1.12 || dia dan tantenya

3 1 0
                                    

15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15.10
Minggu

***

Garnet telah kembali duduk di dalam mobil. Bedanya kali ini, adalah pilihan Kiara untuk duduk di sebelah Andre. Garnet mengalihkan pandangannya ke jalanan.

Sementara Kiara tertidur, Andre fokus menyetir. Garnet pun menatap keluar. Telinganya menikmati musik yang diputar serta aroma wangi pengharum mobil yang menenangkan baginya.

" Garnet, ada satu yang belum saya katakan. "

Garnet mengalihkan pandangan. Menatap Andre melalui kaca spion dalam. Menampakkan wajah yang penuh arti. Setelah beberapa jam, Garnet mulai menyadari bahwa raut ramah itu tidak selamanya benar-benar karena murni rasa senang.

" Ya? "

" Saya. "

Jeda, terdengar helaan napas. Wajah Andre berubah menjadi lebih sendu walau matanya terus menatap ke depan.

" Saya minta maaf karena baru menemuimu sekarang. Saya sebenarnya sudah tahu tentang ibumu dan kamu sejak tahun lalu, tapi saya tidak punya keberanian. Apalagi, karena kamu sudah hampir dewasa, jadi saya pikir, saya tidak akan diterima lagi. "

" Jangan memaksakan dirimu. Hari ini sudah lebih dari cukup untuk membuat saya senang. Saya tidak akan memaksa kamu untuk menerima saya. Saya paham semuanya pasti terlalu cepat dan mengagetkan untukmu. Ambil waktu saja, selama apapun yang kamu butuh. "

Garnet diam untuk waktu yang cukup lama. Dia terus mengamati Andre, sementara pikirannya seolah tenggelam dalam lautan. Memang, berat baginya menerima semuanya. Dan dia tidak tahu dia butuh waktu sampai kapan agar bisa menerima.

Dia merasa selama belasan tahun hidupnya, kedua orang tuanya merahasiakan semua dan membuatnya memendam rasa iri kepada setiap keluarga bahagia di sekitarnya. Namun di sisi lain, dia juga tidak ingin melepaskan momen menyenangkan seperti hari ini.

" Maafkan ketidaksopanan saya, " kata Andre perlahan. " Setelah kamu siap, tolong beritahu saya apakah kamu menerima saya atau tidak. "

***

16.16
Senin

***

" Nona Jullian? " tegur Dion.

Panggilan tersebut membuat Garnet yang sedang melamun menjadi tersabar kembali. Di sampingnya, sudah ada Dion yang berdiri sambil memegang loyang kosong yang akan digunakan untuk memindahkan beberapa roti ke dapur. Wajahnya tampak kebingungan.

" Kamu baik-baik saja? " tanya pemuda tersebut lagi.

Dengan gagap, Garnet memberi jawaban singkat, " ya..gapapa. "

" Kamu yakin? Saya bisa gantiin nona. "

" Saya gapapa Dion. "

Mendengar nada yang sedikit tegas membuat Dion tidak berani mengatakan apa-apa lagi. Dia pun segera mengambil beberapa roti dari etalase dan kembali ke dapur. Sementara di luar, Garnet menghela napas panjang.

GARNETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang