Kak Rena :
Nay, kamu lagi sama Pram ya?
Aku baru aja kontekan sama Revi, katanya semalam dia minta stay di Bali
Usahain kalau emang lagi bareng jangan sampe ada yang ngenalin, Nay. Nanti ribet soalnya kan kalian disana cuma berduaPerempuan dengan balutan dress bunga-bunga itu menatap layar ponsel miliknya dengan mata membulat. Ia membaca sekali lagi pesan yang baru saja di kirim kan oleh manajer nya sebelum kepalanya mendongak, menoleh ke kiri dan kanan—ke sekitar caffe tempat ia duduk sekarang.
Ting!
Kak Rena send a photo :
Tiba-tiba jantungnya berdegup kencang.Nayanika kembali mengadarkan pandangannya kesekitar caffe, entah kenapa perasaannya jadi terasa tidak enak. Tadi pagi, manajer dan juga teman-temannya sudah kembali ke Jakarta, dan dirinya memang memutuskan untuk menetap di Bali selama beberapa hari, dan—informasi yang baru saja ia terima dari Rena bahwa ternyata laki-laki itu juga masih berada disini dan bisa jadi—berada di dekatnya.
Kalian harus benar-benar ketemu dan ngobrol.
Perkataan Anggita tadi malam kembali terlintas di dalam pikiran Nayanika, memang— dirinya sudah menyiapkan hati jika seandainya suatu hari nanti mereka akan bertemu kembali mengingat ruang lingkup lingkungan mereka yang sama, tapi ia tidak menyangka jika waktunya akan sesingkat ini, hanya dalam waktu satu malam. Sisa rasa terkejutnya masih ada, selain itu Nayanika juga masih belum tau apa yang akan ia katakan jika nanti mereka bertemu, lagi.
Ting!
+62895xxx :
Sendirian aja ditempat seindah ini, rugi sih──── 𖤣𖤣𖤣 ────
Suara musik beradu padu dengan desas-desus obrolan manusia yang ramai mengisi caffe sore ini. Aroma minuman dan makanan yang menyeruak, pemandangan dari lantai dua, bagian utara dengan view pantai dan bagian timur dengan view pohon kelapa yang tumbuh seperti barisan baris berbaris rapi. Letak caffe di tepi pantai Balangan Ungasan, Kawasan Badung Bali ini bisa dibilang sangat strategis dan menyuguhkan pemandangan yang sangat memanjakan mata.
Nayanika menatap nanar layar ponsel di tangannya sebelum kemudian memperhatikan kembali kondisi di sekitarnya—lebih tepatnya mencari keberadaan seseorang yang baru saja mengirimkan ia sebuah foto dirinya yang sedang duduk dari kejauhan sebagai bukti bahwa orang itu juga tengah berada disini, di tempat yang sama dengan dirinya.
"I'll have a glass of french martini, please."
Fokus Nayanika langsung tealihkan dan kepalanya refleks menoleh saat telinganya mendengar suara seorang pelanggan yang memesan satu gelas minuman dengan menggunakan bahasa asing.
Dirinya mengenali suara itu.
Dan— dugaannya benar.
Ditempat ia duduk sekarang, Naya dapat melihat Prama sedang berdiri di dekat pantry, berbicara dengan laki-laki yang ekspresinya terlihat senang setelah melihat sosok orang yang berada di hadapannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Romance"Bertemu dan mengenalmu bukan rencanaku, memiliki rasa padamu bukan keinginanku, lalu menapa melupakan mu terasa begitu sulit bagiku?" -Nayanika "Bertemu dan mengenalmu tanpa rencana itu ibarat berperang, mudah untuk memulai tapi sangat sulit untuk...