9

755 47 5
                                    

Besok nya. Salah satu warga bernama pa sukian yang menjemputnya tapi tidak sampai gerbang sudah dicegat Saka. Pemuda itu bilang akan membawa samudra jalan jalan sebentar awalnya anak itu menolak tapi pada akhirnya dia ikut juga dengan syarat dibelikan es krim

"Om saka tambah baik deh. Besok jemput lagi ya"

Sesuai kesepakatan mereka kini duduk dikursi kayu yang lumayan tinggi. Samudra mengajak saka ke tempat yang dia tentukan sendiri. Anak itu berubah pikiran dan tak jadi membeli es krim.

Saka menatap masam dompetnya. Ini seperti deja vu

Ah Jika boleh, ia siap menjual samudra ke tukang rongsok.

Seingatnya saat lewat sebelum menjemput samudra tadi perempatan itu masih cukup sepi. Kenapa tiba tiba ramai!? Dia tidak mungkin salah liat

Kalo boleh jujur isinya hanya tinggal si abu yang persis botak sepertinya. Orang itu sperti menertawakan wajah kusutnya saka jadi pengen sobek sobek kalau tidak ingat kata samudra 'gopek juga uang om. Seratus ribu ga akan pas jadi seratus ribu kalo ga ada gopek. Om saka ga asik! Padahal kasih king aja! Buat beli uang dimang ari. Om saka pasti ga punya uang ada marionya kan? Huh!. King mau kasih jiji tau! biar ga minta uang terus sama mamah tiga satu. Kasian'

lucunya hari itu samudra menangis bombay sampai susah dibujuk katanya kesian mamah jiandra dimintai duit terus.

" om saka! King kenyang! " samudra melompat dan mulai berlarian direrumputan.

"King jangan lari! Nanti jatuh bes...

" huwwaaaaaa om saka! Tangan king masuk lubang! "

Saka berdecak cowok tinggi itu segera berlari menghampiri si cengeng. Saka ingin tertawa melihat bagaimana gaya samudra terjatuh. Kaki mengangkang diatas berusaha untung jangan sampai jatuh mengenai taik kerbau dibawahnya. Satu tangan masuk lubang entah bekasan apa. Ekspresinya itu loh

" Oh astaga samudra! Emang ni anak ga bisa diem apa hah?! Sehari aja jangan bikin badan lecet begini bisa ga! Ini tangan fiks si patah dua, ga bisa disambung lagi udah itu. Cocok banget gue tinggalin " kata saka menakut nakuti. samudra makin kejer. Yang dia takutkan hanya tidak bisa kembali bersekolah dan e taik dibawah kakinya.

" huwaaaaaaaaaaaa! Om saka ga jadi baik! "

" nah makin cucok dah gue tinggal pulang. Lo tuh nyusahin gue tau ga! Nyusahin semuanya... Ampir semua orang satu kampung jagain tubuh lo biar ga luka! Ini apa? Ini apa samudra!!Sumpah gue kesel banget sama lo! Duit gue abis! Mati aja lo!" saka refleks mendorong samudra hingga tersungkur

" om saka hiks hiks mau ketemu mamah lumi "

Saka mematung diam seribu bahasa, saka tidak bisa mewujudkan keinginan samudra yang satu itu. Lebih tepatnya semua orang

Samudra mendongak menatap om nya memelas, kenapa setiap dia meminta siapapun untuk mempertemukan dia dan mamahnya. Selalu begitu?

Menghembuskan nafas sabar saka kembali menatap bocah itu

" udah jngn nangis pipi bakpao mu jadi merah! Ga tidur ga nangis merah mulu tu pipi " saka menggendongnya perlahan dia juga takut kena taik kerbau itu.

...

" bang kamu tuh ga bisa ga buat samudra nangis kalo cuma sama kamu? Susah banget? Abang ngerti ga si kalo anak itu ga punya siapa siapa? Dia mau ngadu ke siapa kalo ga punya sandaran

"Mah-

"kalo sandarannya aja bikin dia nangis terus!" saka memejamkan mata. Dia berani bersumpah jika ucapanya tadi refleks karena hari ini mood nya benar benar buruk

" mamah udah males ngasi tau kamu. Kamu inget ga satu tahun lalu samudra kenapa satu tahun kurang loh bang. Kamu lupa? Huh! Dia dirundung bang! Dirundung karena ga punya orang tua, karena mereka pikir samudra ga akan mampu sekolah disana! Inget ga kalo kepsek langsung yang kunciin dia dilemari sempit! Kepala sekolah gila itu lukain samudra karna bocah itu ga sengaja nyenggol dia yang bawa berkas keuangan terus ketumpahan... Padahal masih bisa dibuat lagi kan? samudra ngaku bang dia waktu itu gemeter karna siapa?! Karena kita semua paksa dia buat masuk dihari pertama sekolah. Dia bahkan masih susah berinteraksi sama kita! Inget ga kamu yang waktu itu hibur dia karena rambutnya dicukur acak sama kepsek sialan itu! Bang... Abang juga lupa kalo samudra cuma punya satu ginjal?.......   Huh terserah lah"

"Lucunya kamu juga lupa kalo mamah punya banyak cctv berjalan"

"Kamu bilang dia nyusahin?! Kamu apa? Anak lelaki membanggakan santi yang punya penyakit alzheimer?

" mamah do'a in ak-

"Kamu! Maksud kamu apa nyuruh samudra mati hah?! Tuhan bahkan masih mengizinkannya hidup dengan satu ginjal! Kamu bajingan saka"

Saka menunduk. Dia sangat merasa bersalah. Kenapa ia melupakan fakta fakta mengerikan yang dialami kesayanganya? Dia menutup mata jika hidup samudra lebih baik darinya, karena memiliki apapun yang dia tidak punya.
Anak kecil itu benar benar pernah mengalami hari paling buruk dalam hidupnya.

Saka tidak merasa sakit hati. Kelakuannya bahkan lebih buruk dari kata bajingan sekalipun

Benar kata dr.pasha samudra benat benar anak yang kuat! Kurang dari satu tahun anak itu berhasil bangkit dari traumanya! Berhasil bangkit dari rasa kesepiannya. Lebih hebat lagi bertahan dengan satu ginjal. Atau kita yang kecolongan? Bahkan anak sekecil itu sudah pandai menyembunyikan rasa sakitnya.

" mamah ga suka samudra nya mamah pake benda berselang yang nyambung paru parunya hiks...

"Mah... Saka ga sengaja. Maaf" saka memeluk ibunya. Malaikat yang telah berjuang melahirkannya tidak boleh meneteskan satu butir air matapun. Tidak boleh!

" kamu lupa saka... Hiks kamu lupa sam- s samudra pernah dijual ke tempat perdagangan anak hiks... Samudra mamah... Kita telat bang! Ginjalnya udah ga ada hikss" saka menggeleng sendu menghapus air mata yang keluar deras dari netra memerah cinta pertamanya

" benar benar ga masuk akal hebat nya anak itu "

" asslamual-

santi ada apa?! Kenapa mamahmu bang?"







"Iya. King inget om om gendut pegang pistol mamah... Disitu b banyak darah. Deon mah... Deon  ditembak duluan. Disini sakit... Dia tusuk tusuk king dipundak hiks... Perutnya d di- king lupa...  Hiks... Takut

Saka memejamkan mata menghalau butiran air yang siap menetes pemuda itu berjalan tergesa memeluk samudra yang megang erat perut bawahnya

sementara santi membuang muka. Dia sakit! Sakit mendengar kembali kata kata mengerikan dari mulut kecil itu.

Samudra melepas paksa pelukan erat saka. Dia berlari tak tentu arah. Terus belari jauh tampa alas kaki. hingga tiba didepan rumah adam ia menatap mansion sepi itu benci. Dia benci semua orang yang menempati bangunan megah itu. Samudra kembali melangkahkan kaki kecilnya

Saat tiba didepan pintu dengan senyum picik ia masuk. Samudra mulai menaiki tangga dia tidak bisa berfikir jernih alasan mengapa memilih tangga dari pada lift. 

Setelah menaiki tangga ke tiap lantai dia tiba dilantai tiga. Lantai yang benar benar paling dia benci. Disini semua kesakitannya dimulai.

"Hei samudra sayang! Mau nginep?"

"Aku? Aku samudra?" ucapnya terkekeh sinis. Anak itu kembali berlari kedepan. Disana setaunya hanya ada ujung pembatas yang mengarah tepat ke kolam dibawah

Byurr

"Samudra!


















" hah hah hah

Ga! Ga mungkin itu mimpi! Gue samudra! Gue ga mau jadi Tharazka! Razka buruk!"

"El! Kenapa sayang!

"Jangan maju selangkahpun Lo ADAM! Pria gila yang jual g

"El sayang ini mamah kamu kenapa?! Mas mana dokter hah!! Dian panggil pasha cepat dokter gadungan lelet!"

"Mardian Bajingan! Mardian culun cupu egois!

"Tya!!!!!!!! Lo liat gue Byurrrr ke bawah hah?! Lo seneng sekarang. Gue samudra. Gue jijik jadi bagian dominic

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kesayangan satu kampung (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang