7

402 24 1
                                    

Mahen bangun dari tidurnya.

ia menutup pintu kamar Moona dan ia merokok di sofa depan.

"fyuhh.."

Mahen membuka handphone nya.

"Tcih. hahaha.. anjing..... Anjing....."

Mahen mematikan rokoknya dan memotongkan buah untuk Moona ketika ia sudah bangun nanti.

Mahen meletakkan piring berisi buah itu ke kulkas.

cklekk—

"m-mahen.. tolong aku— hiks.. ini- ini sakit banget Mahen.."

Mahen menggendong Moona dan mendudukkan Moona di pangkuannya.

Sungguh.. Moona tidak ada tenaga lagi untuk bergerak, seluruh tubuhnya sakit sekali.

"Kak"

tidak ada jawaban dari Moona...

"lu denger gua kan?"

Moona mengangguk perlahan..

ia sangat lelah.. lelah sekali....

Moona bersandar di dada Mahen.. ia memejamkan matanya.

aku.. terlanjur cinta sama kamu Mahen....

aku minta maaf..

Cuphh..

Mahen menangkup pipi Moona dan mencium pipi Moona.

mata itu sembab, menangis terus terusan dan suara nya serak karena berteriak.

Moona melepaskan tangan Mahen dari dirinya dan Mahen memeluk Moona.

"mau makan apa?"

Moona menggeleng.

"kalo lu gamau makan gampang kok, tinggal—

"jnhangan.. m-mau-" ucapnya sambil menatap Mahen..

Mahen membuka handphone nya.

kringg..

Kringg..

"Halo?"

"mahen kata bubu, bubu udah selesai kok arisannya! kamu gamau kerumah bubu!? Aku mau masak bareng bubu bareng kamu juga"

"ga bisa, sibuk gua.. lagi kerkom deadline nya besok, gua juga males masak kali"

"yah maheenn.."

"dah gua sibuk"

tutt-

Mahen membuka handphone nya dan mencari makanan, Mahen menunjukkan layar handphone nya ke Moona.

"mau yang mana?"

Moona bingung...

ia mendongak dan menatap Mahen.

"pilih aja yang lu mau"

Jadi lentik itu mengambil handphone Mahen dan memilih makanan yang ia mau, Mahen mendudukkan Moona di pahanya dan membuat Moona bersandar.

tubuhnya benar benar rapuh dan enteng.

Mahen pun bisa dengan gampang mengangkat tubuh Moona.

"Bingung.." ucapnya dengan pelan, tangan Mahen menyelip masuk ke dalam perut Moona dan mengusap perut itu.

"Mahen sakit.. jangan.."

Hem.. perut Moona sakit.

"yang manis manis aja"

Moona mengangguk, namun ia sedang tidak mood memakan apa-apa disini.

Ia memberikan handphone nya ke Mahen. "bingung"

Mahen menciumi pucuk kepala Moona.

"gua males pulang kerumah.... di rumah ada hama" ucap Mahen dan menidurkan tubuhnya di sofa dan ada Moona di atasnya.

Moona menggeleng.

"pulang dulu mahen... Bilang sama orang tua kamu—

"gua maunya nginep disini kok" Mahen memeluk Moona dan tidak membiarkan Moona lepas dari pelukannya.

"ma-mahen! lepas duluu– Mahen ih"

"mahen gamau lepasin mommy..."

"huh?"

Mahen menatap Moona dengan matanya yang sayu sayu itu.

"mommy.. Mahen mau susu"

"g-gimana buatnya Mahen.. aku— kaki aku sakit"

brukk..

Mahen membalikkan posisi mereka menjadi Moona yang dibawah dan Mahen menatap Moona.

"ini mommy..."

Mahen menyibak baju Moona dan menatap kedua nipple itu. Namun Moona menutup lagi bajunya.

"gak."

"mommyyy?? ahen haus mommy.." Mahen masih berusaha membuka baju Moona.

"mahen...."

"mommy? Please mommy.. ahen haus sekali" Bicaranya dan ia menyusu di nipple pink Moona.

Tangan satunya tidak tinggal diam, tangan satunya itu memainkan nipple yang tidak di hisap dan memainkan nipple itu.

"mahen stop.."

Mahen menggeleng...

"Mommy ahen haus— stop ganggu ahen!"

Mahen menyusu disana....























Jam berapa ini!?

Moona menatap Apple watch nya dan Yap.. jam 3 sore. Dan Moona menutup bajunya. Mahen sudah tertidur di sampingnya..

Yaa... Bangkunya bisa di buat untuk tiduran dan bisa juga untuk duduk. Moona dan Mahen biasa menggunakannya untuk tiduran sambil menonton drakor.

mahen tertidur di sampingnya.. dan Moona merasakan nyeri di nipple nya itu.
"ack— shh.." ucapnya.. karena Mahen menggigit dan menariknya saat tadi, namun Mahen juga menyusu sampai tidur..

Moona mengambil bantal dan meletakkannya untuk mereka berdua di sofa itu.

dan menyelimuti tubuh mereka.

Moona mau masak, tapi pinggangnya serasa remuk dan ia tidak kuat. Mending menunggu Mahen bangun dan memesan makanan untuk kali ini.

Moona tidak kuat untuk bangun.

Karena permainan Mahen begitu kasar dan temponya sangat cepat. Moona pun tidak bisa mengimbangi nya.

bahkan perut Moona masih hangat karena ulah Mahen....

MOONA TIME TO SHINE.. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang