07.08
Sabtu***
Garnet mengusap tangannya dengan handuk kecil. Telah selesai menyuci semua peralatan makan yang digunakan untuk sarapan. Saat melepaskan celemek, terdengar bunyi bel pintu yang menandakan kedatangan seseorang. Garnet menolehkan kepalanya.
Dion sudah datang. Seperti biasanya, dia selalu membawa tas hitam favoritnya kemana-mana. Hari ini, tampilannya lebih santai. Kaus bergaris hitam putih dengan celana training cokelat susu.
Bertatapan langsung dengan bos mudanya membuat dia langsung tersenyum ramah. Perasaan berdebar-debar langsung kembali. Walaupun, tidak seperti kemarin, tetap saja perasaan itu membuat Garnet kehilangan fokus untuk bebetapa detik.
" Pagi nona, " sapa Dion.
" Pagi, " balas Garnet, sedikit kaku.
" Jadi, saya perlu pakai celemek atau tidak hari ini? "
Garnet menggeleng. Baru saja Garnet keluar dari belakang meja, Kiara datang menggandeng Andre. Membuat Dion yang baru saja meletakkan tasnya, terkejut. Sementara Garnet, tidak tahu harus menampilkan raut muka seperti apa, mengingat kata-kata bernada tegas dari ibunya kemarin.
" Dion, kita kedatangan orang baru. Kenalin, ini Andre, papanya Garnet. Andre ini Dion, asisten baru toko kita, " ucap Kiara dengan nada ceria.
Dion tersenyum lagi, mengulurkan tangannya dengan ramah, yang langsung disambut baik oleh Andre.
" Salam kenal tuan Jullian, saya Dion. "
" Andre. "
Setelah jabat tangan selesai, Dion kembali menatap Garnet. Tampak tidak mempermasalahkan kehadiran Andre, walaupun dia baru melihat pria tersebut pertama kali.
" Nona, saya izin duluan ke belakang toko. "
" Bareng saya aja Dion. "
Garnet berjalan cepat, meninggalkan ruangan terlebih dahulu. Membuat Dion terpaksa mengambil langkah lebar agar bisa menyusul majikan mudanya.
***
08.06
***
" Maaf kalau kurang sopan nona, tapi tuan Jullian memang gak pernah keliatan selama ini ya? "
Dion melontarkan pertanyaan untuk mengusir rasa lelah. Sudah lebih dari setengah jam, dia dan majikan mudanya mondar mandir di dalam gudang yang tidak besar, namun jelas berantakan dan perlu dibersihkan dimana-mana. Baju yang awalnya cerah berubah menjadi penuh dengan noda debu.
" Dia banyak kerjaan, jadi gak pernah di rumah. "
Dion menggangguk. Tak lama, muncul senyuman di wajahnya. Garnet mengerutkan kening bingung. Berusaha memikirkan dimana letak hal lucu yang membuat asistennya sampai menunjukkan bulan sabit di wajah. Semakin dipikirkan, semakin tidak ada yang dia dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARNET
Fiksi RemajaBuku Pertama || Seri Batu Bulan ❤️🖤❤️ MULAI : 03/12/2023 SELESAI : ❤️🖤❤️ Garnet Jullian, gadis 16 tahun yang selalu menikmati kehidupannya sebagai seorang murid dan calon pewaris toko roti sederhana milik keluarga, untuk pertama kalinya merasakan...