"Zee Alvareza Narendra"

154 19 0
                                    

Bahkan namaku, tidak sedikitpun kamu ingat. ku khawatir semuanya akan hilang...

Kenangan itu, terlalu mahal untuk ditukar dengan rencana. Tidak hanya memori, sifat dan sikap, serta pikiranmu juga perlahan menghilang...





SINGAPURA:  2023





"Hai line, kamu udah bangun"

"Zean!'

Ini mengejutkan. Seseorang yang ku lihat sekilas dari foto ternyata adalah orang yang amat dekat denganku.

Benar juga, sebelumnya aku mendapatkan semacam ingatan saat ku masih SMP. Di ingatan itu kami terlihat sangat dekat sampai-sampai ada perasaan diantara kami. Tapi, kalau memang begitu, mengapa.. Mengapa aku tidak mengingatnya sama sekali.

"Aneh bukan..!" Seru Gito tiba-tiba.

Aku menoleh kepadanya "Aneh?"

"Dilihat dari reaksi mu sekarang, berarti kamu pernah melihatnya. Terasa asing bukan seperti orang dekat, itu tandanya ingatanmu tentangnya sudah 90% terhapus."

Zean mendengar dan tersenyum. Ia mendekati kami lalu mengulurkan tangannya kepadaku.

"Kalau kamu lupa, mari kita berkenalan lagi. Namaku Zee Alvareza Narendra, panggil aku Zean"

Terdiam ku bingung menatap ukuran tangannya. Gimana nggk bingung, bisa-bisa aku menerima banyak informasi dalam satu waktu seperti ini.

Lalu sekarang, diriku yang jadi rebutan banyak orang. Aku juga sahabat dari seorang artis tampan dan juga kebetulan adalah salah satu dari pewaris keluarga inti. Kalau hidupku di jadikan sinetron, mungkin akan banyak orang yang menonton. Dan menertawakan ku.

"Aku ingat tentang mu... " Ucapku membuat Zean menaikkan alisnya.

"Benarkah?" Tanya nya penasaran, sikapnya sedikit menunjukkan rasa senang.

"Pada saat aku pingsan karena sesuatu..." Ucapanku tertahan, aku menelan ludah terlebih dahulu baru melanjutkan.

"Di saat itu aku memimpikan sesuatu, yaitu sewaktu aku masih Smp. Dan kita satu sekolah"

Zean duduk di sebelah ku, kemudian ia membelai lembut diriku

"Oline.. Sudah 2 tahun. Waktu selama itu bukan waktu yang sebentar. Dan ingatanmu, semakin lama akan semakin menghilang"

Aku menjauhkan tangannya dari kepalaku "jangan muter-muter. Langsung ke intinya"

Zean menghela nafas "Maaf, belum waktunya"

"Belum waktunya apaan!... " Ku berteriak kesal, Orang-orang ini sudah berminggu-minggu mempermainkan ku. Salah kah kalau aku emosi dengannya, tidak peduli walaupun depanku ini katanya sahabat kecil ku.

"Belum waktunya... Mau sampai kapan aku kebingungan, terancam keamanan bahkan nyawaku ini."

Zean bahkan Gito hanya terdiam melihatku meledak marah. Tatapan Zean tampak sendu menatapku yang tersiksa dengan kebingungan dan ancaman dari banyak orang.

Ia memelukku kuat membuatku tidak bisa melawan. Percuma tanganku memukul mukul punggungnya, pelukannya tetap erat.

Air mata jelas tidak bisa ku bendung sejak tadi. Benar-benar sinetron kisahku ini.

"Tenang dulu yaa.. Sekarang kamu istirahat dulu, sebentar lagi. Sebentar lagi akan ku beritahu semuanya ok"

Ku tatap matanya, memastikan. Lalu ku mengangguk "ku tunggu penjelasanmu, semuanya"

Zean dan Gito pun pergi dari ruangan, menyisakan diriku sendirian di kamar serba putih ini. Ku lihat ke meja samping kasur ada segelas susu putih. Ku ambil lalu ku minum sampai habis.

Entah kenapa, Tiba-tiba perutku mual. Kepala ku pusing dan badan ku melemas. Seketika keluar lagi susu yang ku minum dan badanku roboh ke lantai.

Gelap semuanya...











Tbc.

Mr. Mouse 2: OrineshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang