6. APAKAH KAMU DARI MASA LALU?

137 101 35
                                    

HALOOOOOOO KEMBALI DENGAN AKUUUU

ADA YANG KANGEN? MWHEHHEHEEHE

-

-

SELAMAT MEMBACA

-

-


Bel masuk jam kedua berbunyi, menandakan waktunya bagi Jeefanya, Mentari, dan Bintang untuk kembali ke kelas setelah istirahat di kantin. Dengan jarak yang cukup jauh, jeefanya berlari menuju kelas agar tidak terlambat dan dihukum oleh Bu Retno yang terkenal galak.

"Lari cepat, nanti Bu Retno marah-marah," ucap Jeefanya sambil melihat kedua temannya berjalan santai.

"Capek lari-larian, anjir," keluh Bintang.

"Iya, Jee, apalagi abis makan. Nanti sakit perut," tambah Mentari.

"Daripada dihukum ege," tambah Jeefanya, membuat kedua temannya setuju dan berusaha menambah kecepatan.

"Aish, shibal," umpat mereka bersamaan, sambil terus berlari menuju kelas.

Jeefanya, Mentari, dan Bintang berlari terburu-buru menuju kelas mereka setelah selesai makan siang di kantin. Namun, langkah mereka terhenti tiba-tiba saat mereka tiba di lorong kelas 10-12. Di depan mereka, tampak delapan orang yang begitu angkuh, salah satunya adalah Sabiru yang baru saja bergabung dengan sekolah ini.

Jeefanya merasa terkejut melihatnya. Jeefanya memperhatikan wajah Sabiru yang penuh keangkuhan, seolah-olah dia memiliki hak untuk menguasai sekolah ini.

"Kenapa harus ketemu mereka sih?" desis Mentari, menghentikan langkahnya, saat melihat kehadiran circle sabiru di depannya.

"Ngga usah dihirauin," Jeefanya menghela napas, mencoba menenangkan ketegangan di udara. Namun, sebelum mereka melanjutkan langkah mereka, tatapan antara Jeefanya dan Biru bertemu, Jeefanya merasakan jika tak asing dengan tatapan itu. Namun, dalam sekejap, Jeefanya memutuskan untuk mengalihkan pandangannya.

Jeefanya, Mentari, dan Bintang bergegas menuju kelas setelah berpapasan dengan Circle Sabiru. Meskipun Mentari dan Bintang segera melangkah tanpa memedulikan tatapan Sabiru, Jeefanya terpaku sejenak, merenungkannya. Tatapan itu terasa begitu tidak asing baginya, membuatnya terperangah. Apakah ada sesuatu yang tidak dia ingat?

"Kenapa rasanya kayak gue udah pernah liat dia ya?" gumam Jeefanya dalam hati sambil berusaha mengusir perasaan aneh yang merayapi pikirannya, sampai ia tak sadar jika sudah di depan kelas yang untung nya belum ada guru. Dengan langkah tergesa, ia akhirnya menyusul Mentari dan Bintang menuju bangku mereka, tetapi bayangan wajah Sabiru masih menghantuinya.

Jeefanya memutar-mutar pensil di tangannya sambil memikirkan tatapan Sabiru. "Kenapa tatapan itu kayak familiar?" gumamnya dalam hati, mencoba mengingat-ingat di mana dia pernah melihatnya.

Namun, selang beberapa menit sebelum dia bisa menyimpulkan, pintu kelas terbuka dan di sana, dengan langkah angkuhnya, masuklah Sabiru. Tatapan yang sama menghiasi wajahnya, membuat Jeefanya terpaku sekali lagi. Kali ini, Sabiru yang memutus kontak mata itu, meninggalkan Jeefanya dengan pertanyaan yang semakin berputar di benaknya. Sebenarnya apa yang pernah terjadi di antara mereka?

Tak jauh berbeda dari Jeefanya, Sabiru pun memikirkan hal yang sama. Sabiru merasa tak jauh berbeda dengan Jeefanya. Tatapan Jeefanya tidak asing baginya, dan keduanya terhanyut dalam pikiran masing-masing.

Suara Cakrawala, sang ketua kelas, mengambil perhatian mereka dan memberitahu bahwa Bu Retno tidak akan masuk, tetapi memberikan tugas.  "guys Bu Retno ga masuk, tapi ada tugas kelompok, jadi kalian bikin kelompok nya masing masing aja."

Lelaki itu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang