"Baiklah terimakasih atas kerja samanya tuan Sing." Ucap seorang lelaki yang umurnya hampir setengah abad itu kepada Sing.
"Saya lah yang seharusnya berterimakasih karena telah di beri kesempatan untuk bergabung di club ini." Balas Sing menerima jabat tangan orang yang sekarang sudah menjadi bosnya tersebut.
"Kalau begitu saya pamit dulu, nanti akan ada asisten saya yang akan menunjukkan tempat yang akan anda tinggali selama di sini." Ucapnya lagi.
"Ah maaf, sepertinya itu tidak perlu." Ucap Sing.
"Kenapa? Saya pastikan anda akan mendapatkan tempat yang terbaik dan nyaman jadi..... "
"Bukan seperti itu. Tapi saya akan tinggal di rumah teman saya dan kebetulan dia tinggal di daerah sini." Jelas Sing.
"Anda memiliki teman di Indonesia?"
Sing mengangguk sebagai jawabannya dan jangan lupakan senyuman manisnya ikut menyertainya.
"Wah.....sepertinya dia lebih dari sekedar teman." Goda bos Sing. Pasalnya ia dapat melihat senyuman Sing yang di dalamnya seperti tersirat rasa suka atau bisa juga dibilang cinta.
"Tidak tidak, tidak seperti itu. Kami hanya teman dan bahkan sudah seperti saudara." Sangkal Sing. Tapi setelah mengatakan itu, pandangannya berubah menjadi sayu. Teman? Sahabat? Saudara? Sepertinya ia memang tidak di takdirkan untuk lebih dari tiga kata itu, pikir Sing.
"Baiklah jika itu yang anda inginkan. Kalau begitu saya pamit dulu dan selamat karena telah bergabung di club kami." Bos Sing kembali mengajaknya untuk bersalaman dan setelah itu dia pun pergi meninggalkan ruangan tersebut, begitu juga dengan Sing.
Sing baru saja menandatangani kontrak dengan salah satu club sepak bola Indonesia yaitu Persitangsel yang berbasis di Kota Tanggerang Selatan, Banten. Sebenarnya ia mendapatkan tawaran untuk bergabung dari beberapa club ternama dunia tapi pilihan Sing jatuh kepada club yang beberapa saat lalu telah menjadi rumahnya untuk mengembangkan bakat serta kemampuannya dalam dunia persepakbolaan.
Selain menjadi penyanyi, impian Sing yang lainnya yaitu menjadi pemain sepak bola profesional yang dapat mencetak gol di berbagai kejuaraan dan tentunya agar dapat membuktikan kepada orang tuanya bahwa ia bisa berdiri di kakinya sendiri tanpa bantuan dari mereka. Dan selama dua tahun ini pula Sing di sibukkan dengan berlatih dan tentunya ia juga bergabung dalam sebuah club yang ada di Hongkong.
Singkat cerita Sing telah duduk di sebuah taksi yang sedang berjalan menuju alamat yang ia tuju. Sejak masuk tadi senyumnya tidak pernah luntur bahkan Sing pun sampai menggelengkan kepalanya karena merasa seperti orang gila. Tapi mau bagaimana pun ia sangat bahagia dan sangat menunggu hari ini tiba. Akhirnya setelah penantian selama dua tahun ia bisa bertemu kembali dengan orang terkasihnya. Selama ini Sing hanya melihat orang itu dari media sosial atau pun akun YouTube-nya tapi hari ini ia akan melihatnya secara langsung, ia akan melihat wajah yang sangat ia rindukan itu, dan juga akan melihat senyuman manis dari seseorang yang sangat berharga dalam hidupnya tersebut.
Tidak terasa Sing pun telah sampai di tempat tujuannya. Ia pun segera keluar dari taksi dengan dua koper di tangannya. Perlahan ia membuka pagar rumah tersebut yang kebetulan tidak di kunci oleh pemiliknya. Setelah itu, Sing masuk sambil memandangi rumah yang dulu pernah ia kunjungi, tidak berubah pikir Sing. Masih tetap sama lanjutnya.
Sing pun menekan bel yang ada di dekat pintu dengan perasaan campur aduk. Sedih, gembira, degdegan, bahkan tangannya pun ikut gemetar. Tapi tidak bisa dipungkiri senyuman indah itu masih terpatri di wajahnya. Setelah menekan beberapa kali, akhirnya pintu itu pun terbuka dan memperlihatkan sesosok orang yang manis sekaligus tampan tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
MyHyung (Sing & Zayyan XODIAC)
Fiksi PenggemarInfo: cerita ini hanyalah karangan semata jangan di sangkut pautkan dengan kehidupan nyata mereka. Author hanya meminjam nama dan visual mereka untuk kebutuhan cerita.