"Mama mana?"
Hal itu adalah pertanyaan pertama yang di lontarkan Nayanika setelah ia baru saja menginjakkan kaki di apartement miliknya. Saat di perjalanan tadi, Anggi—sahabatnya memberikan kabar jika Nia—ibunya jatuh pingsan. Beruntung, Anggi yang juga beprofesi sebagai Dokter sudah sampai di apartement lebih dulu dan bisa langsung memeriksa keadaan wanita tersebut.
"Ada di kamar." Anggi meletakkan gelas yang baru saja ia bawa dari kamar di atas meja pantry. "Tante Nia baru aja selesai makan, karena tadi katanya emang gak sempat makan dari pagi."
"Mama baik-baik aja kan, Nggi?"
"Cuma kecapekan, Nay. Jangan khawatir."
Naya mengangguk pelan, wajahnya masih nampak gusar sebelum ia berbalik dan berjalan kearah kamar— tempat dimana ibunya beristirahat.
"Dia juga lagi kacau itu." Rena tiba-tiba bersuara saat Naya sudah pergi, membuat Anggi mengalihkan perhatiannya, "Pola tidur nya kacau, pola makannya juga. Beberapa hari ini susah banget kalau di suruh makan, istirahat juga, dia beneran fokus kerja, kerja, kerja. Kayak— mau cari kesibukan diri banget, semua tawaran off air atau on air dia terima, acara amal bareng influencer juga, podcast yang biasanya cuma di ambil dua tempat aja sekarang hampir semua dia approve, kecuali talkshow ya, dia beneran gak mau ambil karena takut pertanyaan nya justru malah ngegoreng masalah yang lagi rame sekarang. Kita beneran kerja seharian, dalam satu hari bisa tiga sampe lima tempat syuting yang kita datangin."
"Sejak kapan, Kak?" tanya Anggi.
"Beberapa hari terakhir ini."
Anggi terlihat berpikir, "Mungkin gak sih karena masalah dia sama Bara?"
"Masalah dia sama Bara udah dari seminggu yang lalu kali, Nggi. Ya— pas waktu itu dia juga sempat down tapi habis itu dia kayak biasa nya lagi kok, nah dalam minggu ini tuh mendadak banget agak aneh anaknya." ujar Rena, "Tapi—ya bisa jadi juga sih ada masalah lain lagi sama Bara, soalnya gue denger dia baru balikin cincin."
Anggi manggut-manggut, menyetujui kesimpulan yang ditarik oleh manajer dari sahabatnya itu. Ia baru saja akan bersuara kembali saat kedatangan Mbok Yum— asisten rumah tangga yang dipekerjakan Naya untuk mengurus apartemen ini muncul dari arah dapur sebelum kemudian membereskan gelas yang ada diatas meja tamu.
"Loh, tadi ada tamu, mba? Siapa yang kesini?" tanya Rena saat matanya menatap cangkir kecil berisi teh yang masih terisi penuh itu di tangan Mbok Yum.
"Itu Mba Rena, anu— umm—"
Rena dan Anggi saling berpandangan, alis Rena terangkat menatap wanita didepannya curiga.
"Siapa, Mbok?"
"Mba Rena jangan marah ya, tapi ini beneran bukan Mbok yang izinin masuk, Mbok udah ngasih tau sesuai dengan pesan Mba Rena kok." jelas Mbok Yum, "Tapi, Bu Nia datang terus ngebolehin Mas Bara buat masuk dan ngobrol sama Ibu."
"Bara tadi kesini?" ujar Rena, matanya menatap terkejut. "Kok dibiarin masuk sih? kan aku udah bilang jangan izinin orang lain buat masuk kalau ada yang datang, tanya dulu ke aku atau ke Naya nya langsung."
"Mba Rena, maaf. Tapi Mbok udah bilang kalau Mba Naya gak ada di sini, tapi Ibu yang maksa biar Mas Bara masuk aja terus ngobrol sama Ibu."
"Ya lagian kenapa juga di buka pintu nya."
"Di suruh Ibu, Mba. Beneran, Mbok gak bohong."
"Terus Mbok denger Tante Nia sama Bara ngobrolin apa?" Anggi ikut menyuarakan rasa penasarannya.
Mbok Yum yang ditanya menggeleng, "Mbok disuruh ke dapur buat bikin minum sama Ibu, eh pas Mbok balik lagi, Mas Bara nya buru-buru pergi, makanya minumnya belum disentuh sama sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Romance"Bertemu dan mengenalmu bukan rencanaku, memiliki rasa padamu bukan keinginanku, lalu menapa melupakan mu terasa begitu sulit bagiku?" -Nayanika "Bertemu dan mengenalmu tanpa rencana itu ibarat berperang, mudah untuk memulai tapi sangat sulit untuk...