Jakarta, 2028
Lobi terminal tiga Soekarno-Hatta International Airport terlihat sudah ramai dipenuhi dengan wartawan yang sudah siap dengan kamera, catatan yang berisi list pertanyaan yang mungkin sudah dipersiapkan sejak kemarin saat kabar tentang kembalinya selebriti kenamaan yang sudah hampir sekitar tiga tahun melebarkan sayap karirnya di tingkat mancanegara itu beredar.
Para wartawan sekarang dalam hitungan menit hanya sedang menunggu kedatangan dari yang dinanti-nantikan sebagai penyegaran berita yang akan menjadi hot news untuk hari ini atau bahkan beberapa hari kedepan, mengingat seberapa besar jumlah penggemar dari artis itu sendiri, walaupun selama tiga tahun berkarir di luar negeri namun support penggemar untuk sang artis tetap terus mengalir.
Berita kepulangannya pasti sangat dinantikan sebagai pengobat rindu para penggemarnya.
"Pram! itu Prama!"
Flash dan bunyi jepretan kamera langsung terdengar mengisi lobi tersebut saat seorang laki-laki didampingi dengan manajer serta asisten pribadinya keluar dari pintu. Beberapa wartawan bahkan sudah langsung menyemprot dengan beberapa pertanyaan walaupun laki-laki itu beserta yang lain baru saja sekali melangkah, suara-suara dari wartawan yang bertanya bercampur dengan bunyi jepretan kamera semakin menambah keriuhan yang terjadi disana.
"Apa kabar Pram?"
"Gimana rasanya bisa balik lagi ke Indonesia?"
"Apa ada project yang akan dikerjakan disini?"
"Apa selama disini kamu akan berada dibawah manajemen dan label kamu sebelumnya?"
"Pram, bisa minta waktu nya sebentar gak?"
Laki-laki yang terus dipanggil namanya itu tidak menjawab, ia hanya pelan-pelan menerobos kumpulan wartawan, bersembunyi dibalik kaca mata hitam dan masker miliknya, kepala nya sesekali menunduk sebagai pertanda sikap ramah. Namun, kakinya terus maju, berusaha menggapai kearah mobil yang sudah disiapkan untuk menjemputnya.
"Pram, sudah ketemu Naya belum?"
Beberapa detik setelah pertanyaan itu masuk ke telinganya, langkahnya yang tadi sudah dekat dengan pintu mobil tiba-tiba terhenti sebelum kemudian ia menoleh, menatap kearah salah satu wartawan, membuka masker dan tersenyum lalu menggeleng pelan.
"Belum, kita belum ketemu."
Mendengar suara milik laki-laki itu akhirnya keluar, wartawan kembali menghujaninya dengan pertanyaan-pertanyaan. Bahkan sekarang mereka sudah berani untuk menyerempet, berdesak-desakan agar bisa mendekat kearah si selebriti.
"Kamu sudah dengar berita terbaru dari Naya?"
"Apa benar waktu itu kalian terpaksa untuk mengakhiri—"
"Udah ya udah, tolong, semuanya mundur, kasih jalan, tolong, ini kita buru-buru, maaf ya."
Tanpa terlihat ingin memberikan kesempatan apapun, sang artis digiring menuju kedalam mobil, dan meninggalkan si manajer untuk menghadapi kericuhan pertanyaan yang terjadi.
"Teman-teman wartawan mohon maaf, Prama belum bisa menyapa kalian semua, karena kita harus secepatnya menuju kantor manajemen, nanti ada waktunya dari manajemen akan mengadakan press confrence dan mengundang teman-teman semua untuk menyapa dan menanyakan perihal kepulangan Prama ke Indonesia, tolong dimengerti ya, secepatnya nanti kita akan info kan kepada teman-teman semua, terima kasih."
"Yah, mbak Revi, bisa lah ngobrol sebentar."
"Mbak Revi, minta waktunya sebentar aja."
Revi, si manajer yang kebagian amukan pertanyaan dari wartawan bergegas ikut masuk kedalam mobil. Alphard berwarna putih itu langsung mengaum membelah jalanan bandara. Meninggalkan blitz kamera dari wartawan yang masih memotret kearah kemana mobil itu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Romance"Bertemu dan mengenalmu bukan rencanaku, memiliki rasa padamu bukan keinginanku, lalu menapa melupakan mu terasa begitu sulit bagiku?" -Nayanika "Bertemu dan mengenalmu tanpa rencana itu ibarat berperang, mudah untuk memulai tapi sangat sulit untuk...