1

1.9K 120 4
                                    

Disebuah kampung yang cukup padat penduduk. Hiduplah seorang anak yang usianya kini menginjak 7 tahun, sayang sekali diumurnya yang ke 5 harus hidup sebatang kara tanpa sanak saudara. Anak itu menjauh, tak ingin berinteraksi. Semua orang iba, semua orang menyayangi anak ini, begitu tulus sampai anak gembul itu sedikit demi sedikit mengkis jarak diantara mereka.

King samudra namanya, anak sederhana. Dengan tingkah naujubillah nakalnya. Menginap sana sini sampai orang orang dikampung itu hafal siapa kiranya rumah yang akan diinapi anak itu malam berikutnya.

Hari ini hari minggu jadi samudra bisa santai santai. Jaellah kyk orang bener aja.

Samudra bangkit dari tidurnya, semalam dia menginap dirumah mamah ke 11 nya. Wanita setengah baya bernama Santi terlihat dipandangan tengah memasak mengenakan apron coklat tersenyum ke arahnya. Santi memanggil samudra untuk sarapan bersama

Usai sarapan ke empatnya bersantai diruang keluarga anggota rumah yang dia inapi semalam berjumlah 5 orang terdiri dari dua laki laki,satu kepala keluarga satu anak sulung dan dua perempuan termasuk santi kedalamnya.

"Woy bocah udah ngoroknya? Mah ni anak sumpah ya udah dikasih tau kalo tidur jangan berisik gila aja abang sampe ga bisa tidur"seorang cowok datang dari balik pintu peluh membasahi wajahnya. Cowok itu sulung keluarga ini, namanya arsaka

"Ya gimana dong bang udah turunan"semua terkekeh, samudra tengah bermain pasir pasiran mainan yang dibeli saka tempo hari bersama si bungsu.

Dari pagi sampai siang semua berjalan seperti biasanya sampai tengah hari begini samudra menjahili si bungsu sampai nangis kejer

"Huwaaa mamah!!! Samudra ga mau jadi ibu hamil!!! Dia ambil anak riri!!! Hiks hiksss huwaaaaaaa"

"Shttt sayang kakaknya kan laki laki, ga bisa hamil oke?"santi coba memberi pengertian

"Ga mau!!! Harus"

"Si gendut buat ulah apa mah?"saka datang dengan wajah bantal. Sejak sesudah makan siang tadi cowok itu memilih untuk tidur siang.

"Gendut gendut pala om saka tuh terang!"kata samudra garang dia itu lagi masa pertumbuhan bukan gendut

"Heh bocah! Gue ga botak gue tuh abis kena hukum disekolah!"

"Ga denger ga denger wleleee"

"Gue potong titit lo lagi mau lo!"

"Huwaaaaa mamah sebelas om saka tuh!!!! Hikss huwaaaa"

"Arsaka!"

...

Pret

Pret

"Jorok banget si lo bocah! Balik ga! Bau anj"

"Heh!!"

"Ahg kyknya king mau mens deh"

"Bapak lo"

"Iya kata bibi tya dia tuh kalo kentut terus tanda tanda bakal mens. Emang mens apaan si?"

Mereka bertiga tengah lesahan aja dikazebo depan rumah. Riri diajak ayahnya ke mall karna ga berhenti nangis sementara sam menolak ikut. Plastik plastik bening berserakan disisi samping samudra. Anak itu hampir menguras habis isi dompet saka, memberhentikan  mang mang tukang dagang yang sialnya lewat tepat didepan mereka, saka pasrah cuma bayarin.

"Om besok king tidur dimana ya?"

"Disini lagi aja si"

"Ga mau ah om ngatain aku gendut terus"

...

"Samudra pechi mu!"teriak pemuda yang berusaha mengejar samudra yang berlarian

"Nanti aja om mar!"

"nama gue mardian jir! Mar mar emang gue cewek?!"mardian memakaikan pechi ke kepala samudra kesal. Sam melepasnya lagi

"Udah makan belom dek?"lagi lagi pemuda yang menghampirinya

"Udah bang tio"

Segerombolan bapak bapak menghampirinya tersenyum gimana ga full senyum si samudra baru dateng udah dikasih duit.

"Salim dulu sama pa RT"

Meraka sekampung yang ada dimasjid serentak mengantri demi disalami si gemoy samudra.
Sementara emnpunya menatap biasa aja.

"Nah jadi anak baik."astian pria tua yang sudah berumur mengusap surai halus sam lembut. Pria itu menatap penuh kasih sayang

"Adek malam ini bobo dirumah mamah ke?"

"Ke dua dua!!!"








Kesayangan satu kampung (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang