalah dan angin kencang, apakah mereka dapat berlabuh di pulau kebahagiaan? Atau berakhir karam di tengah laut, terlupakan? Orineship.. (Oline x Erine)...