1.11 || dia dan keluarganya

2 1 0
                                    

10

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10.26
Minggu

***

Garnet mengamati ibunya yang sibuk mondar mandir sejak tadi. Menyiapkan makanan yang ingin dia sajikan hari ini. Garnet tidak berkomentar banyak. Dia sudah menebak bahwa ibunya akan membuat quick bread favorit ayahnya, chocolate muffin.

Sejak kembali dari luar sekitar jam sembilan, hampir satu setengah jam Kiara membuat muffin secepat mungkin. Dan kali ini, Kiara meminta agar Garnet beristirahat saja. Setiap kali Garnet menghampiri, Kiara akan menegurnya, membuat gadis itu mengurungkan niat membantu.

" Mah, udah kelar belum? " teriak Garnet.

" Bentar lagi. "

Garnet mengecek jam di layar ponselnya. Dia mendesah pelan. " Bentar lagi dia dateng loh. "

" Siapa? "

" Dia-- "

Garnet berdeham. " Pa-pa, maksudku. "

" Oh. Iya bentar lagi" seru Kiara, membalas dari dalam dapur.

" Mah, kalau gak sempet gausah dipaksain lah! "

Ibunya ini terlalu effort menurut Garnet. Kalau memang dia pernah marah begitu lama dengan Andre, kenapa juga dia harus melakukan hal seniat ini? Toh, yang mau ditemui adalah Garnet, bukan sang ibu.

" Mah-- "

" Iya iya ini mama udah kelar. "

Suara bel pintu yang terdengar membuat Garnet yang sebelumnya bersantai sambil menatap ponselnya dan Kiara yang sedang sibuk memasukkan muffin ke dalam kotak, serempak mengangkat kepala mereka. Menatap orang yang baru saja masuk ke toko mereka.

Jantung Garnet serasa berhenti berdetak. Dia tidak bisa mempercayai apa yang dilihatnya. Yang sedang berdiri itu orang yang sama yang mengaku sebagai teman Pak Tono tempo hari. Garnet yakin betul itu adalah orang yang sama.

Orang tersebut berdiri sambil membawa paper bag. Dia memakai kaus polo cokelat, celana bahan hitam lengkap dengan sepatu dan ikat pinggang berwarna senada. Jam tangan ikut melingkar di pergelangan sebelah kiri. Dan yang bisa Garnet sadari adalah, wangi parfum pria menyengat yang dia cium tempo hari, secara samar-samar.

Garnet tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya memandangi Kiara yang menghampiri orang tersebut. Garnet masih terlalu kaget. Ibunya tidak bohong soal sang ayah. Garnet seakan melihat dirinya sendiri, dalam versi laki-laki dewasa.

" Garnet, " tegur Kiara.

Garnet tersadar. Kiara memberi kode dengan tatapannya, meminta agar Garnet berdiri dan menyalam orang yang sudah terlebih dahulu tersenyum padanya. Senyuman yang setiap hari Garnet lihat saat berkaca di depan cermin.

Garnet menyalam dengan kaku. Rasanya aneh. Jadi ini Andre? Yang sepertinya sangat dipuja oleh seorang wanita pekerja keras nan tangguh seperti Kiara. Garnet masih belum bisa menemukan apa yang bisa dia kagumi dari pria di hadapannya.

GARNETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang