13

220 25 0
                                    

rasanya baru Moona memejamkan mata, kini ia sudah sampai di Kota Bali.

ia menarik kopernya bersama Mahen dan menunggu Juan juga Nael mengambil koper mereka.

"kita langsung ke rumah kakek kan?" Juan mengangguk.

disana ada satu orang yang memegang Banner bertuliskan Mahen & Juan.

Juan dan Mahen tersenyum senang, ia mengejar orang yang memakai banner itu dan langsung memeluk nya.

"kakekk!"

"ya ampun cucuku.."

"ahahah kakek, liat kita bawa pasangan masing masing"

Nael juga Moona tersenyum kearah kakek nya...

"woah.. cantik cantik, harus di kenalin sama nenek ini mah! Ayo kita pulang yaa.. nenek masak enak sekali"

mereka mendudukkan dirinya di mobil tua yang kelihatannya mahal sekali.. mungkin lebih Mahal dari mobil Moona.

Nael dan Moona begitu terkaget melihat rumah sebesar ini dengan nuansa rumah besar jaman dulu..

mereka akan mengira setajir apa nenek kakek nya Mahen dan Juan.

"ayo nak.. masuk"

Mereka masuk..

"jelita.. lihat cucu cucu mu, bawa pasangan masing masing"

Perempuan paruh baya itu terlihat sangat cantik sekali.. walau sudah tua tapi tetap aura elegant menempel di kedua pasangan ini.

"ini kakek nenek ku.. mereka memang menetap di Bali" ucap Mahen dan Moona Nael mengangguk paham.

"mahen... Juann... Astaga, kalian sudah sebesar ini! nenek kaget. Terakhir lihat kalian masih SMP, sekarang sudah sebesar ini" ucap sang nenek dan mengusap kedua pipi cucunya.

"dan yang cantik cantik ini?"

"mereka berdua pacarnya Mahen dan Juan, sambut mereka jelita."

nenek itu menatap lembut kearah Moona dan Nael. "boleh nenek usap pipi kalian?"

mereka mengangguk dan nenek nya mengusap pipi Nael & Moona. Ia tutup dengan usapan di surai hitam keduanya.

"cantik sekali.."

"ayo kita makan dulu, nanti biar Mahen dan Juan yang taruh koper kalian di villa satunya lagi"

mereka di ajak masuk ke dapur dan duduk di bangku, nenek menyendoki nasi untuk kakek,Moona, dan Nael.

"terima kasih nek" ucap Keduanya.

"sama sama.."

mereka makan dan Juan juga Mahen datang.

"kakek nenek"

"iya cucu ku?"

"Setelah makan, Juan izin ke proyek dulu ya.."

"iya nek.. Moona nael ikut kami"






Moona duduk di mobil. Ia menunggu Nael dan yang lainnya datang, dan Mahen masih merokok di luar mobil.

"beb"

Moona menatap Mahen.

"nanti kita ke tempat dulu ya?"

"kemana Mahen? perut aku sakit nih hen..."

"yaudah ke toilet dulu aja gapapa"

Moona keluar mobil, ia berlari masuk kedalam villanya.

"astaga!"

Nael dan Juan yang tengah bercumbu itu juga kaget, mereka tersenyum malu kearah Moona.

Moona menutup matanya. "lanjutin lanjutin, aku cuma numpang lewat kok"

Moona berlari ke kamar mandi karena perutnya memang sakit sekali.

"kamu sih! ngajak di dapur"

"ck daripada pas di pesawat"

Mahen membuka handphone nya. "libur liburrr, masuk masuk tinggal nunggu lulus" ucapnya.

Kriett

"mas?"

Mahen yang tadinya bersandar di pintu mobil kini mendongak, ia melihat seorang perempuan yang memakai Kebaya Bali itu tengah menatapnya.

"kenapa?" Ketus si Mahen.

"kamu lagi nempatin villa ini mas?"

"ga liat emang?"

"maaf mas.. ada yang perlu saya bantu?"

Mahen menggeleng dan tidak melihat wanita itu lagi.

"baik kalau tidak ada yang perlu saya bantu, saya pamit ya.."

Mahen masa bodo.

ia sedang bermain game malah di ganggu.

Cklekk-

Juan dan Nael keluar dari villa nya, mereka masuk ke mobil.

"Mana Moona?"

"sakit perut dia, tunggu bentar lagi aja" ucap Juan dan Mahen mengangguk paham.

baru di tanya, Moona keluar dari villa nya dan ikut naik ke mobil.

"masih sakit perutnya?"

Moona mengangguk. "gapapa kok, ga sakit banget"

..

Mahen menjalankan mobilnya cepat, ia melewati jalanan yang sangat indah dengan pemandangan pantai yang menarik dan indah.

sementara Moona dan Nael tertidur di mobil, sayang sekali mereka tidak melihat pemandangan yang indah..

Moona merasa tubuhnya di gendong keluar dan ia berbaring di kasur empuk.

baru beberapa menit Moona di tidurkan di kasur, ia sudah terbangun.

"hen.. kok di hotel.." ucapnya dan mengusap matanya itu.

"buka baju beb"

Moona menggeleng. "emang mau ngapain?"

"sebentar doang please.. janji ga kasar"

"Heung.." Moona menggeleng, namun Mahen masih terkekeh ingin membuka baju Moona.

akhirnya Moona mau juga membuka bajunya.

"janji sebentar doang, sebenttaaarrr doang" Mahen mengecup kening Moona.

Ia juga turun ke leher Moona dan membuat tanda kemerahan di leher mulus Moona.




















































Mau pundung setahun
Yang pencet bintang dikit :((

😹

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MOONA TIME TO SHINE.. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang