10

309 26 0
                                    

Cklekk—

"sini sayangg!" Ucap bubu dan Moona juga Nael duduk di kasur yang sedang bubu duduki.

"nahh gimana? kita pengen ngapain dulu nihh"

Nael dan Moona berpikir.

"gimana kalo maskeran!?" Ucap Nael

"setuju!"

mereka maskeran dan menunggu sambil ngemil dan nonton film.

"moona, nael"

Panggil bubu dan Nael mem-pause videonya.

"heem? kenapa buu?"

Bubu menggenggam tangan mereka berdua.

"kalian jangan sedih sedih ya.. kalau pacaran sama Mahen atau sama Juan, bubu harap.. mereka ga nyakitin kalian. Kalo mereka nyakitin kalian, bilang ke bubu okey?"

Mereka berdua mengangguk paham.

"jangan takut buat bilang bubu okey?? nanti mereka bubu tojos perutnya, terus bubu potong junior nya!"

"iiii bubu seremmm" ucap Nael.

"Harus!"

"tapi bubu, selama aku pacaran sama Mahen.. Mahen gak pernah kok main tangan, dia baik banget sama akuuu. tapi mahen tau aku ga bisa di bentak buuu"

"hm hm bener. Juan juga begitu, meski aku lebih tua.. tapi Juan sayang banget sama aku..... Juan pun takut main tangan bubu"

Bubu mengangguk paham.

"tapi.. sekali kali mereka main tangan, tolong banget. Bilang sama bubu ya cantik? biar bubu marahin.. karena bubu ga pernah ngajarin mereka buat ngelampiasin amarah ke pasangan sendiri walau semarah apapun itu." Ucap bubu dan mereka memeluk bubu.























Cklekkk—

"MAHEN JUAN!!!"

yang di panggil hanya turun dari lantai atas lewat tangga sambil tersenyum cerah.

"apa kabar bubu"

"Ih bubu makin cantik aja sih, ini juga.. wajah nya fresh banget pagi pagi!" Ucap Juan.

"bener tuh bang! bubu pake masker apa bubuuu?"

"HAH! alasan! mana Moona Nael!? kenapa bubu bangun mereka gaada di samping bubu???!!!" Ucapnya sambil murka.

"e-ehh.. bang itu bego...."

"eeeeee...."

"DIMANAAAAA!!!!"






Cklekk-

Bubu menatap sinis Mahen saat ada Moona di kamar Mahen yang tengah tertidur.

Cklekk-

benar.. kini tatapan menusuk terlempar hingga menusuk ke seluruh tubuh Juan.

"kalian ga ngapa-ngapain mereka kan!?"

Juan menggeleng cepat.

"enggak bubu suer! Juan cuma pindahin Nael ke kamar Juan!"

"iya Mahen juga!! mahen cuma taro Moona di kamar Mahen, terus tidur bareng Mahen!"

"awas kalo bohong! bubu tubruk kalian!"

Bubu pergi.

"aihh gua pen pelukan sama Moona, kaga bisa bisa.." ucap Mahen.

Cklekk—

"mahen..."

Mahen yang tadinya bersandar di ambang pintu kamar Juan kini menoleh kebelakang, ia tersenyum dan memeluk Moona dengan erat.

"jiah bucin amat, udah ah gua pen cium Xiumin nael lagi"

BRAKK!??

Mahen menutup pintunya dan menjatuhkan Moona di kasur. Moona hanya terdiam, namun setelah itu ia memeluk Mahen.

"laper enggak?"

Moona menggeleng.

"capek.."

"emang kerja hari ini?" Mahen menangkup pipi Moona dan mengecup bibir plump yang pink itu.

"engga kok, di kasih cuti semua karyawan 2 bulan. Karena pak bos mau honeymoon 2 bulan inii" ucap Moona.

"ouhhh, kita kali nikah. Kamu ambil cuti juga enggak?"

Moona terdiam....

"kayak bakalan nikahin aku aja mahen...."

"Loh!? kita udah seks, udah jadi soulmate ga mungkin gua ga nikahin lu kak.." Moona tersenyum.. ia memeluk tengkuk Mahen sambil mengelus surai Mahen.

"aku pegang janji kamu ya hen.."

"siap kak gembulll" Mahen menggigit pelan pipi Moona.

"emang aku gendut hen?" Mahen bangun dengan cepat ia menggeleng.

"ih gembul tuh bukan gendut! tapi lucu, kalo kamu mbull.. semok.. buktinya pas waktu itu pantat mbul enak banget buat di remes-remes, terus ahen tampar sampe merah—

Moona menutup mulut Mahen.

"Mahen!"

"apaa mbull?"

"ishh nanti kalo ada yang denger gimana Mahen?"

Mahen menciumi seluruh wajah Moona. Ia menghisap leher Moona hingga muncul tanda merah.

"sebelum mereka tau, Mahen yang bakalan kasih tau mereka."

MOONA TIME TO SHINE.. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang